Yang tersisa dari hiruk pikuk audisi cheersleaders sekolahku adalah aku yang mendadak jadi biang gossip di setiap sudut sekolah.Sekolah seakan terpecah menjadi dua kubu.Kubu kelas X angkatanku beserta anak anak cowo angkatanku dan dua senior di atasku mendadak caper padaku.Ya sebelumnya juga sih karena mereka tau aku sebagai Nadine Syahreza,tapi masih santai kalo bertemu aku atau berpapasan denganku.Setelah kasus audisi battle aku dan Monic sebagai ketua cheers baru angkatan kelas XI,cowok cowok jadi berani menggodaku atau suit suit norak.Aku sih santai menanggapi karena masih sebatas menggodaku.
“Nad Nad…..jalan yuk,gue traktir deh”
Atau
“Elo ternyata ga Cuma cantik ya tapi juga pinter…”komen cowo lain.
Aku hanya tersenyum menanggapinya.Bagian ini dua temanku juga menikmati moment mereka mendadak ikutan terkenal sebagai dua sahabat dekatku.Tapi bagian kakak senior cewek yang mendadak bersikap sinis secara terang terangnya membuat Opie sering mengamuk protes,apalagi saat di toilet wanita khusus kelas X terpampang bacaan besar dengan tulisan “NADINE SYAHREZA CABE CABEAN BOY SMITH”membuat Opie mengomel.
“Nad ngadu sih sama bokap elo!!,Ini udah pencemaran nama baik”omel Opie.
Aku dan Pipit malah santai menyisir rambut kami.
“Udah mah tuh laki ga ada akhlak santai aja ga belain elo,elo ga kesel apa?”protes Opie lagi.
Aku dan Pipit tertawa lagi.
“MARKONAH!!!”bentak Opie gemas.
Aku jadi menghentikan gerakanku menyisir rambutku begitu juga Pipit.
“Pie!!,kalo elo rasain jadi Nadine yang tiap hari namanya muncul di majalah online dan jadi bahan rumpian,soalan kaya gini sih sepele kali.Mental Nadine udah terbiasa”jawab Pipit.
Opie menatapku.
“Tapi ini pembunuhan karakter Nadine Pit”protes Opie lagi.
Aku dan Pipit tertawa lagi.
“Pie!!,suka ga suka ini udah resiko gue jadi anak ayah gue.Gue ga bisa maksa orang buat melihat diri gue dari sisi humanis.Netizen kan maha benar dan maha tau,santai gue mah sepanjang gue ga merasa seperti yang mereka tuduhin.Buat gue yang penting pendapat orang orang yang mengenal gue secara personal.Kalo elo yang tau gue dan kenal dekat sama gue yang ngomong baru gue sibuk koreksi diri.Kalo yang ngomong orang orang yang ga mengenal gue dengan baik,buat apa di pusingin!!,buang waktu dan tenaga aja buat marah marah”jelasku serius.
Opie terdiam.
“Maksud elo mental elo kaya artis artis yang ga perduli netizen ngomong apa aja,dari yang muji sampe menghina dina?”tanya Opie.
“Seratus!!”cetus Pipit santai.
Aku tertawa.
“Tapi elo kan bukan artis”sanggah Opie.
“Nad Nad ga perlu jadi artis buat di buru wartawan Pie,nama Syahreza yang jadi konglomerat cukup buat Nadine ada di lingkungan selebritas negeri +62”jawab Pipit.
“Ini kode kalo Sumargo mengakui kekuatan nama trah Syahreza bukan sih?”godaku pada Pipit.
“Serah!!”cetus Pipit sambil memutar mata.
Kali ini Opie menemani aku tertawa.
‘Gue tapi ga jaim kaya artis artis Pie,walaupun gue meniru mental artis artis itu.Gue berusaha jadi diri gue apa adanya.Gue ga perlu menyenangkan bayangan banyak orang tentang sosok seorang putri bungsu konglomerat Pie.Gue yang kaya elo kenal selama ini.Mulut gue ya cablak bukan kaya yang orang pikir,kalo gue tipe kaya putri kraton yang ngomong diatur,ketawa di atur.Kalo gue mau ngakak ya gue ngakak.Ga ada yang gue tutupin.Gue justru lebih senang orang kenal gue ya kaya remaja kebanyakan yang sesekali galau ,baper,ngakak,atau ngamuk depan orang banyak.Keluarga gue juga ga nuntut dan ngatur gimana gue bersikap di depan pubik.Ayah santai tuh lihat gue ngomong blak blakan saat di wawacara watawan soal apa aja menurut pandangan gue.Mereka percaya gue bisa bawa diri dan nama baik keluarga”jelasku lagi.
Opie terdiam.
“Jadi intinya gue ga usah perduli,walaupun netizen gosipin elo macem macem?”tanya Opie.
Aku mengangguk.
“Elo cape ga ngomel ngomel?”tanyaku.
“Cape sih….mana elo ma Pipit kaya malah kompak bersikap cuek”jawab Opie.
Aku dan Pipit kontan terbahak.
“Berarti elo mesti semakin deketin diri elo sama Nad Nad,biar elo tau kalo elo punya teman berkwalitas. walaupun kadang Nad Nad bersikap nyebelin, sah sah aja di mata banyak orang.Anak sultan,bebas kali”cetus Pipit sambil menyenggolkan bahunya pada Opie.
Opie tergelak.
Aku memang jujur kok bilang itu sama Opie.Buat apa aku ambil pusing soal apa yang orang lain bilang.Hampir tiga per empatnya toh ga mengenalku secara pribadi.Mereka Cuma menilai apa yang di tampilkan dari sebuah foto atau narasi infotainment.Kalo aku ambil pusing,bisa TBC.Seorang Nadine Syahreza ketangkap kamera ngupil aja jadi perbincangan lama banget di akun lambe lambe an.Kak Ocha kak iparku yang ketangkap kamera lagi marahin Acha aja bisa di komentari galak sama Acha.Padahal kak Ocha ngomel sama Acha yang gam au di gendong sementara Kak Ocha kasihan pada anaknya karena seharian keliling mall.
Jadi apa yang di tangkap kamera itu ga selalu benar,malah ampir ga pernah benar.Mau balas ngomel juga??,bukan dapat simpatik bisa malah dapat bullyan.Jadi pilihan bijaknya mending diam toh di jadi bahan gibah ga buat berdarah darah juga.
Kita kan memang ga bisa memaksa orang untuk sependapat sama kita.Itu kenapa tuhan kasih akal dan pikiran sama manusia,gunanya untuk memilah dan mencerna apa yang baik dan tidak.Kalo semua pikiran orang sama,malah ga akan seru kan??.Ga akan ada pemandangan lempar lemparan sepatu di rapat anggota dewan atau adu bacot.Semua karena pemikiran setiap manusia itu berbeda.Pro dan kontra itu biasa.Tinggal kita cerdas menyikapi jadi bisa menentukan sikap pada suatu permasalahan.Aku jadi ngaco gini.
Kembali ke soal audisi Cherrs dan mundurnya Monic sebagai ketua Cherrs.Pada akhirnya seminggu kemudian,saat tiba waktunya pengumuman peserta audisi yang lolos dan tidak.Aku justru di panggil ke ruang sekertariat OSIS oleh pengurus OSIS.Dua temanku tentu saja ikut mengantarku,walaupun mereka tertahan di depan pintu sekertariat yang di tutup.
Aku yang harus menghadapi rapat istimewa OSIS tanpa tau kalo itu bertujuan untuk mengangkatku jadi ketua cheers.
“Maaf kak,saya menolak!”seruku menjeda ucapan ketua OSIS yang tampangnya kiyut.
“Kenapa Nad?”tanyanya.
“Saya ga minat”jawabku santai.
“Kalo ga minat kenapa ikut audisi dan bikin posisi ketua cheers kosong?,sementara LDKS sebentar lagi”kata sekertaris OSIS yang tampangnya mau banget aku tabok.
Juteknya ampun tuh muka.Padahal mukanya glowing dan dandanannya modis,tapi kalo ekspresinya kaya mimi hitam kan bikin malas juga lihat mukanya.Aku jadi berpikir dia kubu Monic jadi jutekin aku.Abis dandanannya persis Monic.Aku sampai harus membuang pandanganku ke arah samping dan terbahak waktu aku lihat wajah Opie menempel di kaca jendela persis ikan sapu sapu.Opie sedang mode kepo maksimal sampai tidak tahan untuk tidak mengintip.
“NADINE!!,yang sopan jadi junior!!”bentak sekertaris OSIS jutek.
Aku langsung menunduk dan masih cekikikan.
“Udah Jen…sabar”kata ketua OSIS.
Aku langsung diam menyembunyikan tawaku.Bukan aku takut,aku Cuma mau ini cepat selesai.
“Nad….kamu itu ga punya pilihan dan ga bisa nolak.Sesuai kesepakatan kamu sama Monic,kalo battle itu kamu menangkan,otomatis kamu yang harus jadi ketua cheers.Dan saya ga mau di bantah.Silahkan kamu berpikir soal program kerja kamu untuk ekskul Cherrs dan saya tunggu di sekrtariat OSIS tiga hari dari sekarang.Dan rapat selesai!!,kita rapat lagi untuk acara LDKS saat Nadine selesai menyerahkan program kerjanya sebagai ketua cheers yang baru”tutup ketua OSIS.
Aku terngaga dan tak punya piihan saat satu persatu dari pengurus OSIS meninggalkan bangkunya.Aku Cuma bisa menghela nafas lelah.Tugas sekolah lagi banyak gini,masih mesti buat program kerja.
“Nad,ini data yang kemarin ikut audisi,sekarang lolos dan ga nya mereka ada di tangan elo”kata Dera yang tadi aku kenal sebagai wakil ketua cheers dengan tampang judes tengik.
Aku makin lesu begitu keluar ruang sekertariat OSIS.
“Ada apaan?”kejar Opie menjajari langkahku.
Pipit yang kelihatan santai.
“Masa gue jadi ketua Cheers sih??,Malaysia banget”jawabku.
Pipit tertawa sedangkan Opie bersorak.
“Girang amat sih lo Til!!”cetus Pipit.
“Iyalah!!,dengan begitu Nadine punya kesempatan merubah stigma ekskul cheers yang isinya harus cewe cewe keceh.Yakin gue,kalo Nad Nad yang jadi ketuanya,anggota cheers nantinya ga akan melulu cewe keceh”jawab Opie.
“Trus elo jadi ngarep bisa jadi anggota cheers?,inget body bola bekel lo!!”bentak Pipit sambil mendorong bahu Opie.
Opie tertawa,aku malah mikir apa yang Opie bilang.
“Nad diam aja??,kesambet loh??”ejek Pipit.
Aku diam lalu beranjak duduk di bangku beton pinggir lapangan.
“Opie benar Pit.Selama ini kaya syarat ga tertulis banget kalo yang bisa dan punya kesempatan jadi anggota cheers Cuma cewe cewe keceh yang kebelet tenar apa mau pansos.Gimana kalo ternyata banyak cewe cewe ga keceh yang sebenarnya mau ikutan ekskuls cheers jadi ga pede,padahal suka ngedance,atau sebenarnya punya bakat ngedance tapi kesandung masalah komuk cekak aja jadi ga pede ikutan”jawabku.
“Kan??kan???apa gue bilang.Nad Nad pinter!!”kata Opie girang.
“Tapi squads cheers itu maksimal 10 sampe 15 orang,kalo banyak sisanya ngapain?”tanya Pipit mengabaikan Opie yang girang.
Aku diam.Ngapain ya kalo anggota cheers lebih dari quota??.
“Tar gue pikirin deh!!,balik yuk!!.ajakku.
Mreka berdua menurut mengekorku ke pintu keluar sekolah.
“Lah tuan muda sakit jiwa mau ngapain Nad?”bisik Opie saat menemukan Boy duduk di motor matic Opie.
Aku melirik Pipit yang mengangkat bahunya.
“Ngajak berantem kali!!”bisik Pipit.
Kalo aku santai menghadapi Boy,Opie kelihatan menggeram dan mengepalkan tangannya sambil mendekat ke arah Boy.
“Ngapain lo duduk di motor gue?,minggir!!”hardik Opie galak.
Boy tersenyum mengejek.
“Oh ,ini motor elo?,pantes badan gue gatel duduk di sini.Elo mandi ga sih??”ejek Boy sambil bangkit.
Opie terlihat mengamuk berniat mencakar Boy.Aku dan Pipit tertawa sambil mencekal tangan Opie dan menariknya mundur.
“Kalo elo mau rasain cakaran teman gue,sini dekatan!!”seru Pipit.
Boy tertawa.
“Hai Nad!!”malah menyapaku manis banget.
Tumben!!.
Kami bertiga jadi saling menatap.
“Wah sembuh Nad!!”ejek Opie sudah tenang dan berdiri berjajar dengan aku dan Pipit.
Aku dan Pipit tertawa.
“Gue ga sakit”sanggah Boy santai.
“Lah siapa yang bilang elo sakit,mental elo doang yang terbelakang”sanggah Opie.
Kami lalu terbahak bertiga dan Boy hanya tersenyum sambil menggeleng.
“Lagi elo ngapain sih di sini?,minggir!!”usirku bersuara.
Boy berdecak pelan.
“Nunggu elo bilang makasih lah ama gue!!”jawabnya.
Aku mengerutkan dahiku.
“Teman gue bukan kaum duafa,ngapain bilang makasih sama elo,ya kali dapat sumbangan!!,duit bokapnya ga berseri”cetus Opie lagi.
Aku sudah menepuk jidatku dan Pipit tertawa pelan.
“Heran gue,kemarin dia yang semangat cari tau nih sultan kecil,napa jadi dendaman gini”bisik Pipit.
“Au ah”balasku berbisik juga.
Opie sudah focus tolak pinggang pada Boy dan mengabaikan aku dan Pipit.
“Makasih buat apa?”tanya Opie galak dan aku mengangguk.
Boy berdecak dengan gaya menyebalkan.
“Dia jadi ketua cheers gara gar ague.Keren kan??junior kelas 10 tanpa LDKS di angkat jadi ketua ekskul favorit”jawab Boy.
Kalo aku terbelak,Opie malah ngakak.
“Bukan prestasi itu sih.Nadine ga butuh jadi ketua cheers buat femes”ejak Opie.
Boy tersenyum lalu perlahan mendekat ke arahku.Aku sampai menggigit bibirku karena di tatap intens oleh tuan muda tengil ini.
“Kalo gitu pakai jabatan itu buat jadi sarana elo mengedukasi tarian daerah ya!!bawa misi budaya kita,terserah gimana caranya,gue yakin elo pinter buat bikin program kerja ketua cheers.Reformasi total Nad ekskul Cheers.Gue dukung elo karena gue sendiri muak kok sama kinerja ekskul cheers dari pertama gue ikut basket”kata Boy padaku.
Aku mengangguk pelan dan Opie terperangah.
“Gue balik dulu!!”pamitnya berlalu
Kami terdiam melihat kelakuan ajaib tuan muda Smith.
“Kesambet…..”desis Pipit bersuara.
Aku?,tentu saja aku tersenyum.Hm……makin penasaran dengan isi kepala nih tuan muda.
“Balik yuk!!,dengar kan kalo gue punya PR buat bikin program kerja!!”ajakku pada dua dayang dayangku yang mendadak b**o.
Sampai rumah,setelah istirahat dan makan malam,aku sudah berkutat depan laptopku di ruang tengah rumah.Ayah dan bunda santai menonton TV,bang Brie juga santai main game sambil tiduran berbantal paha bunda.
“Baterai Nad Nad abis bun?”ledek bang Brie.
Bunda tertawa pelan.
“Low bat kayanya”malah ayah yang jawab.
Aku berdecak pelan.
“Penonton harap tenang!!,lagi urus tugas Negara tau ga sih??”cetusku.
Mereka bertiga tertawa,khusus bang Brie sampai bangkit dan menciumi pipiku.
“Bang ih!!”keluhku kesal.
“Urus negara?,urus diri sendiri aja masih minta bunda”ejek bang Brie.
Aku mendengus kesal.
“Kamu buat apa sih?”tanya ayah.
“Aku jadi ketua cheers sekolah yah,jabatan panas.Pendukung utamaku,minta aku mereformasi total isi ekskul cheers yang tadinya focus sama modern dance.Dia minta aku masukin tari daerah sebagai misi budaya”jelasku.
Ayah saling menatap dengan bunda sedangkan bang Brie tertawa.
“Elo niat jadi mendikbud?”ejek bang Brie.
“Brian….”bunda menegur.
Bang Brie cengar cengir.
“Kamu mau buat apa?”tanya ayah.
Aku menghela nafas.
“Tergantung sponsor”jawabku.
“UUK”cetus bang Brie.
Bunda menatapnya.
“Ujung ujungnya kartu bun”jawab bang Brie sambil cengar cengir.
Aku tertawa.Ayah dan bundaku menggeleng.
“Ayah sponsorin kalo kamu berhasil presentasi apa yang kamu pikirin”jawab ayah santai.
Sultan murni mah sekali ngomong berarti titah.
“Gini yah….kan di ekskul cheers memang sudah ada pelatih dance yang badannya bertulang lunak….”
“maksud?”jeda bang Brie.
“Ya elah….tulang lunak ga tau,payah!!,banci bang.kan badanya melehoy kalo dance”jawabku.
Bang Brie terbahak.
“Lanjut!!’titah bunda sultan.
“Ya aku mau tambahin pelatih tari daerah,kalo ayah kesayangan aku bersedia cover gaji tuh pelatih tari,aku mau mix antara dance modern dan daerah,supaya rekan rekanku di cheers makin tertarik belajar tari daerah.Kalo pure tari daerah,ga bisa juga yah….gimana pun cheers leader itu basicnya ya modern dance’jelasku.
Ayah diam sebentar lalu tersenyum.
“Pinta satu pelatih tari di sanggar kakakmu!!,biar ayah yang cover gajinya!!”jawab ayah.
Aku langsung bangkit dan berhambur memeluk ayahku.
“Sayangnya aku…sayangnya aku…sayangnya aku….”kataku menciumi wajah ayahku.
Bunda dan bang Brie hanya menggeleng melihat kelakuanku.
“Ayo beresin!!,tidur kamu!,udah malam,besok jam 5 mesti bangun buat siap siap berangkat sekolah”titah bunda sultan.
“SIAP!!”jeritku senang.
Sudah tak ada yang aku khawatirkan bukan??.Punya orang tua sekeren ayah tuh langka banget kan??.Aku jadi tak sabar menunggu besok datang untuk mengumumkan siapa saja yang lolos Audisi.
Aku sempatkan memposting di akun IG, foto kegiatanku mengetik program kerja ekskul cherrs dengan pemandangan berlatar belakang ayah bundaku yang nonton TV dan bang Brie yang asyik main game online.Ngapaian aja enak kalo di temenin kesayangan,tulisku sebagai caption.Memang enak kan kalo kita melakukan apa pun lalu dapat dukungan orang orang tersayang??.
Baru aku mau taru handphoneku di meja samping tempat tidur,handphoneku masuk notifikasi beruntun.Notifikasi akun IG.Sudah biasa sebenarnya,yang tidak biasa adalah nama akun BSM yang komen emot hati dan dia follow aku.Aku sampai bangun terduduk.BSM.....
"Astaga!!!"cetusku.
BSM itu jangan jangan...........Boy Sebastian Smith.Rasa penasaran membuatku mengirim juga massager pada akun BSM.
Katanya ga minat?
itu sih stalker
Tulisku pada pesan DM IG .
yah....ketahuan....
Balasnya.HAH???jadi beneran??Si tuan muda tengil???boleh joget ga sih????.Aku langsung loncat loncat ga jelas di kasurku.Ga tau ya happy aja.Benar kan pada akhirnya....ga ada yang bisa melawan pesona Nadine Syahreza.
"NAD!!!MOLOR!!!BERISIK!!!"jeritan bang Brie dari luar kamar membuatku buru buru masuk selimut
Bisa gawat kalo abangku yang doyan ledek masuk kamar trus lihat hendphoneku.Bobo cantik ah.....kan lagi ngepink ngepink.
####
Cie Nad Nad......ahaide....
see you next part ya!!.Yang nunggu Lila sama Sagara sabar ya...aku mesti ketik dulu.Kemarin aku kecapean.Kalo keburu aku post kalo ga,besok ya!!!
kiss and love