1. Gagal Lagi!

1115 Kata
"Menikahlah denganku, akan ku berikan segalanya padamu! Dalam waktu tiga bulan, sang primadona cantik dengan pesona yang memikat, diberi tugas oleh sang Ayah untuk mencari suami, pesona yang selalu dijunjungnya tak mampu membuatnya mendapatkan suami yang dia inginkan. Freya Olive Hudson, nama gadis cantik yang berusia matang yakni 26 tahun, yang di anggap primadona oleh semua pria, mampu menyihir dengan kecantikannya, namun sayang seribu sayang dunia yang di anggapnya bisa ia sihir dengan kecantikannya ternyata tidak sesuai ekspetasinya. "DADDY KASIH KASIH WAKTU 3 BULAN UNTUK MENCARI SUAMI! JANGAN MEMINTA APA PUN JIKA KAMU BELUM MENIKAH!" bentakan sang Ayah selalu terngiang di kepalanya. Tak mampu ia usir dengan cara tak perduli. Dua bulan yang lalu ia melakukan sayembara mencari jodoh, dan ia memilih satu pria yang datang kepadanya dengan penampilan acak-acakkan, pria itu bernama Benjamin Harvey. Pria miskin dibalut dengan wajah tampan nan rupawan, Freya tak menyangka dan belum percaya ternyata pria itu cukup tampan. Freya pasrah dengan titah sang Ayah, mungkin Jefrizal yang merupakan sang Ayah bosan melihat Freya bergonta-ganti kekasih. Jadi, Jefrizal memintanya untuk cepat mencari suami. Freya memberikan tubuhnya yang berharga kepada pria bernama Ben yang sudah menjadi suaminya. Karena bayaran yang di inginkan Ben adalah tubuh Freya. Ben menolak bayaran dengan uang. Ben lebih suka hal yang lebih menantang. Awalnya Freya menolak, baginya memberikan keperawanannya kepada Ben itu sia-sia, karena Ben bukan pria yang ia cintai. Namun, mau tidak mau, dan ingin tidak ingin, ia harus mau dan ingin. “Ahhh … ouhhh, ahhh, terus terus, tolong terus,” desah gadis yang saat ini duduk diatas tubuh pria tampan yang bernama Ben. “Aku tidak tahan lagi, tolong aku. Lakukan secepatnya, bod*h!” “Sayang, aku sudah tidak tahan lagi, aku akan capai puncaknya,” bisik pria itu dengan suara napas yang memburu. “Aku sudah tidak kuat,” lirih Freya yang mengerang kesakitan. Wajar saja ini pertama kali untuknya. Dulu, sebelum menikah, Freya selalu mengusir sepi di dalam hatinya dengan cara, maturbasi. Tapi untuk benar-benar bercinta seperti ini, Freya tidak pernah lakukan sebelumnya. Ya ini pertama kali untuknya. “Tenang saya, Sayang. Sakitnya hanya sebentar kok,” ucap Ben dengan. "Setelah sakit, kamu pasti akan merasakan kenikmatan yang luar biasa." Apa yang dikatakan Ben menang benar, kenikmatan itu mulai menjalar di seluruh tubuhnya. Ini lah yang Ben inginkan. Bukan uang dan kekayaan, yang ia butuhkan hal yang lebih menantang. Benjamin Harvey adalah pria yang baru dua hari kemarin menikahi Freya. Pria yang sering di panggil Ben itu langsung setuju ketika Freya melamarnya. Freya diberikan waktu 3 bulan oleh sang Ayah agar mencari suami, jika dalam waktu 3 bulan ia menemukan suami, Freya akan mendapatkan harta warisan. Dan, sebaliknya, jika ia tidak mendapatkan suami dalam waktu yang di tentukan, kesepakatan gagal. Ben satu-satunya pria yang ia pikirkan, walau Ben bukan pria yang berasal dari keluarga kaya, namun bukan itu yang penting, yang penting ia sudah menikah. *** Sebelum bertemu Ben. Beberapa hari sebelum bertemu Ben, terlihat seorang gadis dengan setelan jas duduk di lobi hotel dengan wajah santai mengenakan kacamata rayband dengan aksesoris mengkilat di tangannya, menandakan bahwa dia adalah orang kaya. Satu berlian dijarinya harganya mencapai jutaan dollars. "Ada baiknya kita pergi saja dari sini, Fre,” ujar Ona—sahabatnya. "Ada apa denganmu? Kamu yang melaporkan tentang Ferdinan padaku dan sekarang kamu malah mau pergi." Freya menggeleng. "Aku tidak mau kamu membuat masalah di sini, di sini tempat umum, bagaimana kalau semua orang mengabadikan momen perkelahianmu? Dan … malah mengunggahnya di sosial media dan kamu malah menjadi viral? Lalu … muncullah berita tentang pertikaianmu. Seorang anak konglomerat bertengkar ditempat umum dengan calon suami juga selingkuhan calon suaminya. Kamu mau ada berita seperti itu?” tanya Ona sahabat sekaligus asisten pribadi Freya. “Lagian kamu dan Ferdinan tidak benar-benar menjalin hubungan. Dia hanya kandidat yang kamu pilih untuk menikahimu.” "Ya. Aku tahu. Aku memilihnya menjadi kandidat untuk menikah denganku, tapi kamu juga tidak boleh lupa, semua orang sudah tahu siapa Ferdinan, dia adalah calon suamiku, dan jika dia melakukan ini, artinya semua akan tertuju padaku. Kamu tidak lupa, ‘kan?” Freya memandang Ona yang kini duduk disampingnya. Ferdinan adalah kandidat ke 6 yang ia pilih, tapi sayangnya berakhir sama dengan kandidat yang lainnya. Tidak ada yang bisa menjaga kesetiaannya. "Ferdinan harusnya tahu posisinya, dia itu hanya sebatas lalat yang bisa ku tepuk hingga mati, dia akan kehilangan semuanya, aku akan memecatnya dari kantor,” sambung Freya. “Enak saja berselingkuh dengan sekretarisnya.” "Itulah lelaki yang tidak tahu diri, lelaki yang hanya tahu menjilat namun tidak tahu untuk berterima kasih, itulah pria yang kamu sebutkan namanya tadi." Ona melanjutkan. "Kamu katakan saja apa yang bisa aku lakukan untukmu … kalau dengan menjambak rambut wanita itu akan kulakukan asalkan kamu bisa melampiaskan kemarahanmu." "Untuk apa merepotkan diri?” geleng Freya dengan tawanya. “Aku tidak perlu mengotori tanganku, aku harus membuatnya sedikit malu. Cukup, ‘kan?” "Apa yang akan kamu lakukan? Jangan bilang kamu akan melakukan sesuatu di luar nalar." Ona dengan tatapannya terus mencari jawaban. "Tentu saja aku akan melakukan sesuatu dari sekedar nalarmu." Freya tertawa terbahak-bahak. "Fre, jangan mempermalukan dirimu hanya karena pria seperti Ferdinan. Dia memang tidak pantas mendapatkan julukan sebagai calon suami. Dan … kamu harus ingat, jika ini gagal … ini akan menjadi berita yang ke 6, seorang Freya Olive Hudson kembali membuat heboh jagad maya, karena putus dengan kekasih hatinya,” ujar Ona menatap Freya. “Dan … seorang primadona yang memiliki pesona memikat, tidak pernah berhasil dengan kekasih hatinya, apakah yang terjadi? Apakah Freya memiliki rahasia tersembunyi? Sehingga semua pria tidak ada yang tahan kepadanya.” Alih-alih khawatir, Freya malah tertawa terbahak-bahak mendengar apa yang sahabatnya itu katakan. Ia memang seterkenal itu, kekayaan keluarganya bukan kaleng-kaleng, jadi sudah wajar jika semua media tertuju kepadanya. “Fre, jangan tertawa. Kamu hanya punya waktu dua minggu untuk menikah. Kamu harus selalu ingat perkataan ayahmu.” Ona membuat Freya ingat permintaan sang Ayah, ia diberi waktu tiga bulan untuk mendapatkan suami, agar ia bisa mendapatkan hak waris dari sang Ayah. Jika ia gagal, hak waris itu bisa saja jatuh pada orang lain yang tidak sedarah dengannya. Hampir tiga bulan, sudah 6 pria yang tidak sesuai keinginannya. Dan, itu miris sekali. Seorang Freya yang harusnya mudah mendapatkan suami, malah sebaliknya. “Apa kamu bisa menahan diri dengan terus maturbasi?” bisik Ona. “Apa sih, kamu jangan bahas itu,” geleng Freya. “Andai kamu bermain dengan pria, kamu mungkin sudah hamil,” kekeh Ona. “Sudah, Ona. Kamu jangan bahas itu lagi.” Tak lama kemudian, terlihat seorang pria yang keluar dari lift bersama seorang wanita, mereka bergandengan mesra, seolah mereka adalah pasangan serasi sementara di kejauhan, seseorang akan muntah karena melihat kemesraan mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN