Bab 36

1001 Kata
Ini belum diangkat," Adam berpura-pura menelepon dengan ponsel yang berada di samping telingannya. Padahal Adam sedang tidak menelepon siapa pun. Dellia dengan sabar menunggu suaminya. Tapi, tiba-tiba tubuhnya terasa panas hingga Dellia ingin melepas bajunya sendiri. Ia menatap Adam dengan pandangan yang seperti mengabur. "Mash," Adam melirik ke arah Dellia dengan senyuman tipisnya. "Iya, kenapa?" tanyanya pura-pura polos. Adam sadar jika efek obat perangsang yang ia larutkan ke dalam botol minum itu sudah mengeluarkan efeknya. Tanpa basa-basi lagi, Adam langsung turun dari mobil. Memutari luaran mobil menuju pintu mobil yang berada tepat di samping Dellia. Setelahnya Adam langsung membuka pintu itu dan langsung mengendong gadis ini menuju Club. "Ahh, kita mau ke-manah?" tanya Dellia dengan suara yang seperti menahan sesuatu. Adam tetap diam, dan terus melangkah menuju kamar yang sudah ia pesan. Pintu kamar itu terbuka, dan tampaklah kamar yang memiliki fasilitas lengkap. "Mas," panggil Dellia pelan saat ia terus berusaha menahan dirinya dari sesuatu yang seperti mendesak. Ia merasakan tubuhnya seperti menafsu untuk berhubungan badan, dan tubuhnya semakin gelisah saat berdekatan langsung dengan tubuh Adam. Adam merebahkan tubuh mungil itu di atas kasur yang empuk itu. Dellia mengenggam lengan Adam dengan erat, ia takut di tinggalkan sendirian. Suara pintu terbuka membuat Dellia semakin takut saja. Rupanya ada pria berumur setenggah abad yang masuk ke dalam kamar ini. "Wow, cantik juga ni cewek. Nih cewek pasti masih perawan kan? Wah beruntung juga ni gue bisa nikmatin dengan harga yang murah," pria tua itu berbicara dengan nada seolah-olah dia masih muda. Dellia yang mendengar ucapan pria itu langsung berusaha melihat sekelilingnya dan ternyata hanya ia perempuan sendiri yang berada di kamar ini. Tanpa sadar ia mengeluarkan air matanya. Tubuhnya juga sudah sangat banyak mengeluarkan keringat. Dellia berusaha menahan nafsunya sendiri, ia  berusaha mengenggam dengan erat tangan Adam. Dellia sangat takut ditinggalkan sendiri di sini. "Mas maafin aku Mas, bawa aku pergi Mas," Adam tidak perduli ia malah menghempaskan tubuh Dellia hingga tersungkur ke atas kasur. Melihat Adam yang hendak pergi, Dellia pun bangun hendak menyusul tapi pria tua itu malah menarik bahunya. "Mas Adam tolong bawa pergi Dellia dari sini, huaaaaa," tangisan Dellia membuat siapapun yang mendengar tangisan itu pasti akan langsung simpati. Adam tidak boleh kasian. Ia sudah terbiasa tidak memperdulikan perasaan orang lain. Dengan langkah lebar ia keluar dari Club menuju mobil. Tidak lama lagi ia akan berpisah dari wanita itu. Adam emang sudah merencakan ini semua,  ia juga sudah memerintahkan pria tua itu untuk berfoto saat mereka sedang b******a. Saat foto itu sudah Adam dapatkan, ia akan menggunakan itu sebagai bukti bahwa perceraian mereka terjadi karena pihak wanita yang selingkuh. Tapi saat sudah menaiki mobil tiba-tiba perasaannya jadi gelisah, pikirannya terus terbanyang oleh tanggisan Dellia dan juga senyuman yang selalu wanita itu beri untuknya. Juga tiba-tiba ia merasa tidak rela, jika perempuan yang polos itu disentuh oleh pria lain. Adam membuka pintu mobil itu dengan kasar lalu membanting dan berlari sekuat tenaganya menuju kamar di mana ia meletakkan Dellia. Tiba di depan kamar itu, Adam langsung membuka pintu itu. Di dalam kamar, jantung Adam berdetak dua kali lebih cepat. Di sana ia melihat Dellia yang sudah tidak menggunakan kerudung lagi berada di kasur dengan pria setenggah abad yang terletak di atas Dellia dengan dahi yang berdarah dan kaca pecahan dari vas bunga berserakan di bawah tempat tidur. "Dasar gadis kecil kurang ajar," ujar pria tua itu terbata-bata. Tangan pria itu sudah siap untuk memukul Dellia, Adam langsung menghentikan niat pria itu. Adam menarik tangan pria itu agar segera keluar dari kamar. "Apaan sih lo. Nggak usah ganggu gue, dia udah gue bayar ya." "Keluar dari kamar ini!" bentakkan Adam membuat pria itu jadi ketakutan. "Uang lo bakalan gue ganti." Pria tua itu berusaha mengumpulkan keberaniannya, "Nggak enak aja, gue mau nikmatin dia," tentu saja ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa memakai cewek itu. Adam sudah sangat geram. Adam melayangkan bogeman ke arah wajah pria itu. Pria itu langsung tersungkur begitu saja dengan mudah ke lantai. Adam juga menendang perut pria itu beberapa kali. Dapat Adam lihat, pria tua itu berjalan menuju pintu dan keluar dari kamar. Adam langsung menguci kamar itu dari dalam, menjaga-jaga agar pria itu tidak masuk ke dalam kamar lagi. Adam menatap ke arah Dellia yang meringkuk di dekat ujung dinding. Adam berjalan dengan pelan, rasanya kakinya terlalu berat hanya untuk mendekat. Ya ampun, kenapa Adam bisa berpikiran untuk menjual gadis sebaik Dellia? Wanita ini bahkan bisa menahan nafsunya agar tidak di sentuh pria itu. Adam menarik rambutnya kasar. "Ayo pulang," ujar Adam dengan nada rendahnya. Ia menyentuh lengan Dellia, tapi perempuan itu hanya menatapnya dengan pandangan tajam. "Kamu menyiksaku," ujar Dellia pelan dan kembali mengeser tubuhnya agar menjauh dari jangkauan Adam. Wajah Dellia sudah memerah padam. Adam berjalan mendekat ke arah Dellia dan langsung mengendong gadis itu ke atas ranjang. Adam membuka jasnya lalu memakaikan ke tubuh Dellia karena baju wanita itu sudah robek dibagian lengannya. Ia sedikit kesusahan karena Dellia yang sejak tadi terus bergerak gelisah. Melihat wajah Dellia yang memerah, ia jadi tidak tega. Dan juga ia jadi bernafsu dengan Dellia yang berbaring tidak berdaya di bawahnya. "Cara aku salah, mau aku bantu?" Dellia membuka matanya dengan pelan, menatap Adam. Dellia diam saja karena tidak tahu Adam hendak membantunya seperti apa. Cup. Adam menempelkan bibirnya ke atas bibir Dellia. Ciuman itu terlepas, Adam sekarang malah mendaratkan kecupan bahkan isapan di sela-sela leher dan bahunya. Ciuman itu semakin menyiksa Dellia, ia bahkan mengigit bibirnya untuk menahan desahan saat Adam menghisap lehernya kuat. Dengan pengaruh obat ini membuat Dellia sangat susah untuk mengendalikan dirinya sendiri. Dengan sekuat tenaga Dellia berusaha untuk melepaskan kukungan tubuh Adam. Ia bukan tidak ingin memberikan hak suaminya, tapi apakah harus dalam keadaan dirinya seperti ini. Dellia memukul d**a Adam berulang kali dan berusaha mendorong tubuh itu tapi sayangnya tenaga Dellia sudah terkuras habis saat melewan pria tadi hingga sangat sulit melepaskan kukungan tubuh Adam. Rasa tidak mengenakan ditubuhnya sungguh menyiksa. "Le-pas ak--," ucapan Dellia langsung terputus saat bibir Adam sudah menguasai bibirnya. Adam menekan bibirnya bahkan menghisap bibir Dellia. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN