Daniel masih berkutat dengan pekerjaannya kendati para karyawan lainnya sudah lama pulang. Sebagai bos yang tengah berupaya keras kembali merangkak pada posisi atas, Daniel harus memaksakan diri untuk bekerja lebih keras daripada karyawannya. Hanya berbekal secangkir kopi yang sudah tinggal ampasnya, Daniel rela lembur demi memenuhi janjinya kepada Vania untuk segera memperbaiki kehidupan ekonomi mereka.
Alarm yang Daniel pasang di ponselnya berbunyi. Penanda bahwa kerja kerasnya hari ini harus dicukupi. Ia tidak mungkin menghabiskan waktu sepanjang malam sendirian di ruang yang masih menyala di antara ruang lain yang sudah gelap. Ia membereskan kerjaannya, meraih ponsel agar bunyi alarm itu bisa dimatikan. Senyuman Daniel mengembang ketika melihat foto keluarga kecilnya yang terpampang
