Tak Semudah Itu

1979 Kata

Setelah mengeluarkan uneg-uneg serta tangisannya, hati Vania sudah lebih lega. Hanya tersisa isakan pelan yang belum mereda meskipun si empu tangisan sudah menghentikannya, tetap saja tak semudah itu terhenti secepat itu. Desi membelai punggung putrinya berulang kali, usapan lembut itu berimbas pada ketenangan batin Vania. “Gimana perasaanmu sekarang? Sudah jauh lebih baik?” Vania mengangguk pelan tanpa melepaskan pelukan hangat itu. “Ng, sudah jauh lebih enakan. Makasih ibu ....” Desi lah yang lebih inisiatif melonggarkan pelukannya, sejenak ibu dan anak itu bersitatap hingga refleks membuat senyum Desi mengembang. “Syukurlah, lain kali kalau ada apa-apa lagi, langsung ceritakan pada ibu ya. Ibu akan rutin mengunjungimu biar kamu ada teman.” Vania menarik bibir, hendak memaksakan senyu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN