Bab 5. Tidur dengan wanita itu

1145 Kata
Happy Reading Maudy menghela napas, rasanya dia ingin sekali meneriaki Kenan dengan sebutan playboy cap kadal tepat di depan wajahnya. Apakah Kenan tidak merasa jika dia seakan mempermainkan perasaan Maudy? Tentu saja dia tidak merasa karena hal seperti itu sudah seperti lumrah–maksudnya one night stand. Maudy sendiri seharusnya juga tidak terlalu kentara menyikapi tentang Kenan yang tidur dengan Stevi. Bukankah dia juga sama saja dengan Stevi, lebih parah malah karena Maudy telah menyerahkan kesuciannya pada pria itu. Di mana seharusnya dia menyerahkan mahkotanya pada pria yang bergelar sebagai suaminya kelak. Malam itu pikiran Maudy penuh dah dia merasa jika tidak ingin menikah suatu saat nanti. Jadi, tanpa pikir dua kali Maudy menyerah atas godaan dan rayuan pilot tampan itu. "Maudy, please! Jawab aku? Jangan abaikan aku seperti ini! Sebenarnya kenapa? Apa aku bikin salah sama kamu?" tanya Kenan lagi. Pria itu sudah menahan rindunya dalam beberapa hari ini, sebelum Kenan Day off atau jatah libur datang, dia harus tahu dengan sikap Maudy yang tiba-tiba seperti ilfeel padanya itu karena apa. Maudy menghela napas, sepertinya memang dia yang keterlaluan. Kenan tidak bersalah, bukan? Mereka juga tidak ada hubungan apa-apa, lalu kenapa Maudy harus marah hanya karena tahu jika Kenan tidur dengan banyak wanita dan salah satu dari wanita-wanita itu adalah Maudy sendiri. "Nggak apa-apa, Capt. Kamu nggak salah dan aku juga nggak merasa gimana-gimana sama kamu. Hanya saja memang sebaiknya kita menjaga jarak, kita hanya rekan kerja dan tidak perlu terlalu dekat," jawab Maudy tenang. Akan tetapi, Kenan malah yang tidak tenang mendengar jawaban itu. Apakah Maudy benar-benar tidak memiliki perasaan yang sama padanya? Bukankah waktu itu Maudy pernah mengatakan jika dia juga .... Ah sepertinya Kenan hanya kege-eran saja. Nyatanya Maudy tidak sama sepertinya yang dia rasakan. "Jadi, kamu benar-benar menganggap kebersamaan kita malam itu—" "Bukankah sudah aku bilang kalau malam itu hanya sebuah kesalahan. Jadi, tolong. Lupakan saja, ya?" Setelah mengatakan itu Maudy pergi meninggalkan Kenan sendiri. Dia tidak mau merasakan perasaan aneh yang muncul di hatinya. Seperti cemburu dan sakit hati. Begini 'kan memang lebih bagus daripada dia baper dengan perasaannya yang belum berkembang karena memang pesona Kenan memang tiada tara. Perasaan Maudy baru tumbuh, tetapi langsung dia musnahkan karena memang itu nggak baik buat kedepannya. Akan tetapi, langkah Maudy tiba-tiba berhenti saat Kenan mencekal lengannya. "Aku tahu maksud perkataanmu, tetapi kamu sendiri jelas lebih tahu bagaimana perasaanku saat ini terhadapmu, jadi jangan pura-pura tidak paham, Maudy!" Maudy membalikkan tubuhnya dan menarik tangannya yang masih digenggam oleh Kenan, tetapi tidak bisa langsung terlepas karena pria itu menggenggamnya begitu erat. "Ya, aku memang nggak paham! Lagian kenapa sih kamu maksa banget? Kita tuh nggak ada hubungan apa-apa, Kenan. Jadi jangan berlagak kamu sebagai kekasihku!" Kenan melebarkan matanya mendengar ucapan Maudy. Saat itu tangannya juga ikut melepaskan lengan sang wanita. Apakah artinya dia benar-benar ditolak oleh pramugari cantik ini. Ah, Kenan dilema. Niat hati ingin jujur kepada Maudy tentang perasaannya selama beberapa hari ini, tetapi tanggapan wanita itu terlihat jauh berbeda. Apa ini karena Raya? Apa karena dia masih bersama dengan wanita itu? Yang pasti Kenan akan memutuskannya, tetapi tidak dengan cara seperti ini. Dia akan kembali ke Indonesia dulu baru bertemu dengan Raya dan membicarakan semuanya. Tidak mungkin dia langsung memutuskan Raya begitu saja, dengan tuduhan perselingkuhan. Kenan tetap akan membicarakan hal ini dulu ketika dia libur akhir bulan sebentar lagi. *** Ponsel Kenan berdering, pria itu baru saja selesai mandi dan masih menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya. Bahkan tetesan air dari rambutnya menetes membasahi lantai karena pria itu memang belum mengeringkannya. Kenan melihat nama My beloved di layar dan bisa dipastikan jika itu adalah Raya. Ah, namanya belum diganti, nanti setelah ini akan diganti dengan nama Raya saja. Karena memang wanita itu sekarang bukan cintanya. Meskipun statusnya memang masih kekasihnya. Sudah beberapa hari wanita itu tidak memberikan kabar, jadi jangan salahkan Kenan kalau dia juga tidak mengirimkan pesan. Entah kenapa lama-lama Kenan merasa jika hubungannya dengan Raya begitu hambar, tidak ada perasaan yang kuat seperti dulu. Kenan memutuskan untuk mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau di layar. "Halo?" "Halo, sayang. Aku kangen. Kamu kenapa nggak pernah kirim chat? Telepon juga nggak pernah! Ini kalau bukan aku yang menelepon pasti kamu nggak akan pernah menghubungiku. Mosok ya selama berhari-hari kamu di pesawat, kan nggak mungkin? Apa jangan-jangan kamu udah ada seseorang di sana?" Rentetan pertanyaan dari Raya membuat Kenan sedikit mendengus. Siapa yang selingkuh dan siapa yang dituduh. Ah, meskipun memang sebenarnya Kenan juga telah berselingkuh dengan Maudy. Selingkuh tubuh dan hati, tapi kan Raya yang membuatnya seperti itu. Coba kalau Raya nggak main hati, pasti Kenan juga masih suci. Suci di sini maksudnya masih perjaka. "Boleh nggak kalau aku balik bertanya? Apa jangan-jangan kamu main sama cowok lain di sana? Gini deh, kalau aku nggak bisa mengirimkan pesan, itu karena memang pekerjaanku yang tidak bisa selalu membawa ponsel, ataupun ponselku nggak bisa stand by. Tetapi kalau kamu 'kan setiap hari bisa memegang ponsel dan waktumu lebih banyak daripada aku, nyatanya kamu juga tidak mengirimkan pesan padaku. Apa jangan-jangan kamu udah punya cowok lain jadi lupa sama yang di sini?" Hening. Raya kicep, sepertinya dia tidak menyangka mendapatkan serangan bertubi-tubi dari Kenan. Pria yang selama ini tidak pernah marah dan selalu mengalah dengannya tiba-tiba mengutarakan uneg-unegnya. Ya, jika dulu Kenan memang masih memiliki rasa cinta menggebu untuk Raya, tidak ingin menuntut wanita itu, jadi Kenan pasti mengalah dan iya-iya saja kalau Raya ngambek seperti tadi. Akan tetapi, sekarang 'kan kondisinya sudah berbeda. Kenan tahu kalau Raya berselingkuh di belakangnya. Meskipun begitu, Kenan tidak akan memutuskan Raya begitu saja. Dia akan bertemu Raya secara langsung dan menanyakan kebenaran tentang kabar tersebut. Meskipun begitu, Kenan pasti tetap akan melepaskan Raya "Ih, siapa yang bilang aku selingkuh? Pasti gara-gara gambarku yang masuk hotel sama cowok? Astaga! Hahaha, Kenan sayang. Dia tuh Melvin, tahu nggak? Sepupuku itu loh, dia mau nge-prank ceweknya yang saat itu lagi ulang tahun. Ya ampun, sayang. Maaf, ya karena nggak cerita masalah itu. Kamu kan nggak mesti bisa dihubungin, jadi aku sampai lupa loh mau cerita." Dan Raya bicara panjang lebar lagi, dia mulai menceritakan saat awal mula diajak Melvin check in di hotel itu sampai akhirnya membuat kekasih Kelvin marah besar, tetapi itu hanyalah sebuah kejutan. Dan apakah Kenan percaya? Kenan memutuskan untuk pergi ke sebuah tempat seperti club malam di kota Tokyo setelah mengakhiri teleponnya bersama Raya. Dia kali ini pergi bersama Ferry dan Ilham. Sejak pembicaraannya dengan Maudy berakhir begitu menyebalkan, Kenan terus kepikiran tentang wanita itu. "Ken, sebenarnya kita mau tanya ini dari kemarin, tapi ya kita nggak enak, kan ini termasuk privasi lu," ujar Ilham tiba-tiba. Usia Ilham 2 tahun di atas Kenan. "Mau tanya apa?" "Nggak apa-apa nih kalau tanya?" Ferry ikutan bicara. "Ya, kalau masih pantas aku jawab, pasti aku jawab deh." "Oke, sebenarnya sejak di Dubai itu, beberapa pramugari ngomongin, lu. Katanya lu sama Stevi udah tidur bareng." "What!" Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN