Tiga bulan dan Andaru berhasil membuat gebrakan. Sebuah sistem penjualan yang berhasil Andaru ciptakan sehingga memudahkan customer menemukan semua produk yang dihasilkan oleh Arashi Group. Hal yang patut dibanggakan karena dengan kecanggihan sistem yang kini dipakai oleh perusahaan mampu memberikan keuntungan yang sangat besar. Hal inilah yang Dion Arashi tunggu-tunggu karena ia yakin sekali Andaru ini bukan orang sembarangan dan terbukti hanya dalam kurun waktu tiga bulan Andaru berhasil membuat strategi baru dalam sistem jaringan perusahaan. Luar biasa. Tak hanya Dion yang diuntungkan tapi juga karyawan di bagian sales dan marketing juga di bagian purchasing yang sekarang dipermudah pekerjaannya dan tidak seribet sebelumnya. Kini hubungan kerjasama dengan customer pun semakin dipermudah saja.
Pencapaian yang Andaru terima sampai juga terdengar beritanya di seluruh penjuru Arashi building. Hampir semua departemen yang berada di bawah naungan Arashi mengetahui hal ini. Ada yang bangga tapi juga ada yang tidak suka dan semakin membenci Andaru. Kasak kusuk juga rasa penasaran bagi mereka yang belum mengenal dan tak pernah tahu siapa Andaru sebenarnya.
Andaru sendiri berusaha tak peduli akan ini semua. Baginya tak perlu menyombongkan diri dan ia merasa bahwa ini adalah hasil dari apa yang Dion Arashi perintahkan. Andaru hanya menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan.
Di dalam ruangan CEO, Miranti tengah menatap tajam pada papanya. Mereka berdua sedang membicarakan mengenai keuntungan perusahaan yang sangat fantastis berkat kecanggihan sistem baru yang mereka pakai. Dari awal mereka launching hingga saat ini Arashi kebanjiran proyek dan jangan ditanyakan lagi berapa keuntungan yang mampu diraup oleh perusahaan.
"Jadi ... apa rencana Papa setelah ini?"
"Rencana apa?" Dion mengerutkan kening menatap pada putrinya.
"Jangan kira aku tak tahu apa yang sedang papa rencanakan." Miranti berdecak dan Dion terkekeh. Rupanya Miranti selalu tahu apa rencana yang sedang ia susun sekarang.
"Menurutmu?"
"Sampai kapan Papa akan mempertahankan si cupu itu?"
"Sampai kapan pun, yang pasti aku akan tetap menggenggam Andaru karena pria itu memiliki kemampuan yang sangat potensial. Kau tahu Miranti, jika orang seperti Andaru ini bekerja di perusahaan jaringan, maka satu ciptaan dia bisa dihargai milyaran rupiah jumlahnya. Sementara kita hanya perlu menggajinya saja dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya."
Miranti sebenarnya tidak suka dengan keberadaan Andaru. Hanya saja apa yang papanya katakan ini benar. Keuntungan perusahaan yang utama. Jika sampai Andaru jatuh ke tangan perusahaan lain, maka bisa gawat karena otak encer Andaru ini bisa mereka manfaatkan. Sama halnya dengan Dion. Memiliki sebuah perusahaan yang sedang berkembang, sistem IT perusahaan harus terdepan agar tidak ketinggalan zaman di mana apa-apa serba canggih dengan mengutamakan teknologi. Dan orang hebat semacam Andaru, perusahaan mana saja pasti mau membayar mahal. Sayangnya kemampuan Andaru tidak ada yang tahu bahkan Andaru sendiri tidak pernah merasa jika dirinya ini hebat. Namun, penilaian orang lain ternyata berbeda.
"Jadi ... Papa masih akan memanfaatkan Andaru?"
"Tentu saja. Kecerdasan juga kemampuan yang ada dalam otak Andaru harus kita manfaatkan dan jangan sampai dia jatuh pada perusahaan lain. Terlebih jika perusahaan itu saingan bisnis kita."
Tanpa Miranti juga Dion Arashi tahu, jika Andaru mendengar semuanya. Pria itu tadi sebenarnya ingin masuk ke dalam ruangan sang atasan karena ingin menjelaskan proyek baru yang tengah Dion berikan. Namun, siapa sangka jika Andaru justru mendengar semuanya. Perbincangan Dion dengan Miranti yang tengah membicarakannya. Sungguh hancur sudah hati Andaru saat ini. Bisa-bisanya dia hanya dimanfaatkan saja di perusahaan ini. Oh, Tuhan. Andaru tak menyangka jika ternyata Dion Arashi mempunyai niat licik dan jahat seperti ini.
Andaru tak paham juga dari mana dia bisa memiliki otak seencer ini. Memang benar dulu dia bersekolah di bidang pemograman. Namun, semua yang ia lakukan dan kerjakan selama ini adalah hasil belajar secara otodidak. Siapa sangka jika kemampuan yang Andaru punya bisa sangat luar biasa. Berkat kerja keras juga pantang menyerah dalam berusaha adalah salah satu kuncinya.
Dengan langkah lunglai Andaru meninggalkan ruangan Dion meski pria itu belum sempat bertemu dengan sang atasan. Menimbulkan tanya dalam benak sekretaris Dion yang melihat Andaru meninggalkan tempat dengan kepala menunduk dalam.
Batin Andaru tengah berkecamuk sekarang. Sungguh, dia tak menyangka jika orang-orang di sekitarnya tak ada yang tulus dan baik kepadanya.
Jika yang bersikap jahat maka akan menunjukkan dengan terang-terangan ketidaksukaan kepadanya. Ada lagi yang berpura-pura baik tetapi sengaja memanfaatkannya. Atasan yang dia hormati juga segani juga mampu menghancurkan kepercayaannya. Kini tak ada lagi manusia di bumi ini yang patut Andaru percaya. Lantas, untuk apa juga selama ini dia selalu menurut dan tak pernah membalas semua perlakuan mereka. Kenapa dirinya terlalu lemah selama ini. Ya, Andaru harus bangkit. Dia tak boleh terus diinjak-injak seperti ini. Berpikir jika ia ada kemampuan dalam dirinya yang orang lain pun menginginkannya. Lantas, kenapa dia tak memanfaatkan kemampuannya ini untuk membuat orang lain tunduk dan takluk kepadanya. Seperti yang selama ini mereka buat padanya. Andaru yang geram, marah, sekaligus kecewa kini tak lagi mau diperlakukan sesuka hati oleh orang-orang yang tahu diri itu.
Bruk
Auw
Andaru lagi-lagi jatuh tersungkur di atas lantai setelah dia menabrak seseorang karena sejak tadi berjalan sambil menunduk juga pikiran berkecamuk. Yang terlihat di depan matanya kali ini adalah sebuah sepatu yang mengkilat. Kepala Andaru mendongak ke atas masih dengan posisinya saat ini. Pria berbadan kekar itu tengah mengawasinya dengan kedua lengan bersadekap di depan dadaa. Andaru mengeratkan giginya hingga meninggalkan bunyi. Rahangnya pun sampai menegang. Pria inilah dalang dari kecelakaan motor yang beberapa saat lalu hampir saja mencelakainya. Juga semua rentetan kejadian buruk, Andaru yakin sekali jika pria inilah sumber masalahnya. Untuk apa juga pria ini sekarang menghadangnya dan Andaru juga yakin jika pria sekaligus rekan kerjanya di divisi lama, sengaja menubruknya tadi.
"Bangun!" Titah pria yang dulu selalu Andaru takuti. Tak perlu Andaru menyebutkan namanya. Namun, pria ini juga kerap bertindak semena-mena.
Dengan ragu Andaru beranjak bangun, tapi harus kembali tersungkur ketika sepatu pria itu menendang dadanya.
'Sialan!' Maki Andaru tidak terima. Dengan menahan dadanya yang sakit karena tendangan yang tak pernah disangkanya itu, tentu membuat Andaru murka. Tidak merasa ada masalah atau kesalahan pada rekannya itu, tapi kenapa Andaru harus menerima sikap kasar seperti ini. Tidak bisa dibiarkan. Jika Andaru hanya diam yang ada pria itu akan semakin sesuka hatinya saja. Andaru mengepalkan kedua tangannya hingga buku-buku jarinya memutih. Dengan sekali gerakan Andaru berdiri dan ....
Bught
Satu pukulan tepat mengenai rahang pria itu dan Andarulah pelakunya. Baru kali ini Andaru berani melawan setelah sekian lamanya hanya mampu diam.
Membuat pria itu meringis tak terima dan ganti menyerang Andaru. Hingga adu jotos di dekat lift hampir saja tak terkendali jika tidak ada Aisya dan salah seorang office boy yang kebetulan keluar dari dalam lift melihatnya. Aisya, gadis itu segera bertidak juga berteriak meminta bantuan agar perkelahian bisa dileraikan.
***
Semenjak kejadian beberapa hari lalu, kini semakin banyak saja orang yang memusuhi Andaru, tapi Andaru tak mau ambil pusing. Ia mencoba untuk menjadi Andaru yang berbeda di mana dia tak lagi mau diperalat oleh siapa pun juga. Jalan hidup Andaru telah beralih haluan setelah banyaknya hal yang membuatnya sangat kecewa juga terluka.
Berbagai macam niat orang yang ingin mencelakianya selalu berhasil Andaru tepis karena pria itu sekarang semakin mawas diri. Di divisi IT, Andaru juga berubah menjadi pribadi yang pendiam meski sebelumnya pun dia sudah pendiam. Hanya saja, Andaru yang sekarang terkesan lebih misterius dan enggan di dekati. Itu sebab Andaru tak lagi mau kecolongan juga diremehkan. Biarkan saja jika dia menjadi bahan gunjingan juga dikatai sok-sokan. Ini semua Andaru lakukan sebagai bentuk perlindungan terhadap dirinya sendiri. Tak lagi ada Andaru yang ramah seperti dulu, karena meski dia bersikap baik pun, tak juga ada timbal balik dari orang-orang di sekitarnya. Rekan kerjanya jadi enggan untuk berhubungan dengannya. Memilih menjauh jika tak ada hal yang perlu disampaikan atau dikerjakan bersama. Sebuah keuntungan bagi Andaru karena dia semakin bisa membentengi dirinya.
Dion Arashi, sebagai owner perusahaan ini, sempat mendengar juga berita mengenai kehebohan yang Andaru ciptakan beberapa hari lalu. Sudah bukan rahasia lagi jika seorang Andaru, pria cupu yang selama ini terkesan pendiam, bisa juga kesetanan sampai adu jotos segala. Seperti bukan Andaru saja.
Ah, Dion sendiri tidak peduli akan perubahan sikap yang Andaru tunjukkan. Jika saja dia tidak mendengar kabar buruk mengenai sistem perusahaan yang di hack lagi sehingga banyak sekali data-data perusahaan yang bersifat confidential juga mengenai sistem keuangan yang berhasil diambil alih seseorang. Padahal, proyek baru mengenai sistem keuangan perusahaan sudah Dion serahkan semua pada Andaru untuk diatur sedemikian rupa agar keamanannya tetap terjaga. Namun, apa yang sekarang terjadi sanggup membuatnya panik.
"Panggil Andaru dan katakan padanya untuk menghadapku sekarang juga!" Perintah yang Dion berikan pada sekretarisnya.
Sungguh, ini tidak bisa dibiarkan. Jika sampai segala hal yang menyangkut perusahaan sampai di tangan orang tak bertanggung jawab, bisa tamat riwayat Arashi group.
Di tempat lain tepatnya divisi IT, Andaru tengah menyunggingkan senyum sinisnya setelah ia berhasil mengacaukan segalanya.