Selamat membaca Ganesa mengusap air mata yang membasahi wajah sangar Valder. "Ternyata Anda masih seperti manusia juga. Saya pikir, Anda sama sekali tidak memiliki perasaan," guraunya jail ketika mendapati Valder bisa meneteskan air mata. Valder mengalihkan wajah ke arah lain untuk menyembunyikan wajahnya yang seketika memerah karena menahan malu. "Aku sebelumnya tidak pernah menceritakan tentang hal ini kepada siapa pun. Entah kenapa aku justru menceritakannya kepadamu," pungkasnya datar dengan suara serak. Ganesa terdiam sejenak sembari menatap Valder lurus. Kemudian sudut bibirnya mengembang ke atas membentuk senyuman hangat. "Kalau begitu, saya merasa tersanjung karena menjadi orang pertama. Dan satu-satunya yang mengetahui cerita masa lalu Anda. Terima kasih telah mempercayai saya