Airin yang sempat hendak menggoda Erlangga mengenai lelaki itu memiliki fans ibu-ibu, kini malah lidahnya bagai hilang digigit kucing ketika mendengar ucapan Erlangga tadi. Wajahnya mendadak terasa hangat dan aneh. Erlangga melirik Airin yang masih diam linglung. "Ai, Ai ... kenapa wajahmu merah begitu?" Memaksakan dirinya bangkit duduk, tangan Erlangga segera terulur ke pipi Airin, untuk mengetes apakah benar gadis itu demam. "M-Mas!" Secara refleks, Airin segera menepis tegas tangan Erlangga ketika menangkup pipinya baru saja. "Nggak boleh pegang-pegang lah!" Ia cemberut atas tindakan Erlangga. "Yah, maaf, Ai. Aku cuma ingin memeriksa apa kamu demam atau tidak. Wajahmu memerah tadi." Erlangga lalu mengaduh. "Duh, Ai ... aku sedang kesakitan begini malah kamu tambahi sakit." Ia berl