Sore jam setengah empat, Erlangga baru saja selesai di Sae dan sudah menaiki sepedanya untuk dia kayuh ke apartemen dia. Hari ini dia mendapat shift pagi.
Baru saja dia mengayuh beberapa puluh meter, sudah ada gerombolan pemuda seperti akan menghadang dia. Lagi-lagi di pikiran Erlangga hanyalah ada nama Bramasta saja sebagai penggerak gerombolan itu, meski orangnya tidak muncul, entah kenapa Erlangga yakin itu atas suruhan Bramasta.
Kalau diperhatikan, sepertinya ini bukan gerombolan yang malam itu. Erlangga mempunyai daya ingat tinggi, makanya dia yakin ini adalah gerombolan baru. Apakah yang kemarin dulu itu sudah kapok? Dan dikirim yang baru? Hebat sekali Bramasta bisa menyuruh banyak orang hanya untuk mengurus dia seorang.
Sepeda pun dia hentikan di depan gerombolan yang yang berj
