Di sisi lain, Sakira yang masih meringkuk enggan untuk bangun. Dia lebih memilih untuk duduk bersandar di pohon sambil merenungi segalanya. Berkali-kali ia menarik nafas untuk menenangkan diri. Sebuah kenyataan mengerikan terpampang di depannya, jadi menenangkan diri satu-satunya yang ia butuhkan saat ini.
"Bagaimana mungkin aku bisa terdampar di sini? " desah Sakira. Ia mencoba mengingat sedetail mungkin apa yang ia lakukan hingga terdampar di negeri ini.
"Aku hanya berjalan menyusuri jalan kecil setelah aku membebaskan kuda-kuda dari kereta dan mendorongnya ke jurang, " guman Sakira. "Yah, yang kulakukan hanya berjalan saja. Tapi mengapa aku tersesat di sini..."
Semakin dipikir maka dia merinding harus membayangkan tinggal di dunia Mitologi. Jelas cara hidup di sini sangat jauh berbeda dengan dunia negeri Awan. Sakira tidak yakin bisa bertahan di negeri yang dihuni kaum beast ini.
"Apa yang harus aku lakukan ~" rintih Sakira.
"Bagaimana caraku bertahan hidup di negeri yang tidak aku kenal? " tanya Sakira pada dirinya sendiri. Bahkan ia tidak yakin jika uang di negeri Awan akan berguna di negeri Mitologi.
Srek.
Srek.
Sakira tersentak ketika suara gesekan daun-daun dari belakang pohon tempatnya bersandar semakin jelas.
'Suara apa itu... '
Gadis itu semakin mengeratkan pelukan pada lutut kakinya. Rasa takut mulai menjalar tak kala membayangkan penduduk negeri Mitologi yang di huni para beast menangkap dan memakannya bulat-bulat.
Set.
Jreeeng.
Manusia setengah ular berwarna hitam kebiruan muncul di depan Sakira--membuat sang gadis membeku karena terkejut. Matanya membola hingga lupa untuk berkedip.
Sayangnya Sakira terkejut bukan karena kemunculan ular setengah manusia yang tiba-tiba, tetapi karena ketampanan sang ular yang di luar kata normal. Bahkan aktor dan model di jaman modern tidak mampu menandingi ketampanannya.
Harus Sakira akui jika manusia ular itu memiliki fitur sempurna untuk membingkai wajahnya. Mata gelap obsidian, hidung tinggi, kulit putih dan bibir merah yang tipis dan kissable. Surai gelap yang membingkai pahatan wajah sempurnanya memancarkan warna kebiruan jika tertimpa cahaya matahari, ketampanan yang indah. Sungguh luar biasa tampan.
Sang ular mengamati gadis di depannya dengan seksama. Ia merasa gadis ini tidak memiliki ciri-ciri beast betina yang biasanya memiliki kristal di keningnya.
"Hei... Kau berasal dari mana? " tanya si ular.
Melihat gadis di depannya membeku dan seolah tidak memiliki jiwa, si ular yang bernama Saka tadi lebih mendekat ke arah Sakira. Tangannya terjulur ke arah gadis di depannya.
Tuk.
Dia menyentuh kening Sakira yang mengakibatkan dia terjaga.
"Akh... " Sakira secara refleks mundur ke belakang. Tetapi dia tidak bisa bergerak karena pohon yang berada di belakang tubuhnya. Dia sangat ketakutan pada ular setengah manusia yang mendekatinya.
'Apakah karena aku manusia dia akan memakanku!?' pemikiran mengerikan muncul di benaknya Sakira. Jantungnya berdetak kencang.
"Ja-jangan mendekat. "
Meski tampan, pria ini adalah siluman ular. Dia bisa memakanku kapan pun yang ia inginkan sebagai hidangan utama.
Bertolak belakang dengan pemikiran Sakira, Sang ular justru mendekatkan wajahnya pada gadis itu. Lalu mengendus aroma Sakira yang ia anggap manis.
Sakira menghindari Saka yang memajukan wajahnya ke arahnya. Rasa takut semakin menguasainya saat lidah Saka terjulur layaknya ular.
Sang ular menarik kembali tubuhnya. Ia memiliki pemikiran untuk membuat gadis di depannya tidak takut padanya. Dia berpikir jika harus mengadakan pendekatan yang lembut. Saka berpikir untuk menunjukkan sesuatu yang ia banggakan. 'Mungkin saja ia akan terpesona. '
Sakira menunggu apa yang manusia setengah ular itu lakukan. Dia hanya pasrah karena tidak bisa bergerak diantara pohon dan sang ular. Sesaat kemudian kejadian yang mengejutkan membuat Sakira hampir pingsan. Bagaimana tidak, si ular mendadak berubah wujud menjadi manusia dan yang lebih mengejutkan lagi, dia telanjang dan memamerkan miliknya. Kejutannya tidak sampai di situ, sang ular ternyata memiliki kejantanan berjumlah dua.
"Kyaaa! "
Bruk.
Sakira terlalu terkejut dengan semua ini. Jiwa perawannya masih belum sanggup menerima pemandangan seperti itu. Bayangkan saja, dari jaman menjadi ratu hingga mengembara ke dunia modern dia tidak pernah melihat milik pria secara langsung dan kini ia di hadapkan pada pria yang memiliki dua, ingat itu dua kejantanan.
"Hei... " ucap Saka.
"Pasti dia terlalu terpesona dengan wujudku, " gerutunya dengan percaya diri.
Sang ular membawa tubuh Sakira ke tempatnya. Dia tidak mungkin meninggalkan gadis sendirian di sini. Dia pasti akan di ambil oleh beast pejantan manapun yang kebetulan lewat. Seorang gadis adalah incaran setiap pejantan beast, terlebih jumlah betina saat ini sedang menurun.
"Dia pasti betina dari jenis Ape. "
"Tetapi mengapa dia tidak memiliki kristal di keningnya? "
Seandainya Sakira tau jika dirinya disamakan dengan makhluk itu, dia pasti muntah darah karena marah. Dia manusia bukan Ape.
Saka menurunkan tubuh Sakira di tumpukan jerami kering di rumah pohonnya. Saka tidak menyukai tidur di tanah, dia lebih suka tidur di pohon. Oleh karena itu Saka membuat rumah pohon untuk tempat tinggalnya. Terlebih rumah pohon sangat nyaman dan cocok bagi para betina.
Sebagai beast yang menyamai naga karena berkat pertapaannya, dia memiliki kristal berwarna emas di keningnya sama seperti naga. Oleh karena itu banyak betina yang ingin merayunya dan memiliki pasangan kristal itu agar menjadi awet muda dan cantik. Sayangnya setelah menerima kristal itu mereka ingin meninggalkan Saka dan tidak mau menjadi mate - nya. Itu di sebabkan seekor ular bertubuh dingin. Dan betina tidak menyukai beast yang tidak hangat.
Sudah puluhan kali Saka melamar betina untuk menjadi wanitanya. Sayangnya di depan semua orang betina itu menolaknya mentah-mentah namun setelah itu mereka mendekatinya dan pura-pura menerima Saka demi kristal Saka. Setelah berhasil mendapatkan kristalnya, mereka diam-diam melarikan diri.
Kini di depannya ada makhluk betina yang cantik. Dia tidak kalah cantik dengan Hinana yang sudah menolaknya. Gadis itu juga salah satu gadis yang ingin melarikan diri setelah menerima kristalnya.
"Mengapa aku malah memikirkan Hinana? " Saka dengan cepat menepis bayangan Hinana. Fokusnya kembali pada gadis yang pingsan karena melihat dirinya yang berwujud manusia.
"Dia pasti lapar, " guman Saka. Beast ular itu meninggalkan rumah pohon untuk menangkap ikan di danau yang tidak jauh dari rumah pohonnya.
Tak lama kemudian, Sakira tersadar dari pingsannya. "Ngh..." Sakira mengedipkan matanya berkali-kali. Dia perlahan mendudukkan diri dan bersandar.
"Oh, ternyata aku bermimpi. Tetapi mengapa mimpiku begitu aneh, mana mungkin di dunia ini ada makhluk yang memiliki dua junior. Huh, ini tidak masuk akal sama sekali. " Sakira menertawakan dirinya sendiri.
"Tunggu dulu, ini di mana dan siapa yang membawaku ke sini? " Sakira bangkit dari lantai rumah pohon ini. Dia ingin melihat kondisi luar tempatnya sekarang.
"Waaah!" Ternyata dirinya berada di dalam pohon. Dan pohon ini sangat besar, ini adalah pohon terbesar yang pernah ia lihat.
"Kau sudah bangun? " suara Saka dari arah samping membuatnya menoleh ke arahnya.
Rambut Sakira terasa berdiri tegak saat melihat Saka. Rasa was-was kembali menyapa Sakira. Dia masih takut pada Saka.
Saka yang melihat ketakutan Sakira merasa sedih. Wajahnya menunduk dan merasa tak berdaya.
Ekspresi Saka mencairkan ketakutan Sakira. Ketakutannya bahkan digantikan dengan rasa gemas saat wajah tampan itu memelas. "Kau, mmm... Apa kau yang membawaku ke sini? " Sakira bertanya pada Saka agar pria itu tidak bersedih.
Saka mengangguk. Dia menatap Sakira dan mengulurkan tangannya. Di situ terdapat ikan yang besar dan banyak yang diikat dengan ranting pohon.
'Kenapa dia menunjukkan ikan itu padaku? '
Sakira secara naluriah menerima ikan itu. Dia sama sekali tidak tau jika menerima pemberian dari beast jantan maka itu bearti dia menerima lamarannya.
"Terima kasih, tetapi bisakah kau membawaku ke negeri Awan. Aku berasal dari sana dan tanpa sengaja tersesat masuk ke negeri ini. "
"..."
"Mengapa kau diam? "
''Penghalang mistis itu terbuka seribu tahun sekali, hal itu ditandai dengan munculnya kabut tebal. Jadi hanya naga yang bisa membawamu kembali. "
"A-apa? "
Kesedihan kembali menghampiri Saka, dia menyangka jika gadis di depannya ini menerima lamarannya sebagai wanitanya. Ternyata dia berniat pergi dari sini. Terpaksa dia berbohong agar gadis di depannya tetap di sini. Padahal bukan hanya naga, dia juga bisa membawa gadis itu pergi karena ia juga memiliki kristal emas yang sama dengan naga.
"Jadi... aku harus tinggal di sini selamanya, " ucap Sakira dengan wajah pucat.
"Ja-jangan takut, aku akan memperlakukanmu dengan baik. Aku tidak akan membiarkan kau menderita. " Saka melihat ke arah Sakira dengan sorot mata penuh harapan. Ketampanannya bahkan membuat silau mata Sakira.
"I-iya, eh. " Sakira yang terpesona menjawab dengan spontan dan kemudian menyadari jika berkata hal yang bodoh. Dia ingin sekali memukul kepalanya ini.
'Mengapa aku lemah pada pria tampan. Tidak, itu bukan salahku. Dia yang bersalah karena terlalu tampan. "
"Baiklah, aku akan memasak ikan ini untukmu. "
Saka pergi menuju tempat yang agak jauh dari pohon. Dia ingin membakar ikan karena ia pernah mendengar jika orang dunia Awan makan makanan yang matang.
Dia yang terlalu senang tidak menyadari jika sepasang mata perak menatap Sakira dengan rakus. Dia berniat ingin mengambil Sakira dan menjadikannya wanitanya.
>
Istana Air.
Seperti biasanya, Permaisuri Irene akan memanjakan diri sebelum menuju ke istana Langit. Tampil sempurna sebelum menemui Callisto adalah senjata yang dia gunakan untuk menjaga hati Callisto agar tidak berpaling. Memang usahanya ini berhasil dengan baik, tapi itu dulu.
Sekarang Irene tahu jika hati Callisto mulai berpaling pada saingan cintanya. Senjata yang dulu ia gunakan tidak lagi berguna.
"Meski Yang mulia mulai berpaling, aku tidak boleh menurunkan performa ku. "
Pelayan Irene juga tau tentang permasalahan yang di hadapi Irene. Namun dia tidak bisa berbuat apa pun dan hanya membesarkan hatinya.
"Persiapan sudah selesai. Oh, anda memang sangat cantik, " puji bibi Huy.
Irene mengulas senyum kecut. "Tapi Ratu Sakira jauh lebih cantik dariku. Dia bahkan berhasil memikat hati Yang mulia. "
Ucapan Irene menghentikan tindakan pelayan Huy yang akan memasangkan jubah bulu rubah putih di bahu Hotaru. Sesaat kemudian dia melanjutkan kegiatannya dan memberi hiburan. "Yang mulia memang tertarik dengan Ratu Sakira, tapi itu hanya sementara. Jika Yang mulia bosan dengan ratu, dia pasti kembali lagi pada anda. Ingatlah, perasaan kagum tidak akan mengalahkan perasaan cinta. "
Sinar harapan muncul di mata coklat Irene. "Benarkah? "
Pelayan Huy mengangguk penuh keyakinan, "Tentu saja. Sekarang yang perlu permaisuri lakukan hanya menunjukkan kebesaran hati anda. "
Irene mengangguk.
Tbc