Perih

1726 Kata

Berhadapan dengan Zahra yang terus memandangku dengan tatapan tak suka, membuat kemarahanku menguasai kepala. Terlebih lagi, ketika teringat tentang pesannya yang kuhapus hari itu, semakin memuncak saja emosi di dalam dadaku. "Jangan kira aku nggak tau, ya, maksud kamu kerja di sini!" cicitku sambil menatap tajam wanita berseragam ungu lavender dengan jilbab purple yang berdiri di hadapanku. "Maksud kamu apa, sih? Aku nggak ngerti?" Zahra menunjukkan tampang polos bak wanita tersakiti pada serial drama ikan terbang. Huh! Bakat aktingnya lumayan juga. Patut diacungi jempol. Rasanya … lebih bagus kalau dia ikut casting sinetron Azab saja, pasti lolos. Bukan malah kerja di kafe sambil berharap bisa mengambil simpati suami orang. Sialan! "Heh, Zahra! Kamu nggak inget waktu kamu nge-WA suam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN