Mantan Terindah

1944 Kata

Kuentakkan kaki untuk mengekspresikan betapa aku membenci sikap suamiku yang terlalu berlebihan kepada mantan kekasihnya. "Kalau dikasih ati terus, lama-lama bisa minta jantung, Mas!" Aku tak lagi dapat menahan amarah dan mengontrol emosi. Entahlah, kalau sudah menyangkut soal Zahra, aku memang sudah terlanjur antipati. Aku rasa hidupnya terlalu banyak drama dan penuh dengan intrik. Dan aku membenci segala apa yang ada pada dirinya. "Ngomong apa sih, kamu, Cil? Ini cuma rasa belas kasihan atas dasar kemanusiaan. Masa begitu saja tidak paham?" Mas Andre menggelengkan kepala sambil mengerutkan dahi saat menatap padaku. Seperti menganggapku layaknya anak kecil yang mudah untuk dibodohi. Aku menyentak napas kesal. "Hei! Kalau mau berbuat baik itu, bukan cuma dengan mantan, ya. Kamu bisa be

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN