Darren berbalik, mendorong tubuh Natt hingga membentur dinding lift. Mengurung tubuh mungil Natt dengan kedua lengannya. “Kenapa begitu sulit mengakuinya,” ucapnya tepat di depan wajah Natt. Natt menahan napasnya, kulit wajahnya berdesir ketika napas Darren berhembus menerpa permukaan wajahnya. “Aku benar-benar membencimu, Darren,” desisnya lirih dan penuh penyerahan. Bertanya-tanya bagaimana kebencian bisa bercampur aduk dengan keinginan seperti ini. “Aku sudah tak bisa lebih kecewa lagi, kan?” Tanpa membiarkan Natt menghindar, Darren melumat bibir Natt. Dalam lumatan yang panas. Entah kenapa kepasrahan Natt membuat wanita itu menjadi begitu seksi. Natt memukul d**a Darren ketika ia benar-benar kehabisan napasnya. Darren melepaskan bibir wanita itu sambil terkekeh puas, menikmati Natt