Bab 06. Bertahan

1021 Kata
Lerina menatap pada Samuel yang keluar dari dalam perusahaan, dengan cepat dirinya mengejar lelaki itu. Dia sudah menunggu selama tiga jam di sini. Dan tadi dia mau masuk ke dalam sana, tapi dia takut nanti tidak dibolehkan masuk ke dalam ruangan pria itu, karena Samuel kedatangan tamu seorang wanita. Dan dia tahu apa yang dilakukan oleh Samuel di dalam sana, lelaki itu melakukan sesuatu yang membuat Lerina merasakan sakit pada hatinya. Dia sungguh ingin berteriak di depan wajah Samuel dan mengatakan pada Samuel untuk tidak melakukan itu padanya, namun siapa dirinya? Dia baru calon tunangan dan belum menjadi tunangan pria itu. “Sam!” panggil Lerina melambaikan tangannya. Samuel yang menatap pada Lerina mendengkus, dan berjalan mendekati gadis itu. Dan berdiri dii depannya. “Untuk apa kau kemari?” tanyanya datar. Lerina yang mendengar pertanyaan Samuel menunduk, seharusnya pria itu senang dia kemari, dia ingin bertemu dengan tunangannya itu. Dan minta untuk ditemankan makan malam bersama. “Aku mau makan malam bersamamu! Kau mau bukan?” tanyanya dengan senyuman lebarnya. Samuel mendengarnya mendengkus, dia sungguh malas untuk pergi makan malam dengan Lerina, dia sudah memiliki janji dengan teman-temannya untuk pergi makan malam. Dan dia tidak mau diusik untuk mala mini. “Tidak.” Jawab Samuel singkat, dan akan berjalan menuju mobilnya. Namun dia menghentikan langkahnya ketika merasakan tangan Lerina yang memegang tangannya. Lerina menatap Samuel dengan tatapan sendunya. “Kenapa? Kau ada acara? Aku mau makan malam denganmu. Tidak ada orang di rumah. Lorens dan Levin juga tidak akan pulang cepat!” ucapnya. Samuel mendengkus. “Kau bisa ke rumah Lionel, dan tidak perlu makan malam bersamaku,” ucapnya datar. Lerina yang mendengarnya menggeleng. Dia tidak mau ke rumah kakaknya itu, dia segan selalu ke sana dan mengganggu waktu kakaknya bersama sang istri. Dan lagian dia ingin ditemani oleh Samuel yang menjadi tunangannya. Dan pria ini seharusnya menemaninya dan tidak menolaknya sama sekali. “Tidak! Aku segan ke sana terus minta untuk ditemani oleh mereka. Dan aku mau sama kamu! Kamu itu calon tunanganku!” kata Lerina mengalungkan tangannya ke lengan Samuel. Dengan kasar Samuel menghempaskan tangan Lerina, dan berjalan menuju mobilnya, Lerina langsung masuk ke dalam mobil Samuel dan tersenyum pada pria itu. Samuel yang melihatnya menggeleng pelan, dan melajukan mobilnya keluar dari kawasan perusahaannya. “Kau mau makan dimana?” tanyanya. “Aku akan masak dio apartement-mu! Kita langsung ke apartement-mu saja bagaimana?” tanyanya dengan senyuman lebarnya. Samuel yang mendengarnya menggeleng, dia tidak setuju dengan ajakan Lerina. Dia tidak mau membawa gadis itu ke dalam apartementnya yang membuat dirinya semakin terjebak bersama gadis itu. Dia memakirkan mobilnya di depan salah satu perusahaannya, dan melihat jam di pergelangan tangannya sudah pukul setengah tujuh malam. “Kita makan di sini. Siap makan aku antarkan kamu pulang!” ucap Samuel dingin, dan turun dari dalam mobilnya. Lerina yang mendengar ucapan Samuel mengerucutkan bibirnya, dan mengikuti langkah lelaki itu dari belakang. Dia menatap Samuel yang memilih meja yang agak pojok. Langsung tersenyum, dan duduk di depan pria itu. “Aku tidak mau pulang! Aku mau ikut denganmu! Atau aku mau nginap di rumahmu!” ucap Lerina, yang sekali kali membuat Samuel menahan kekesalannya. Dia tidak mau mengajak Lerina ke rumahnya atau apartementnya. “Tidak!” ucap Samuel dan memesankan makanan, tanpa menanyakan apa yang diinginkan oleh Lerina. Dia tidak peduli. Lebih cepat lebih baik untuk selesai makan dengan gadis ini, sehingga dia bisa pergi ke klub malam dan melepaskan rasa lelahnya setelah bekerja seharian ini. “Kenapa? Aku tidak akan mengusikmu. Aku akan menjadi gadis yang baik dan tidak nakal. Ayolah! Kita harus lebih dekat lagi, dan kamu selama ini selalu menjauhiku Samuel! Kamu tidak pernah mau berdekatan denganku! Sebentar lagi kita akan bertunangan!” Lerina masih memaksa untuk ikut dengan Samuel. Berharap pria itu berubah pikiran dan mau mengizinkan dirinya untuk ikut dengan pria itu. “Tidak! Aku tidak mau menerimamu di dalam rumahku atau apartement!” ucap Samuel, dan menarik piring makanan yang baru datang dan langsung memakannya dengan cepat, dan tidak memedulikan wajah sendu dan penuh kesedihan dari calon tunangannya itu. Dia juga tidak akan perduli, mau Lerina menangis atau tidak. Mau dia bunuh diri sekalipun dia tidak peduli. Lagian dia tidak memiliki perasaaan pada Lerina, dia hanya mau mendekati Lerina dan mengajak gadis itu bertunangan karena kasihan pada ibunya dan kupingnya juga panas mendengar rengekan sang ibu. “Kau kejam sekali! Seharusnya kau membawaku bersamamu! Dan ini kau malah menolakku dan tidak mau aku menginap di apartement-mu!” rajuk Lerina, memakan makanannya dengan kasar. Dan dia mengerutkan keningnya karena dia kurang menyukai makanan ini. Dan setelahnya dia mendorong piring itu agak menjauh dari tempatnya. Dia tidak mau memakan makanan itu. “Makan makananmu! Setelah ini aku antarkan kau pulang!” paksa Samuel, membuat Lerina kembali menarik piring itu dan terpaksa memakan makanan dalam piring dengan cepat. Dia segera menghabiskan minuman di dalam gelas, dan merasa legah ketika makanan itu tidak terasa lagi di lidahnya. “Sudah?” tanya Samuel sinis. Lerina mengangguk. Dia sudah selesai memakan makanan itu, dan dia berdiri dari tempat duduknya, dan mengikuti langkah Samuel yang menuju pakiran, dan masuk ke dalam mobil Samuel. Dia melihat Samuel yang melajukan mobilnya tanpa melihat pada Lerina sedikitpun. “Sampai! Sekarang turun dan jangan menggangguku! Atau merengek lagi padaku!” usir Samuel menyuruh Lerina untuk turun, ketika dia menghentikan mobilnya di depan gerbang rumah gadis itu. Lerina menggeleng. Dia tidak mau turun, dia berharap kalau Samuel masih mau membawa dirinya untuk pergi bersama pria itu. Samuel yang melihat Lerina yang tidak mau turun, dengan cepat dirinya turun dari dalam mobil, dan berlari kecil menuju kursi penumpang dan membukakan pintu mobil. “Turun!” ucap Samuel menarik tangan Lerina, sehingga Lerina sudah turun dari dalam mobil Samuel. “Jangan seperti anak kecil Lerina! Kau sudah besar, dan aku masih punya urusan lain!” ucapnya dingin, dan kembali masuk ke dalam mobilnya mengabaikan Lerina yang menatap mobil Samuel sendu dan menahan tangisannya. Dia harus bertahan. Karena dia yakin, kalau Samuel nantinya pasti mencintai dirinya, dan perhatian pada dirinya. Memang sekarang dia terlihat tidak mencintai Lerina tapi nanti Samuel akan berubah dan dia akan menjadi wanita yang paling beruntung di dunia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN