Hari ini Keira dan Dean akan kembali ke Jakarta. Walaupun kemarin malam harus berakhir dengan kram dan pegal - pegal tapi tidak terlalu berpengaruh pada keadaan Dean. Laki-laki yang menjadi suami Keira Rose masih saja sama dengan sifat kemesumannya yang sulit untuk bertobat. Keira yang terkadang jengah dengan perlakukan Dean hanya bisa menghela napasnya. Ingin sekali dia menendang suaminya jauh ke antartika agar tidak menempel layaknya perangko ketemu amplop yang dilem dengan lem setan. “Sayang apaan sih ndusel - ndusel terus,” ucap Keira kesal. “Aku suka ndusel - ndusel sama kamu,” ujar Dean sambil mencengkram lengan Keira dengan gemas. “Aduuh Dean sakit,” pekik Keira kesakitan menatap Dean dengan kesal. “Iih kamu teriak sakit malah aku makin gemas tau ga sih.” Keira mencibirka