Keesokan paginya Keira terbangun dengan wajah yang masih kesal. Bagaimana dia bisa tidur nyenyak jika semalaman Dean memeluk dirinya dari belakang sambil sesekali mencium curuk lehernya. Walau dia agak terbangkit hasratnya, tapi berusaha untuk memegang teguh pendiriannya kalau sedang marah. Dia tidak boleh goyah agar Dean bisa menghargainya. Tapi pagi ini suaminya tersebut tidak ada di sampingnya. Dia mencari ke mana Dean? “Dean,” panggil Keira sambil turun dari atas ranjang. Keira mencari Dean di kamar mandi dan ruang tamu yang ada di kamar hotel president suit tersebut, tapi hasilnya juga sama Dean tidak ada di sekitar kamar hotelnya. “Ke mana perginya yaa Dean,” ucap Keira bingung. “Masa gara - gara aku ngambek ga kasih jatah Dean kabur sih. Kalau kabur mampus aku sendiri di