“Maafkan saya, Pak, Bu,” ucap Mas Bram, seraya menundukkan pandangannya. “Tidak bisa, Bram!” Ibu berkata dengan nada tinggi. Bagaimanapun juga, kau tidak bisa seenaknya sendiri begitu! Kowe itu sudah menikah! sudah punya istri, walaupun belum punya anak. Istrimu itu punya orangtua dan keluarga. Apa kata mereka nantinya?” “Betul apa yang dikatakan ibumu itu!” Bapak menyela. “Apa kamu tidak berpikir, bagaimana nanti hubungan kami, orangtuamu dengan orangtuanya Arimbi? Kami ini bersahabat bukannya baru setahun-dua tahun, Bram. Tetapi sudah puluhan tahun! Bahkan, sebelum kowe lahir. Apa ndak jadi rusak hubungan baik, nantinya?” “Saya mengerti, Pak. Karena itu, saya betul-betul minta maaf. Tetapi, tolong beri saya kesempatan, sekali ini saja, untuk melakukan sesuatu yang
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari