Yusuf memandang Queeny dengan mata tajam, menyiratkan ketegangan yang memenuhi udara di antara mereka. "Masih ada hal yang perlu kita selesaikan," ucapnya, suara penuh penekanan. Queeny menjawab dengan santai, "Oh, masih banyak rahasia yang belum saya ketahui memangnya?" Yusuf memohon, "Queeny, tolong berikan saya ruang agar saya menjelaskan semuanya padamu!" Tatapannya penuh harap. Queeny, dengan sikap acuh tak acuh, berkata, "Iya iya, tapi nggak di sini, pak." "Oke, mungkin kita bisa dinner atau kita janjian di tempat lain," usul Yusuf, berharap Queeny akan menerima. Queeny melepaskan tangan Yusuf dari pundaknya dengan dingin. Dia meninggalkan Yusuf tanpa sepatah kata, memberi petunjuk dengan tangan telunjuk di depan bibirnya, menunjukkan ketegasan tanpa kata-kata. "Queeny, tolong