Masa di mana Adis menjauh itu, sebenarnya masa yang tidak mau aku ingat lagi. Suka sekali tiba tiba membuat dadaku nyeri. Dan rasa sakitnya entah kenapa masih sekali aku rasakan, walaupun aku sekedar mengingat kenapa akhirnya aku tidak bersama sama Adis saat ini. Kadang seperti orang gila, aku mengawasinya dari jauh, di mana dia sendiri tidak menyadari kehadiranku yang sebenarnya berada di dekatnya. Suka aja melihatnya yang manyun di depan gerbang sekolahnya, kala mobil jemputannya telat datang sementara Risda sudah tidak ada. Lalu saat supir papanya tiba, dia akan langsung berubah mood langsung happy karena tas sekolahnya di bawakan sampai dia masuk mobil. Segitu aja aku senang melihatnya. Dan karena wajah ceria dan tidak suntuk lagi Adis juga yang membuatku akhirnya mengalah pada rasa