CHAPTER 17

1855 Kata

“Pagi, Kak,” Jilla menyapa Pane yang sedang mengobrol dengan Wendy di taman depan kos Bibi. “Pagi..” balas Pane sambil tersenyum. “Mau ke mana? Udah rapi pagi-pagi gini..” “Oh, mau pulang..” Jilla nyengir. “Gue anter aja deh,” tawar Wendy sekali lagi. Tadi saat bangun ia sudah menawarkan diri untuk mengantar, tapi Jilla menolak. Kini Jilla pun masih menolak. “Nggak usah. Nggak enak gue ngerepotin lo dari kemaren. Tenang aja, ada temen gue yang jemput.” Tepat ponsel Jilla berdering. “Hallo, iya lo lurus aja, ntar ketemu Porche di pinggir jalan. Oke..” Tak lama sebuah motor berhenti di dekat mobil Pane. Kaca helm dibuka. “Itu temen gue udah datang. Sekali lagi makasih ya, Wen, Kak Pane. Gue cabut dulu..” Wendy dan Pane mengangguk. “Hati-hati..” Jilla dan temannya itu berlalu.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN