Rangga mengecek keadaan Naswa kembali, sebelum dia merapikan pakaian Naswa. Walau dia bisa menanganinya dengan peralatan yang dia punya di rumah ini, tapi dia tidak mau mengambil resiko apapun. Dia memastikan jika Naswa sangat aman untuk dibawa menuju Rumah Sakit terdekat dari Rumahnya. Pucat dan dinginnya kulit Naswa benar-benar membuatnya kehabisan oksigen. Dia sendiri tidak menyangka, ketenangannya hilang seakan dia tidak pernah menangani pasien gawat lebih dari Naswa. “Kita ke Rumah Sakit sekarang ya, Sayang. Abang mohon, jangan tidur.” Rangga terus bergumam dan menepuk-nepuk pelan pipi Naswa. Sebelum berangkat, dia melakukan langkah awal untuk menyeimbangkan aliran darahnya ke otak. Dia hanya ingin membuat Naswa sadar terlebih dahulu