“Ciyee, Bu … kaget ya, Bu??”
“Calon suami pasti ya, Bu??”
“Hussshh … yang sopan kalian. Bu Naswa selama ini diam-diam, tapi kriterianya … diluar ekspektasi kita.”
“Orang mana sih, Bu??”
Naswa meneguk berat salivanya sendiri. Tubuhnya mulai bergemetar, tapi sebisa mungkin dia menormalkan detak jantungnya agar tidak terlihat gugup di hadapan semua orang. Tentu saja dia harus menjaga harga diri.
Dia beralih menatap mereka sambil tersenyum manis.
“Itu teman saya. Jangan keras-keras ngomongnya. Saya aja segan sama dia,” ujarnya dengan nada sedikit berbisik demi meyakinkan mereka akan status antara dia dengan pria yang sedang dibicarakan.
Mereka pun ikut senyam-senyum mendengar ucapan Naswa yang dihormati.
“Teman apa teman, Bu … hayo??”
“Teman tapi mesra loh, wee …”
Naswa menggelengkan
