Rayuan ala Adam

2000 Kata

“Ternyata kau pintar merayu juga,” sindir Naswa melirik Adam. Dia menyeringai. “Tidak, Naswa. Aku berkata jujur. Untuk apa aku berbohong demi meniti masa depan,” balasnya. Naswa mengunyah sambil melihat Adam yang sejak tadi senyam-senyum. Membuat ia gerah saja. “Jangan lama-lama memandang aku seperti itu. Nanti bisa jatuh cinta,” gumam Adam menikmati makanan miliknya. Karena sudah terbiasa menerima rayuan Adam, ia pun menjadi tidak berniat untuk berbicara ketus lagi. “Apa mienya enak?” Adam mengangguk pelan. “Enak. Saus dan telur ini, rasanya berbeda. Aku belum menikmati rasanya. Kau mencampur pakai bahan apa??” Naswa menggulung mie pada ujung garpu sembari mencolek saus yang ada di sekitarnya. Ia melirik Adam yang tampak lahap, bahkan mienya hampir habis. “Aku menambahkan rempah

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN