Keraguan

1321 Kata

Dia bergeming mendengar suara seorang pria yang sudah ia lupakan. Entah sudah berapa lama mereka tidak berkomunikasi. Sekarang, pria itu muncul dan menghubunginya. “Naswa, Abang mohon … dengarkan Abang sekali saja. Abang minta maaf untuk semua kesalahan dan kebodohan Abang, kebohongan Abang. Tolong, jangan putuskan telepon ini. Abang mau menyampaikan sesuatu.” Naswa diam dan enggan untuk bersuara. Ia bernapas dengan irama pendek. Begitu pendek hingga rahangnya mengeras. Tidak tahu ada apa dengan hatinya, rasa sakit itu ternyata masih membekas. Bibirnya berkata sudah melupakan, tapi hatinya belum. “Naswa, Abang … sudah mengakui Keyla di hadapan keluarga besar Abang.” Ia hanya bergeming dan merasa biasa saja dengan pernyataan pria berstatus dr. Rangga Siregar, Sp. JP. Bila mengingat masa

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN