Keluarga Larkin

1051 Kata
Sebuah rumah dengan gaya Amerika kuno, terlihat berdiri dengan megahnya. Rumah itu terletak di sebuah areal perkebunan yang luas. Pemilik dari rumah dan perkebunan yang luas itu adalah pasangan suami istri paruh baya dan juga anak laki-laki mereka. Sang suami bernama, Stephen Larkin (56 tahun), ia merupakan seorang dokter hewan, yang membuka praktik klinik hewan di pinggiran Kota Tua, sekitar 500 meter dari tempat tinggalnya. Istrinya, bernama, Josephine Larkin (50 tahun), juga berprofesi sebagai dokter, yang bertugas di Rumah sakit Kota Tua. Pasangan suami istri tersebut memiliki dua orang anak, yaitu Jack Broder Larkin (30 tahun). Ia bekerja meneruskan usaha keluarganya, sebagai pemilik lahan perkebunan jagung dan peternakan sapi pedaging dan sapi perah. Ia sangat sukses dalam mengelola peternakannya dan di usianya yang sudah kepala tiga tersebut, ia belum juga menikah. Jack mempunyai kebiasaan buruk, ia suka sekali pergi bermabuk-mabukan di bar dan tak jarang ia berkelahi dengan pengunjung bar yang lainnya. Jack memiliki perawakan yang tinggi besar dengan wajah tampan, dan garis wajah keras dan tegas. Jack sering bertengkar dengan kedua orang tua nya yang terus mengingatkannya untuk berhenti mabuk-mabukan dan berkelahi. Mereka berulangkali mengingatkannya untuk berhenti minum dalam jumlah yang banyak. Namun, Jack bergeming dan ia tetap saja dengan kebiasaan buruknya. Ia beralasan, pekerjaannya tidak terganggu dan ia dapat bekerja dengan mabuk, meskipun ia malamnya minum-minuman. Sementara itu, anak kedua dari pasangan Larkin bernama Samuel Larkin (25 tahun), ia seorang dokter di Rumah Sakit Kota Tua, dan bekerja di rumah sakit yang sama dengan ibu nya. Samuel memiliki bentuk tubuh yang sedang dengan tinggi 185 senti meter. Ia kalah dalam tinggi dan bentuk badan dari kakaknya yang terbiasa bekerja di peternakan dan ladang. Meski, kakaknya Jack pemiliki peternakan dan perkebunan, akan tetapi ia juga turun tangan sendiri untuk menangani perkebunan dan peternakannya. Samuel dikenal sebagai dokter yang ramah dan baik hati dana juga selalu bersedia dipanggil untuk datang ke rumah pasiennya. Samuel, memiliki sifat yang bertolak belakang dengan kakaknya Jack yang kasar dan pemarah. Namun, meski begitu dalam hal pertemanan, Jack lebih banyak memiliki teman dibandingkan Samuel yang hanya memiliki segelintir orang teman saja. Sifatnya yang pendiam, meski ramah membuatnya tidak memiliki banyak teman. Samuel tinggal terpisah dengan kedua orang tua dan kakaknya, ia tinggal di sebuah apartemen sendiri, yang terletak tidak jauh dari Rumah Sakit, tempatnya bekerja. Ia mengendarai sebuah mobil Ford, sementara kakaknya mengendarai mobil Jeep. Cuacanya hari ini teramat terik, Jack baru saja selesai memeriksa ternaknya yang akan dijual bersama dengan asistennya. Ia merasa berang, dengan seenaknya saja pembelian sapi pedaging yang sudah dalam perjalanan dibatalkan oleh pembeli dengan alasan yang tidak masuk akal. Jack yang terkenal sebagai pengusaha peternakan yang sukses merasa berang dibuatnya. Ia pun menghubungi calon pembeli sapinya dan dengan ketegasannya, ia berhasil membuat pengusaha yang membatalkan pembelian sapi pedaging darinya urung membatalkan niatnya. Pria itu terdengar gentar dan ketakutan dengan nada suara tegas dari Jack. Jack mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kediamannya. Ia merasa sedang bersemangat untuk menghajar seseorang, setelah berhasil mengintimidasi pria yang coba-coba bermain-main dengannya dalam bisnis. Jack mendapati, kalau salah seorang anak buahnya telah melakukan pencurian sapi miliknya dengan alasan terbelit utang judi. Jack yang tegas dan keras tidak banyak kata langsung saja memecat karyawannya tersebut. Bagi Jack, tidak ada tempat untuk seorang pengkhianat seperti mantan pegawainya. Ia lebih menghargai seandainya pekerjanya itu berkata jujur kepadanya, kalau ia memerlukan uang dengan senang hati ia akan membantunya. Dengan suasana hati yang panas, Jack sampai di rumahnya. Ia tidak tidak bertemu dengan satu pun anggota keluarganya saat masuk ke dalam rumah. Ia langsung saja menuju ke dapur dan mengambil kaleng bir dari dalam kulkas. Dengan cepat ditandaskannya sampai tak bersisa. Jack pun lanjut naik ke lantai dua menuju ke kamarnya dan ia tidak melihat sama sekali, kalau ada seseorang yang masuk dengan diam-diam ke dalam rumahnya. Ia segera membuka pintu kamarnya dan menutupnya kembali dengan kasar. Jack langsung merebahkan badannya di atas tempat tidur, tanpa melepas sepatu boot yang dikenakannya. Jack merebahkan kepalanya di atas tangannya yang terlipat. Kemarahannya masih juga belum reda, ia merasa hari ini harinya tidak berjalan dengan baik. Pendingin ruangan di kamarnya, membuat Jack tertidur dengan lelap, sampai ia tidak menyadari, kalau seseorang yang tadi masuk dengan diam-diam ke dalam rumah juga ke luar dengan diam-diam. Seseorang terlihat melihat ke sekelilingnya dan setelah ia merasa tidak ada yang melihat, ia pun berjalan dengan cepat ke luar dari rumah tersebut. Ia menuju ke arah sepeda motornya yang tersembunyi diantara rimbun bunga-bunga yang ada di sepanjang jalan menuju rumah tersebut. Ia dengan cepat menaiki motornya dan melajukannya meninggalkan rumah tersebut dengan tidak menoleh ke belakang sama sekali. Ketika sudah berada di jalan raya, motor yang dikendarainya berpapasan dengan sebuah mobil dan ia beruntung mengenakan helm, sehingga wajahnya tertutup dan tidak akan dikenali. Dokter Stephen Larkin, yang sedang berada di ruang praktiknya bersama dengan binatang-bintang yang diantarkan oleh tuannya untuk ia periksa, satu persatu sudah diambil oleh pemiliknya. Dokter Stephen melihat jam tangannya dan jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.00 sore. Annie, sang asisten membantunya untuk membereskan barang-barang yang sudah digunakan untuk praktik. Keduanya kemudian meninggalkan klinik hewan, dalam keadaan rapi. Stephen menuju mobilnya dan mengemudikannya menuju ke arah rumahnya. Beberapa meter menuju ke arah peternakan menuju ke rumahnya, mobil yang ia kemudikan berpapasan dengan seorang pengemudi sepeda motor yang melajukan motornya dengan cepat dan hampir saja, mereka bertabrakan ketika berada di tikungan. Stephen memasuki areal rumahnya yang di sepanjang kiri kanan jalan ditumbuhi bunga-bunga. Stephen menghentikan mobilnya di bawah carport dan ia pun berjalan masuk ke dalam rumah. Stephen merasa heran, melihat pintu rumah yang terbuka. Ke mana orang-orang rumah berada, terutama pelayan yang ada di rumahnya, sampai membiarkan pintu rumah terbuka seperti ini. Stephen masuk ke dalam rumah dan menutup kembali pintu rumahnya dengan perlahan. Ia melihat tidak ada yang aneh dan berubah di ruang tamunya. Ia melanjutkan langkahnya masuk ke dalam rumah dan dibunyikannya bel rumah untuk memanggil pelayan yang bertugas di rumahnya. Tampak dua orang pelayan wanita, Doris (40 tahun) dan Bertha (35 tahun), juga seorang tukang kebun yang bernama Paul yang berusia 37 tahun. Stephen menatap tajam ke arah ketiganya dan berkata, “Ke mana saja kalian?, apakah kalian tidak tahu, kalau pintu depan terbuka?. Mengapa kalian begitu sembarangan seperti itu?. Bagaimana kalau ada orang jahat yang masuk ke dalam rumah ini?” Tanya Stephen kepada para pelayan yang bekerja di rumahnya dengan berang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN