Dian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru area rumah. Rumah ini memiliki halaman luas penataan area kebun tertata rapi. Semenjak ada Liam, ia tidak pernah pulang tepat waktu. Laki-laki itu pasti mengajaknya keluyuran. Liam memarkir motornya di halaman depan. Laki-laki itu membuka helm yang di kenakannya. Dian melepaskan pelukkanya, dan berdiri. Ia masih memperhatikan rumah bertingkat berwarna putih itu. "Ini rumah kamu," tanya Dian. "Bukan, rumah aku di New York, sayang," "Jadi ..." "Ini rumah orang tua aku," Liam melepaskan pengait helm di kepala Dian. "Owh," ucap Dian, ia tidak bertanya lagi. "Kamu kan tahu, aku udah lama tinggal di New York, aku juga sudah menetap di sana. Lagian aku disini hanya liburan," ucap Liam lagi, ia meraih tangan Dian, dan membawanya ke pintu utama.