Zevanya segera berlari ke arah Papanya dengan wajah panik. “Pa, Zeva mohon untuk cari keberadan Mama dan pastiin dia bakal kembali dalam kondisi aman,” ujarnya sambil terisak. Melihat Zevanya yang muncul di hadapannya membuat Endiwarma kembali merasakan amarahnya. Dalam beberapa detik tangannya sudah melayang menampar keras pipi Zevanya yang berdiri di hadapannya, hal itu tentu saja membuat semua orang yang berada di sana terkejut melihatnya. Zevanya memegang pipinya yang terasa begitu perih akibat tamparan keras dari papanya. Ia menatap pria paru baya di hadapannya itu dengan tatapan bingung bercampur hancur. “Papa,” lirih Zevanya dengan suara bergetar. Endiwarma Gadi menatap tajam putrinya itu dengan raut marah di wajahnya. Ia maju satu langkah lebih mendekati Zevanya dan dengan kasa