Bab 9. Penolakan Ellen

1032 Kata
Happy Reading. Ellen memutuskan untuk tinggal di apartemen karena rumahnya dengan perusahaan cukup jauh hingga memakan waktu satu jam perjalanan. Wanita itu memarkirkan mobilnya di basement dan langsung masuk ke dalam gedung. Ellen baru saja pulang dari kantor dan langsung masuk ke dalam lift. Sungguh harinya begitu melelahkan dan dia ingin segera sampai di unitnya. Setelah sampai, lift pun terbuka dan Ellen segera melangkah keluar. Wanita cantik itu kini benar-benar berubah dingin terhadap siapapun. Dia tidak pernah menanggapi berbagi godaan para pria yang menatapnya seolah dia ini makanan yang lezat. Ya, kecantikan Ellen memang semakin terpancar ketika dia menjanda. Mungkin tidak ada yang peduli jika semua orang tahu status Ellen yang sudah pernah menikah. Ellen masuk ke dalam apartemennya dan memutuskan untuk langsung membersihkan diri. Sungguh kehidupan Ellen yang dulu telah kembali. Selama tiga tahun menjadi istri dari Derrick Abelard membuatnya terkurung di dalam rumah yang seperti istana milik Derrick dan hal itu membuatnya menjadi seorang istri yang berbakti. Setelah menyelesaikan mandinya, Ellen langsung memakai pakaiannya. Hari ini dia tidak akan masak karena sudah merasa lelah. Ellen memutuskan untuk Delivery saja. Setelah menunggu hampir setengah jam, akhirnya terdengar suara ketukan pintu dan Ellen langsung berjalan untuk membukanya. Itu pasti kurir delivery, dia sudah sangat lapar dan Ellen langsung membuka pintunya begitu saja. "Maaf, dengan Bu Ellen, ya?" Ellen melongo melihat siapa yang ada di hadapannya. "Iya, Mas." "Ini pesanan Anda, terima kasih." Kurir itu pun menyerahkan bungkusan yang berisi makanan yang dipesan oleh Ellen. Sang kurir berpamitan dan Ellen tidak membalas ucapannya karena mata Ellen terpaku pada pria dihadapannya kini. Pria yang ada bersama kurir tadi. "Ellen, boleh aku masuk?" tanya Derrick dengan suara lembut. Ellen mengerutkan keningnya, ada urusan apa memangnya Derrick mencarinya ke apartemen? "Dari mana Anda tahu jika saya tinggal di sini? Apa Anda menguntit saya sampai kemari?" tanya Ellen dengan penuh kecurigaan. Derrick menggelengkan kepalanya cepat, dia tidak mau kalau Ellen menganggapnya sebagai penguntit. "Tidak, aku benar-benar tidak mengikuti mu." Ellen masih tidak percaya. "Lalu, darimana Anda tahu saya tinggal di sini? Dan ada urusan apa Anda sampai nyamperin saya kemari?" Derrick jadi salah tingkah diberondong pertanyaan seperti itu oleh sang mantan. Padahal memang benar dia sengaja datang ke apartemen Ellen karena ingin sekali bertemu dengan wanita itu. Sehari tidak melihat Ellen membuatnya semakin rindu. Ya, setelah kejadian kemarin dia datang ke perusahaan Ellen dan ditolak oleh sang mantan, Derrick hari ini berusaha fokus pada pekerjaan di kantor. Akan tetapi, entah kenapa kerinduan yang dalam benar-benar tidak bisa dicegah dan muncul begitu saja dihatinya. "Sebenarnya, aku hanya ingin ngobrol sama kamu. Kita sudah lama tidak saling bicara secara pribadi setelah kamu minta talak malam itu. Aku han—" "Maaf Pak, Derrick. Urusan pribadi kita sudah selesai saat malam kamu menceraikan ku. Jadi tidak ada hal pribadi lagi yang haru Anda urus. Bukankah Anda juga sudah mengajukan gugatan cerai ke pengadilan agama? Kita tinggal menunggu hasilnya saja. Setelah malam di mana Anda mengucapkan kata talak itu, kita sudah buka siapa-siapa," sela Ellen cepat. Sungguh dia tidak ingin mendengar apapun dari mulut pria yang sudah menjadi mantan suaminya itu. "Maafkan aku, Ellen." Mata Ellen membola sekejap. Merasa sedikit terkejut dengan kata maaf yang terlontar dari bibir Derrick. Pria yang selama ini dia kenal sangat dingin dan hanya bicara seperlunya saja dengannya, bahkan Derrick tidak pernah menganggap dirinya ada selama tiga tahun pernikahan, sore ini dia meminta maaf. Untuk apa? "Untuk kesalahan yang mana?" tanya Ellen sambil bersedekap. Menatap Derrick dengan tatapan mencemooh. Sudut bibirnya terangkat sedikit hingga terkesan mengejek. Derrick bisa melihat gesture Ellen yang membalasnya dengan angkuh dan menghina. Jika dulu Derrick pasti akan sangat tidak terima jika ada orang yang menatapnya seperti itu, tetapi tidak sekarang. Dia masih terlihat biasa saja, menekan egonya demi Ellen. Dia harus bisa membuat hati wanita itu luluh dan tahu jika perasaan untuk Ellen sudah berubah. Cinta itu yang dulunya masih samar kini terlihat sangat jelas. "Untuk semua kesalahanku, selama menjadi suamimu selama tiga tahun ini, aku tidak pernah bersikap baik padamu dulu," jawab Derrick dengan nada sendu. Sungguh bukan gaya Derrick sama sekali. Ellen semakin tersenyum sinis mendengar kalimat Derrick. Mereka masih berdiri di ambang pintu dan Ellen sama sekali tidak menyuruh Derrick masuk ke dalam apartemen. Wanita itu menjadi sangat dingin karena sudah terlanjur patah hati dan kecewa luar biasa kepada pria itu. Kenapa tidak dari dulu saja Derrick bersikap lembut seperti ini. Ada kilatan rasa bersalah di matanya dan Ellen menikmatinya semua itu. Ya, dia sangat suka melihat Derrick tersiksa. "Maaf tuan Adelard. Hubungan kita sudah selesai dan aku tidak bisa memaafkannya mu dengan mudah. Sejak malam di mana kamu mengatakan talak itu, aku sudah membuang semua perasaan untukmu dan mulai saat ini kalau bukan karena urusan pekerjaan, jangan datang lagi ke sini," ujar Ellen dengan tegas dan tatap mata yang dingin. Ellen tidak perlu mendengar jawaban dari Derrick, wanita itu langsung masuk ke dalam apartemen dan menutup pintunya begitu saja. Ingin sekali tangan Derrick terangkat dan menggedor pintu itu lagi, akan tetapi Derrick sadar jika Ellen pasti akan semakin ilfeel padanya. "Huh, sabar Derrick. Hanya begini saja kamu udah nggak sabar. Lalu bagaimana dengan Ellen yang selama tiga tahun berusaha merebut perhatian mu dan juga sudah mengabdikan semuanya secara tulus. Aku janji akan merebut hatimu kembali, Ellen. Aku akan mencabut gugatan kita," batin Derrick. Pria itu memutuskan pulang dengan perasaan kecewa, dia langsung masuk ke dalam mobil setelah sampai di basement. Sejujurnya Derrick mendapatkan alamat apartemen Ellen karena dia memang sudah menyuruh seseorang untuk mencari tahu. "Ini adalah permulaan, Ellen. Aku akan mengejar mu setelah ini," gumam Derrick kemudian melajukan mobilnya. Derrick tidak tahu jika sejak tadi Calista telah membuntutinya. "Oh, jadi ini yang membuatmu berubah, Derrick. Kamu ingin mengejar mantan istrimu lagi! Cih, tidak akan kubiarkan. Bukankah kamu sudah berjanji padaku akan menikahi ku secepatnya? Aku akan tagih janjimu itu!" Calista meremas setir mobilnya dengan kuat. Sejak Derrick keluar dari perusahaan, Calista memang sudah bertekad untuk mengikuti mobil pria itu. Beberapa hari ini Derrick berubah, lebih tepatnya ketika dia melihat sang mantan di restoran waktu itu. Calista bisa melihat kecemburuannya di mata Derrick saat sang mantan istri makan bersama pria lain. "Aku tidak akan membiarkan mu rujuk karena hanya aku yang akan menjadi Nyonya Abelard selamanya!" Bersambung.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN