“Sofia, ke ruanganku sebentar,” pinta Charles pada sekretarisnya itu lewat interkom. Beberapa menit kemudian, Charles mendengar pintu ruangannya diketuk dari arah ruangan Sofia. Wanita itu masuk setelah Charles memerintahkannya. “Duduk,” perintah Charles lagi. Pria tampan itu bertingkah biasa saja, seakan tidak pernah terjadi sesuatu pada mereka semalam. Sementara itu, Sofia sebisa mungkin menahan perasaan malu dan berdebar yang begitu menyiksa. “Ada perintah apa buat saya, Tuan Charles?” Sofia berusaha untuk bersikap profesional seperti biasa. Pria tampan yang yang nyaris sempurna di depannya Sofia itu mengangkat wajahnya dari depan laptop. Tangannya bergerak mengeluarkan sesuatu dari laci mejanya. Charles meletakkan sesuatu yang berkilauan dan menggesernya ke arah Sofia. “Ini kalung