"Dasar mesum." Aku berlari ke sudut ruangan dengan wajah sedikit panik. Melihat reaksiku, Gabrian langsung tertawa terpingkal-pingkal. Sial. Ternyata dia sedang mempermainkanku. Setelah tawa Gabrian mereda, aku langsung menghampiri laki-laki itu dan memukul kepalanya menggunakan bantal sofa. Gabrian hanya terkekeh dan sesekali menghindari pukulanku. Setelah sama-sama lelah, kami akhirnya memilih duduk berdampingan. "Ternyata kau kuat juga." Gabrian membenahkan rambutku yang berantakan karna ulahnya barusan. Aku menepis tangan Gabrian dan masih memasang wajah marah padanya. "Raya minggu ini Arron dan Grisella akan segera menikah. Apa kau tidak apa-apa?" Aku langsung menoleh dan melupakan kalau aku sedang marah pada Gabrian begitu dia menyebut masalah tentang pernikahan Arron dan Gris