Part 4 - Akhirnya Meet and Greet

1228 Kata
Hari yang ditunggu Laura akhirnya datang. Dimana hari ini Ia akan bertemu dengan sang idola. Bertemu dan bertatap langsung. Semoga saja Laura tidak pingsan seperti yang Niana katakan. Jika itu terjadi, rasanya pasti sangat memalukan. Kamar bernuansa pink di kediaman besar itu berantakan. Baju-baju bertumpuk di atas kasur berukuran king size. Sepertinya semua baju di keluarkan dari almari. Satu per satu di pasangkan di badan. Berhadapan dengan cermin se badan. Memilah dan memilih mana yang pantas untuk digunakan. Walau beberapa hari lalu sebenarnya sudah membeli yang baru. Namun perempuan kan memang seperti itu. Sesuatu yang simpel dibuat ribet sendiri. Setelah mencoba hampir semua, akhirnya pilihan Laura jatuh pada gaun berwarna pink yang memang dibeli untuk hari ini. Satu jam membongkar lemari hasilnya sia-sia. "Eh, tapi ini bagusan buat dinner deh. Iya kalo menang dinnernya." Laura akhirnya memilih celana jeans panjang dan kaos panjang berwarna merah muda. Terlihat santai dan tidak terlalu resmi. Untuk sepatu, gadis cantik itu memilih sneakers berwarna putih. Flatshoes yang kemarin dibelinya Laura rencanakan akan dikenakan saat dinner. Catat, jika Laura memenangkannya. Rambut panjangnya diikat menjadi satu. Dengan wajah hanya di beri bedak seadanya dan lipstik berwarna natural. Laura terlihat cantik khas remaja. Senyumnya yang menawan menjadi nilai tersendiri. Orang yang melewatinya pasti akan berhenti dan sekedar melirik wajah cantiknya. Menuruni tangga dengan riang, dan menyapa satu per satu anggota keluarga yang tengah duduk di teras depan rumah. Sedang bersantai dan Kevin yang mengisi waktu luang dengan mencuci mobil sendiri. Tatapan Deon dan Lilina yang serius membaca majalah otomatis teralihkan kala mendengar suara langkah kaki mendekat. Putri semata wayangnya sudah rapi dan bersiap untuk pergi. Senyum lebar terpatri pada wajah Laura. Menandakan betapa bahagianya gadis tersebut. "Dek, biasa aja dong." Kevin yang melihat Laura berteriak meledek. Menurut Kevin, senyum adiknya terlalu lebar dan terlihat menakutkan. Padahal sebenarnya selebar apapun Laura tersenyum, akan tetap cantik dan malah terlihat makin cantik. Memang dasar Kevin saha yang hobi mencari ribut dengan adiknya. "Tolong yah. Nyuci mobil aja yang bersih," balas Laura berteriak juga. "Bang David kemana Ma?" Tanya Laura kala indranya tak menangkap keberadaan David. "Abang kamu di kamar. Pangin istirahat katanya," jawab Lilina. "Ya udah deh. Adek pergi dulu ya Ma. Takut telat." Laura mencium tangan Lilina dan Deon. Berlari kecil menuju mobilnya yang terparkir tepat di samping mobil Kevin. Melewati Kevin tanpa menoleh atau berpamitan. Laura kesal dengan Kevin saat ini. Biar saja. "Oy gak pamit sama gue Dek?" Kevin berteriak melihat Laura mulai menstater mobilnya. Laura tak menyahut. Membuka jendela mobil, memeletkan lidahnya meledek, dan melaju pelan melewati pagar. Kevin yang melihat mencak-mencak di tempat. Sedang Laura tertawa penuh kemenangan. Sekarang imbang, 1 sama. Tempat acara meet and greet Naren terletak lumayan jauh dari jangkauan rumah Laura. Itu yang menyebabkan Laura berangkat 2 jam lebih cepat ke tempat acara. Takutnya terkena macet atau ada hal lain yang tidak diinginkan terjadi. Sepanjang perjalanan ditemani alunan musik yang mengalun merdu. Laura bersenandung lirih mengikuti lirik yang begitu dalam dan bermakna. Berkendara sendirian begitu menyenangkan dan menenangkan. Ditambah suasana hatinya yang sedang begitu baik. Ah, Laura ingin setiap hari merasakan perasaan ini. Pukul 8.00, satu jam menuju acara diselenggarakan Laura tiba dengan selamat. Gedung acara tampak ramai oleh gadis seusianya yang menamai diri dengan sebutan Arion Lovers. Fansbase Arion Narendra yang berkembang pesat belakangan. Mereka juga sama antusiasnya dengan Laura. Bedanya, Laura tak terlalu berlebihan dengan yang dikenakan. Sedang banyak dari mereka yang menggunakan pernak pernik bergambar wajah Arion. Seperti kaos, kipas tangan, case handphone dan lainnya. Harusnya Kevin melihat ini, agar tahu bahwa kadar suka Laura pada Arion tak terlalu berlebihan seperti yang dikatakan Abangnya kemarin-kemarin. Laura memasuki barisan untuk mengantri memasuki gedung acara. Karena membeli tiket yang VIP, Laura tak perlu menunggu lama. Barisan tiket VIP dan biasa di bedakan. Memasuki ruangan, kursi yang tersedia sudah mulai penuh. Mungkin ruangan ini berkapasitas lima ratus orangan. Dengan bantuan panitia, Laura menemukan kursi untuk tempatnya duduk. Laura merasa beruntung. Jarak antara panggung dengan kursinya hanya beberapa meter. Tak lebih dari 5 meter. Selama 3 jam kedepan bisa memandang wajah Naren dari dekat dan secara langsung. Semoga saja tidak pingsan nantinya. Ruangan berisi ratusan wanita dan beberapa pria langsung senyap saat sang pembawa acara mulai memasuki panggung dan mulai berbicara. Pekikan tertahan terdengar begitu Arion dipanggil keluar. Arion dengan kaos polos berwarna hitam dan jeans panjang biru masuk dengan senyum menawan. Ruangan riuh seketika. Arion begitu memikat dengan senyum manisnya. "Nah, Arionnya udah berdiri di sini. Gimana kabarnya Arion?" Pembawa acara berbasa-basi singkat. "Ya seperti yang kalian lihat. Tidak pernah sebaik hari ini," ucap Arion, matanya menyusuri ratusan penggemarnya. "Aduh bisa aja ya Arion ini. Gak usah nunggu lama nih. Kita mulai acara pertama. Arion, silakan beri sepatah dua patah untuk Arion Lovers yang sudah datang hari ini." Arion mengambil alih panggung. Senyumnya tak pudar. "Selamat pagi menjelang siang semuanya," sapa Arion dengan suara berat khas pria. Seketika Arion Lovers bergemuruh menjawab ucapan sang idola. Begitu juga Laura. Walau jantungnya mulai berdetak tidak wajar. Efek bertemu Arion atau yang biasa Laura sebut Naren memang sedahsyat ini. "Sebelumnya, terima kasih untuk yang sudah menyempatkan hadir di acara meet and greet pertama saya. Ah, pake gue aja ya. Biar lebih akrab." Arion mengucapkan usul yang langsung diiyakan. "Ulangi deh. Makasih semuanya yang udah dateng di acara meet and greet ini. Meet and greet pertama gue sekaligus merayakan 1 tahun Arion Lovers berdiri. Tanpa kalian, gue gak bisa jadi seperti sekarang ini. Yang jelas, kalian sangat berharga untuk gue dan kehidupan gue." Arion berhenti sejenak. Mamandang Arion Lovers di hadapannya. Acara terus berlangsung. Berbagai kegiatan seru terlaksana. Laura menikmatinya. Tak rugi mengeluarkan uang lumayan untuk mengikuti acara ini. Sekarang bagian tanya jawab langsung dengan Arion. Arion Lovers berlomba mengangkat tangan untuk di beri kesempatan bertanya. Laura juga tak mau ketinggalan. "Ya, kamu yang pakai kaos pink. Silakan bertanya." Tunjuk Arion langsung pada Laura. Panitia menghampiri Laura untuk memberikan mikrofon. Laura berdiri. "Sebelumnya perkenalkan nama saya Laura. Saya tidak ingin bertanya. Saya hanya akan menyampaikan bahwa saya berterimakasih karena kamu sudah hadir dan mengisi hari-hari Arion Lovers. Tetap menjadi Naren ah Arion yang seperti ini, jangan berubah walau kedepannya akan semakin tinggi." Laura mengakhiri dengan senyum. Merasa lega karena telah mengungkapkan langsung. Semua terdiam. Tak menyangka dengan apa yang Laura katakan. Kebanyakan dari mereka menyuarakan pertanyaan-pertanyaan aneh yang bersifat pribadi. Namun Laura hanya menyampaikan pesannya. "Hm." Arion berdehem setelah terdiam beberapa saat. "Salam kenal Laura. Terimakasih juga karena telah menjadi bagian dari Arion Lovers. Saya akan berusaha tetap menjadi Arion yang kalian kenal sekarang. Dan kalian, tetap berada di samping saya ya. Boleh kok kalo mau panggil Naren aja. " Arion tersenyum sekilas pada Laura. Sedang Laura hanya tersenyum salah tingkah. Sudah lebih dari dua jam acara berlangsung. Susunan acara hampir semua terlaksana. Tinggal pengumuman pemenang dinner saja yang tersisa. "Oh iya, untuk pengumuman pemenang dinnernya, nanti akan di hubungi panitia ya. Yang tadi tanya juga ada tambahan nilai plusnya loh. Haha, kaya seminar-seminar aja deh. Untuk acara hari ini, kita cukupkan di sini. Semoga di lain kesempatan kita bisa bertemu lagi. Terimakasih dan sampai jumpa semua." MC menutup acara. Arion meninggalkan panggung tak lama setelahnya. Satu per satu Arion Lovers berjalan menuju pintu keluar. Laura masih duduk. Enggan berdesak-desakan. Memilih menunggu agak lengang. Setelah lebih dari 10 menit menunggu, akhirnya pintu keluar agak lengang. Laura berdiri dan beranjak pergi. Meninggalkan seorang yang berdiri tak jauh darinya, dengan pandangan mata penuh rasa penasaran.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN