Nadine POV. Hal pertama yang aku lakukan untuk mewujudkan apa yang jadi impianku, adalah mengumpulkan keluargaku. “Mulai deh Nad, mau apa sih kumpulin kita semua di sini?” tegur bang Andra sambil melirik jam tangannya. Aku tertawa. “Gak usah sok sibuk, elo sampai kantor paling tanda tangan doang” ejekku. Kak Ocha istrinya tertawa. “Emang enak?, makin santai kerjamu, gara gara banyak arsitek yang jadi dayang dayang” ejek istrinya. Aku tertawa lagi. “Gue sih beneran gak bisa lama Nad, gue mesti ke bandara jam 2 siang, ayo deh mulai” perintah bang Brie, yang memang jadi sering keluar kota untuk melihat proyek pembangunan jalan dan jembatan di daerah pelosok. “Tunggu ayah sama bunda” kataku. Tak lama ayah dan bunda datang ke kantor yayasan milik kak Cley, dan kami berkumpul di ruanga