BOY POV. “Kalo kalian menolak membantu, biar aku yang urus, asal restui pernikahan kami” tutupku pada anggota keluarga kami yang aku undang berkumpul di rumah Nadine. Semua perkatanku tadi setelah aku berdusta soal aku yang sudah meniduri Nadine di Newyork. Aku lakukan semua supaya tidak ada yang memperlambat proses penikahanku dan Nadine lagi dengan banyak tanya soal keseriusan kami. Namanya keluarga tentu ribut tanya tanya kenapa tiba tiba kami mendadak buru buru mau menikah, sementara sebelumnya kami sempat berpisah selama hampir dua tahun. Dustaku juga yang membuat anggota keluarga kami kompak menghela nafas kasar, terutama kedua abang Nadine. Aku tidak perduli. “Sini nak, duduk dulu, kita bicara yang benar. Tiba tiba kalian datang bawa berita yang membuat kami syok” perintah bunda