Prisma menatap Birru lekat dengan jantung yang berdegup semakin cepat. Ia berharap, pria itu akan menjawab tidak dan menjelaskan segalanya. Mengatakan bahwa semua berita itu bohong. Namun entah mengapa, ia sendiri merasa tidak yakin. Sikap Birru saat ini sudah terlihat sangat jelas. "Ya." Birru balas menatap Prisma sekilas, sebelum akhirnya melangkah ke jendela dan menatap kelap-kelip lampu kota. "Berhubung proses balas dendam sudah berakhir dan kau sudah memahami perusahaan. Jadi, kontrak kerjasama kita berakhir di sini," imbuhnya datar. Belum sempat mengatakan tentang kehamilannya, Prisma dibuat tidak bisa berkata-kata. Air matanya jatuh begitu saja dan ia lekas menyekanya agar Birru tidak melihat. "Y-ya, sepertinya memang begitu." Prisma memaksakan senyumnya dengan bibir yang ber