Kalah Telak

1998 Kata

Malika masih merasa takjub dengan apa yang di lakukan oleh Mamanya. Dia tidak menyangka, Arina bisa berkata sedikit kasar seperti tadi. Selama menjadi anak Mama cantiknya, Malika tidak pernah sekalipun mendengar Arina merendahkan orang lain. Meskipun, dia terlahir dari anak orang kaya. "Mama hebat sekali!" seru Malika. "Apanya yang hebat, Kak?" "Ya sikap Mama ke Tante Clara tadi. Mama tuh sudah kayak super hero buat anaknya. Ya ampun ... Pokoknya tadi Mama keren!" Arina yang sedang melakukan perawatan rambut terkekeh mendengar pujian dari putri cantiknya. Baginya mempermalukan orang di depan umum seperti tadi, merupakan pengalaman pertamanya. Dia tidak mungkin melakukan hal semacam itu, kalau tidak untuk membela anak semata wayangnya. "Mama agak sedikit gugup tadi," ucapnya. "Nga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN