Indari sampai di café miliknya, ia melihat pengunjung seperti biasa sangat lah ramai, ketika hari sudah pagi pasti sangat ramai di cafenya, apalagi tempat dimana ia membangun café miliknya ada ditengah-tengah kompleks perusahaan dan beberapa instansi lainnya. Indari seperti biasa dikejutkan dengan kehadiran seorang lelaki yang selalu berdiri dikursi pojok bagian kanan, selalu memesan kopi latte dan seporsi sandwich. Indari berjalan dan mengabaikan, ia dan Radika memang sudah memutuskan untuk saling mengabaikan meski mereka saling bertemu. Indari menghampiri Hikmah yang sudah stay dimeja kasir. “Hikmah, apa dia sudah lama?” tanya Indari menunjuk Radika yang duduk membelakanginya. “Sudah, Bu, sudah sejak dua jam yang lalu,” jawab Hikmah. “Kamu suruh Cristina untuk membawakan sepotong rot