Prahara 5 - Berteman

1265 Kata

Indari tengah menangis dan merintih merasakan hatinya terluka, luka yang di berikan suaminya itu tidak pernah sembuh, malah semakin sakit, bahkan nyaris tidak pernah tersenyum setiap hari. Indari duduk diam di kursi dekat meja dapur, sesekali menyeka air matanya, air mata yang selalu menghiasi wajahnya di rumah ini, bukan senyum atau tawa, namun tangis yang mampu membuat segalanya berubah menjadi warna hitam. "Ammah," panggil Adisty, membuat wanita cantik itu menyeka air matanya, lalu berbalik menatap gadis kecil yang begitu di sayanginya.       Indari tersenyum. "Ada apa, Sayang?" "Ammah lagi marahan sama Appah, ya?" tanya Adisty, memeluk erat boneka beruangnya, boneka yang menjadi hadiah ulang tahunnya dari Indari. Indari beranjak dari duduknya dan menggendong gadis kecil itu, lalu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN