Bab 09

1961 Kata

"Jangan, Mas! Jangan! Ku mohon...!!!" lirih seorang wanita yang mempertahankan harga dirinya di pekatnya malam ini. "Diam kau! Kalau kau tidak mau, kau harus melayani teman-temanku!" hardik seorang pria. Nafsunya semakin menjadi-jadi. Kedua tangannya tidak tinggal diam menggerayangi setiap lekukan demi lekukan. "Jangan! Ku mohon!" isak tangisnya kini terdengar. Pria yang lehernya terdapat lukisan kepala elang tidak peduli. Kenikmatan yang sebentar lagi akan ia raih tidak akan ia sia-siakan hanya karena sang gadis meronta. "Jangan, Mas... jangan! Tolong..., tol..., hempppgkhh!!!" Di luar, suara jangkrik dan katak saling bersahut-sahutan. Seakan-akan mereka ikut merayakan pergulatan yang sedang terjadi di dalam sana. Tidak jauh dari rumah itu, tiga orang, dua laki-laki dan satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN