Setelah bergelut selama satu jam, akhirnya Nurul kembali dengan aktivitas memasaknya yang sempat tertunda. Senyuman menghiasi roman Nurul. Pipi chubby-nya pun ikut merona. Nikmat surgawi yang belum pernah ia rasakan akhirnya terwujud setelah beberapa hari ia menikah. Yah, meskipun agat terlambat namun tidak membuat hubungannya dengan Fatih merenggang. Setengah jam kemudian masakan buatan Nurul sudah tersusun rapi di atas meja makan. Aroma masakannya sudah menggugah selera, apalagi sarapan mereka hampir tidak bisa dikatakan sarapan lagi karena saat ini jam telah menunjuki angka setengah sepuluh pagi. Dan ditambah pula sejak tadi perutnya minta diisi. Nurul mengusap keringat di pelipis dengan punggung tangan. Matanya menatap satu persatu hidangan yang telah ia masak tadi. Ada nasi goreng