Mengembangkan Potensi Lokal Kab Purbalingga
Strategi mengembangkan produk lokal sebagai komoditas unggulan daerah merupakan salah satu strategi memberdayakan potensi lokal guna meningkatkan kemandirian suatu daerah.
Produk lokal dapat dipandang sebagai salah indentitas daerah yang menggambarkan tidak hanya aspek ekonomi tetapi juga aspek sosial budaya. Pada setiap produk-produk lokal tergambar suatu entitas kedaerahan yang terbangun puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Pada umumnya produk-produk lokal banyak dikaitkan dengan Usaha mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM merupakan salah satu pilar ekonomi Bangsa Indonesia yang memegang peran penting dalam menjaga dan mengembangkan produk-produk lokal.Oleh karenanya melestarikan dan memberdayakan para pelaku UMKM merupakan salah satu cara untuk mendorong agar produk-produk lokal mampu bersaing baik level lokal maupun nasional.
Secara geografis, Kabupaten Purbalingga Kabupaten Purbalingga sendiri merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah dengan ibu kotanya yaitu Purbalingga. Kabupaten Purbalingga berbatasan dengan Kabupaten Pemalang di sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Banjarnegara di sebelah Timur dan Selatan, serta berbatasan dengan Kabupaten Banyumas di sebelah Barat dan Selatan. Secara geografi, ibu kota Kabupaten Purbalingga yakni Purbalingga yang berada di sekitar 21 km sebelah Timur Laut Purwokerto.
Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah berada di antara cekungan-cekungan dari beberapa rangkaian pegunungan yang ada di sekitarnya. Di sebelah Utara merupakan rangkaian pegunungan dari Gunung Slamet dan dataran tinggi Dieng, sedangkan bagian Selatan merupakan Depresi Serayu yang dialiri oleh dua sungai besar yaitu kali dan anak sungainya yaitu kali Pekacangan.
Dari kali Pekacangan ini bertemu anak sungai Klawing dan akhirnya bermuara menjadi satu menjadi sungai Serayu. Saat ini potensi batu akik sungai Klawing sedang booming, setelah pesona batu pancawarna dan nagasui menjadi juara internasional di majalah Gamstone. Selain potensi batu pancawarna Klawing, ada juga potensi batu akik bahkan batu warna yang ada di Kecamatan Karanganyar, Mrebet, Karangmoncol dan Rembang serta sepanjang sungai Pekacangan.
Menyusuri hutan, sungai-sungai mencari jejak akan pesona alam dengan berjalan-jalan di pinggir sungai Daerah Kaliori sampai Bungkanel, kec Karanganyar masih Kab Purbaligga Jawa Tengah. Di musim kemarau, warna jernihnya air dan arus sungai ada yang menarik diambil, ya batu berwana hijau dan merah. Di kemudian hari batu berwarna warna itu menjadi trade mark batu akik dari Klawing Purbalingga yakni jenis nagasui dan pancawarna, yang secara mengejutkan menjadi juara internasional kontes batu.
Di Kabupaten Purbalingga ada terdapat banyak industri, seperti industri bulu mata dan wig serta industri knalpot sebagai alternatif suku cadang murah. Selain terdapat banyak industri, ada pula beberapa tempat wisata di Purbalingga yang terkenal sampai keluar daerah Purbalingga semacam Objek Wisata Owabong (Bojongsari), Gua Lawa (Karangreja), Monumen Jendral Sudirman (Rembang), Wisata Air Congot (Kemangkon) dan lain-lain.
Namun selain objek wisata yang sudah menasional itu, ada potensi wisata yang tidak kalah menariknya, yakni wisata religi. Bagi para peziarah, wisata ruhani dari makam ke makam di Purbalingga biasanya, para peziarah ramai datang pada bulan Rabiul Awal (Maulid), Syawal (Idul Fitri), menjelang musim haji dan bulan Ramadan.
Peninggalan sejarah yang dapat dijadikan sebagai wisata religi potensial bagi Purbalingga, misalkan: Masjid Agung Darussalam, Masjid Laksamana Cheng Ho (Bobotsari), (Masjid dan makam Wali Prakosa Pekiringan (Karang Moncol), Makam Nyai Rubiah Bekti (Kramat, Karang Moncol), Museum Jendral Sudirman, Gua Lawa (Karangreja), Makam Sayid Mansyur (Sumampir, KarangMoncol), Makam Kyai Pekeh (Grantung, Karangmoncol), Makam Nyai Rubiah Sekar (Putri Syekh Atas Angin di Gunung Wuled, Rembang), Makam Syekh Haji Datuk (Rajawana, Karangmoncol), Makam Syekh Mahdum Cahyana Sura (Grantung, Karangmoncol), Masyarakat Aboge (Mrebet), Pendopo dan makam KH Muhammad Irsyad (Maribaya, Karanganyar), Petilasan Syekh Jambu Karang, dll.
Mengangkat Keunikan Produk Lokal
Produk lokal memiliki karakteristik unik dibandingkan produk-produk umum yang telah dikenal secara luas oleh masyarakat secara nasional maupun produk yang berasal dari luar negeri. Produk lokal memiliki karakteristikantara lain: bentuknya seder¬hana, bahan bakunya dari daerah setempat, identitasnya dikenal masyarakat secara luas, dan konsumen atau produsennya berasal dari daerah setempat. Keberlangsungan produk-produk lokal sangat ditentukan oleh masyarakat yang ada ditempat tersebut.
Melihat fakta bahwa akhir-akhir ini keinginan masyarakat didaerah tersebut untuk mengonsumsi produk lokal relatif rendah dibandingkan dengan konsumsinya pada produk-produk umum lainnya maka perlu terobosan agar produk-produk lokal dapat berjaya di daerahnya.Hal tersebut terjadi terutama karena persepsi masyarakatterhadap produk lokal seringkali disejajarkan dengan produk umum yang telah beredar luas secara nasional dan produk umum tersebut dijadikan tolok ukurdalamhal: harga, tampilan, jaminan ketersediaan dan informasi produk. Masyarakat cenderung membandingkan produk-produk lokal dengan produk umum yang telah ada dan berdar secara nasional.
Pembandingan tersebut akan mempengaruhi persepsi masayarakat tentang atribut produk lokal yang terkesan inferior (rendah) dibandingkan dengan produk umum lainya.Keunggulan produk lokal harus diperoleh dari atribut yang ada di dalam produk lokal itu sendiri, atau disebut atribut intrinsic. Kata intrinsic diterjemahkan sebagai berbagai hal penting yang sudah dimiliki atau menjadi dasar dari sesuatu (produk). Atribut intrinsik yang umum dari produk lokal antara lain: kesesuaian, ketersediaan, keberlanjutan dan kepemilikan-nya. Kesesuaian produk lokal dikaitkan dengan pemanfaatannya yang sejalan dengan budaya masyarakat setempat dan berlaku dalam jangka waktu yang lama. Ketersediaan produk lokal dikaitkan dengan ketersediaan bahan bakunya yang berasal dari daerah setempat. Keberlanjutan produk lokal dikaitkan dengan kemudahan pengembangan dan pelestariannya. Kepemilikan produk lokal dikaitkan dengan kepedulian untuk menjaga eksistensi, reputasi dan mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Atribut intrinsik inilah yang menjadi dasar untuk memperoleh keunggulan produk lokal. Membiarkan produk lokal tanpa mengembangkan atribut intrinsiknya hanya akan menurunkan keunggulan produk lokal, dan suatu saat keunggulan itu akan hilang secara permanen.
Dengan mengamati derajat keunggulan produk lokal yang terus-menerus menurun saat ini, perlu suatu pendekatan yang mengkombinasikanpendekatan berbasis sumber daya (Barney, 2007); dan pendekatan berbasis orientasi pasar (Jaworski & Kohli, 2006; Narver & Slater,2004). Kedua pendekatan ini perlu digunakan secara berurutan, pertama adalah pengamatan berbasis sumber daya dan dilanjutkan dengan orientasi pasar.Pendekatan melalui pengamatan sumber daya digunakan untuk melengkapi atribut intrinsik produk lokal sehingga memiliki keunggulan berupa kelangkaan, kompleksitas peniruan, kesulitan penggantian dan nilai¬-nilai lokalnya. Perlengkapan atribut intrinsik berupa: jejaring para pemangku kepentingan, dokumen legal dan kontraktual, spesifikasi produk, panduan, brosur dan displai, riset pasar, konsultansi dan advisori.
Kedua, pendekatan melalui orientasi pisar digunakan untuk menyesuaikan atribut intrinsik produk lokal sehingga memiliki keunggulan berupa keinginan sesungguhnya dari konsumen, kinerja pesaing dan fakta dalam persaingan, serta kepekaan dalam menyesuaikan situasi pasar. Penyesuaian atribut intrinsik berupa: kapasitas produksi, arus dan tahapan pemasaran, praktik terbaik, lokasi produksi dan konsumsi, regulasi, dan tingkat pengetahuan konsumen.
Strategi Memasarkan Produk Lokal
Kekayaan produk lokal dari berbagai kecamatan atau desa yang ada di Kabupaten Purbalingga, tentunya menjadi salah satu bukti nyata bagi masyarakat Purbalingga bahwa sekarang ini pertumbuhan UMKM di Purbalingga semakin menunjukan arah kemajuan yang cukup positif. Beragam jenis produk rumahan maupun hasil produksi industri kecil pun kini mulai memperlihatkan keunggulannya masing-masing, sehingga tidak menutup kemungkinan bila produk-produk lokal buatan UMKM di Kabupaten Purbalingga siap meramaikan persaingan baik pasar lokal, nasional, bahkan diharapkan dapat menjangkau pasar internasional.
Untuk dapat mengangkat produk lokal ke jangkauan pasar yang lebih luas, pastinya para pelaku UMKM di Kabupaten Purbalingga dituntut untuk lebih aktif dalam membangun jaringan bisnis, serta meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya dalam mengembangkan sebuah usaha, sehingga produk yang mereka produksi benar-benar berkualitas bagus dan bisa berhasil memenangkan persaingan pasar yang ada. Dalam rangka mengenalkan dan mendayasaingkan produk-produk khas Kabupaten Purbalingga perlu kiranya rancangan strategi pemasaran yang tepat.Beberapa strategi pemasaran yang dapat digunakanmeningkatkan daya saing dan daya jangkau produk-produk lokal khas Purbalingga antara lain. Pertama, melengkapi produk dengan kemasan yang menarik. Kedua, mengembangkan jaringan pemasaran produk ke pasar modern. Ketiga, mempromosikan produk melalui event pameran. Keempat, Membuka gerai pemasaran produk UKM. Dengan implementasi strategi pemasaran tersebut diharapkan dapat mengangkat potensi produk lokal ke pasar nasional maupun internasional. (*****)