Bosku Perenggut Mahkotaku

Bosku Perenggut Mahkotaku

book_age18+
275
IKUTI
3.5K
BACA
one-night stand
HE
boss
bxg
bold
office/work place
like
intro-logo
Uraian

"Tolong sentuh aku, please. Panas! Ini sangat menyiksaku!"

"Semoga kamu nggak menyesal, Rissa! Aku pasti akan bertanggung jawab dan menikahimu!"

Terlibat cinta satu malam dengan Kevin, membuat Rissa terkejut setengah mati saat mengetahui CEO di tempat ia melamar pekerjaan sebagai sekretaris adalah Kevin yang telah merenggut kesuciannya. Kesalahpahaman terjadi antara Rissa yang mengira Kevin telah memerkosanya, padahal kenyataannya wanita itulah yang memohon untuk disentuh karena obat perangsang yang kekasih Rissa berikan. Namun, takdir berkata lain saat keduanya dibuat terkejut begitu hadir di acara pertemuan dua keluarga yang berniat untuk menikahkan mereka.

Bagaimana perjalanan dari pernikahan yang dijalani keduanya akibat perjodohan tanpa adanya ikatan cinta? Siapakah di antara mereka yang lebih dulu jatuh cinta?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Malam Panas
"Tolong sentuh aku! Bantu aku hilangkan panas ini ...." Wanita yang biasa dipanggil Rissa itu tampak menyerang Kevin–seorang pria yang tidak dikenalnya. Tetapi Rissa bertemu dengan pria itu di bar yang ia datangi bersama Alex–kekasihnya. Awalnya, Kevin hanya berniat menolong saat melihat Alex dengan sengaja menaruh obat perangsang di minuman wanita itu. Sekarang justru Kevin yang terjerat dalam masalah karena harus meladeni permintaan Rissa yang terus memohon bantuannya. "Jangan seperti ini! Kendalikan dirimu!" Kevin masih coba menahan tubuh Rissa yang semakin rapat mendekat. Wanita itu terlihat semakin liar. Menciumi leher Kevin sambil mengeluarkan desahan kecil yang lolos dari bibir ranumnya. "Nggak bisa. Aku bener-bener nggak kuat! Aku udah nggak tahan lagi!" "Hei, tolong sadarlah! Kamu nggak boleh seperti ini. Kamu harus bisa tahan! Jangan sampai kita melakukan kesalahan yang akan kamu sesali seumur hidup!" ucap Kevin setelah berhasil menjauhkan tubuh Rissa yang kini tengah menindihnya. "Tolong sekali aja, aku mohon! Aku udah nggak tahan! Panas! Ini sangat menyiksaku!" rengek Rissa sambil mengibaskan kedua telapak tangan. Mengipasi tubuhnya yang berkeringat, walau kamar di apartemen Kevin sangat dingin. Dan kini, Rissa masih mengungkung tubuh Kevin tanpa berniat pergi. "Aku akan menyirammu pakai air dingin biar kamu nggak kepanasan lagi! Ayo bangun!" perintah Kevin, pria itu tak kehabisan akal demi menyelamatkan Rissa yang entah ingat dengannya atau tidak. Ya, dulu, Rissa adalah adik tingkatnya di kampus sebelum ia mengenal Claudia. Makanya, begitu melihat wanita itu dikerjai Alex, Kevin langsung menolongnya. Saat Kevin berusaha bangkit dan mengenyahkan Rissa dari atas tubuhnya, wanita itu malah melumat bibir Kevin dengan rakus. Kevin yang merasa terjebak pun perlahan mulai tergoda. Pria mana yang bisa tahan jika terus dibangkitkan hasratnya, termasuk Kevin yang sampai saat ini masih coba menahan diri meski ia semakin ragu bisa menahannya lebih lama. "Semoga kamu nggak akan menyesalinya, Rissa!" gumam Kevin saat melepas pagutan bibir mereka. Pria itu terlihat pasrah saat Rissa mulai melucuti semua pakaiannya. Dengan posisi women on top, wanita yang biasa dipanggil Rissa itu mulai melakukan penyatuan setelah melepas seluruh pakaiannya. Malam itu, keduanya bergulat hebat di atas ranjang sampai akhirnya Kevin mengambil alih posisi Rissa, berbagi peluh hingga suara desahan terdengar saling bersahutan memenuhi seisi ruangan. Walaupun itu yang pertama bagi Rissa, tetapi ia begitu menikmati permainan Kevin karena berada di bawah pengaruh alkohol dan obat perangsang yang seolah melumpuhkan otaknya. Satu jam pertempuran panas itu akhirnya mencapai puncak kenikmatan. Kevin yang merasa lututnya gemetar langsung menjatuhkan tubuhnya tepat di samping Rissa. Dilihatnya, wajah cantik Rissa yang langsung terpejam setelah desahan panjang menjadi sesi akhir dari permainan panas mereka. "Maafin aku, Rissa. Tapi, aku pasti akan bertanggung jawab dan menikahi kamu," ucap Kevin sungguh-sungguh. Tak hanya merasa bersalah, pria berwajah tampan itu juga menyesal karena sudah merenggut kesucian wanita itu. Namun, semua yang dilakukannya semata-mata hanya untuk membantu Rissa lepas dari rasa panas akibat meminum minuman yang sudah dicampur obat perangsang yang tak disadari wanita itu. *** Pagi itu, sinar matahari yang lembut menyelinap melalui celah-celah tirai, menerangi kamar apartemen. Rissa terbangun perlahan, matanya masih setengah terpejam. Namun, ketika ia berbalik, jantungnya berdegup kencang. Di sebelahnya ada seorang pria yang tak dikenalnya tengah tertidur pulas. "Astaga siapa dia?" tanya Rissa dalam hati dengan mulut dan mata yang terbuka lebar. Dahinya pun kemudian tampak mengernyit. Ia tidak ingat apa yang terjadi padanya semalam dan mengapa dirinya bisa tidur dengan pria itu. Keterkejutan Rissa bertambah saat selimut yang menutupi tubuhnya tersingkap, dadanya berdenyut nyeri begitu menyadari bahwa tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun. Dalam hitungan detik cairan bening seketika memenuhi mata indah wanita itu. Ia bingung dan takut dengan apa yang dilihatnya saat ini. Namun, sekeras apa pun Rissa berpikir ia tetap tak mengingat mengapa bisa tidur dengan pria itu. Meski begitu Rissa sadar jika semalam ia telah menyerahkan kesuciannya yang berharga pada pria itu. Rissa pun meremas rambutnya. Kepalanya mendadak pusing. Air mata luruh membasahi wajah, tetapi ia berusaha menahan agar suara isak tangis tidak keluar dan membangunkan pria itu. "Aku harus pergi sebelum dia bangun!" gumam Rissa dengan perasaan takut dan kini ia merasa harga dirinya telah hancur berkeping-keping. Dengan hati-hati Rissa bangkit dari tempat tidur, berusaha agar tidak membuat suara. Ia meraih pakaiannya yang berserakan di lantai, mengenakannya dengan cepat. Setelah berpakaian, Rissa menoleh ke belakang sekali lagi, memastikan Kevin masih memejamkan kedua mata. Ia menarik napas dalam-dalam lalu melangkah tanpa mengenakan high heels, ia sengaja melakukan itu agar langkahnya tidak menciptakan suara yang dapat membangunkan Kevin. Kemudian Rissa meninggalkan kamar apartemen tersebut. Pintu tertutup pelan di belakangnya, meninggalkan Kevin yang masih terbuai dalam tidurnya. Tujuan Rissa saat ini adalah datang ke apartemen Alex dan bertanya pada pria itu karena hanya Alex satu-satunya orang yang tahu mengapa dirinya bisa berakhir tidur dengan pria lain. Dengan menaiki taksi, Rissa tiba di gedung apartemen berlantai 25 itu, dan langkahnya tergesa-gesa menuju unit apartemen Alex yang berada di lantai 17. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan bel, butuh beberapa menit sampai pintu dibukakan oleh Alex yang baru terbangun karena suara bel yang berbunyi memekakkan telinga. "Sayang? Ngapain pagi-pagi kamu datang ke sini?" tanya Alex sembari mengusap matanya yang lengket dan terkejut kekasihnya datang mengunjunginya sepagi ini, terlebih wanita itu masih mengenakan pakaian semalam. "Jelasin ke aku apa yang semalam terjadi? Kenapa aku bisa pisah sama kamu dan aku malah sama laki-laki itu!?" "Laki-laki itu? Siapa maksud kamu? Bukannya semalam kamu pulang sendiri dan ninggalin aku gitu aja? Bahkan kamu nggak jawab teleponku! Kenapa?" Rissa terkejut mendapat pertanyaan balik dari kekasihnya. Ia semakin dibuat bingung dengan apa yang terjadi. Namun, buru-buru ia menelan ludah, dan berusaha merubah ekspresinya. "Apa semalam aku mabuk banget sampai nggak ingat apa-apa?" "Ya, kamu mabuk setelah minum satu botol. Pas aku balik dari toilet kamu udah nggak ada, aku pikir kamu udah pulang sendiri." "Berarti laki-laki itu udah manfaatin keadaan saat aku mabuk. Dasar m***m! Semoga aku nggak akan pernah ketemu lagi sama dia." Di dalam hati, Rissa terus merutuki nasib sialnya karena bertemu dengan Kevin. "Pokoknya, Alex nggak boleh tau soal ini."

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook