PART 7

1508 Kata
*** ~ Keningnya berkerut, menandakan Ia sedang berpikir. Ia berpikir bahwa mungkinkah Khesya akan berniat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri? Sekhawatir itu, gadis itu dengan perjodohan mereka, sehingga membuat berpikir bodoh? Kini pikirannya mulai berkecamuk memikirkan apa yang akan gadis itu lakukan. Daren masih betah pada posisinya, Ia masih berdiri mematung tepat di depan pintu kamar Khesya. Yah, Daren yang melangkah berniat menuju kamarnya pun urung, karena tak sengaja menoleh ke arah pintu kamar Khesya yang sedikit terbuka. Ia penasaran apa yang gadis itu lakukan saat ini setelah mendengar keputusan orang tuanya bahwa acara pernikahan mereka akan segera dilaksanakan, bahkan satu bulan dari sekarang. Apa gadis itu saat ini sedang bahagia atau bahkan sedang loncat-loncat kegirangan tanda bahagia, karena akan segera menjadi Nyonya muda Margatama. Namun yang Daren lihat malah sebaliknya. Gadis itu bersedih, Ia sedang mencurahkan perasaan sedihnya saat ini pada mendiang Ibunya, bahkan Daren dapat mendengar dengan sangat jelas, apa Khesya akan menyusul Ibu ke surga. Kenapa gadis itu bisa berpikir seperti itu? Jika tidak menginginkan, kenapa tidak menolak saja? Hah, Daren sungguh bingung. Entah apa yang dipikirkan gadis itu. Ia ketakutan seakan besok ia akan dinikahi oleh seorang mafia atau pembunuh berdarah dingin. Haahhh... sungguh berlebihan sekali menurut pemikiran Daren. Meski ia tak mencintai wanita itu, ia tak mungkin menyiksanya. Terlebih, ia masih bisa menikmati waktu bahagia bersama sang Mommy, itu atas pengorbanan Ibu dari gadis itu. Mendapati kenyataan jika Khesya tidak berpuas hati dengan perjodohan mereka, membuat Daren merasakan perasaan lain yang bahkan ia sendiri tak dapat menjelaskannya. Hatinya sedikit perih saat mendengar jika Khesya ingin menyusul sang Ibundanya. Gadis itu terlihat rapuh dan sangat putus asa. Setelah beberapa saat, Daren pun memutuskan untuk segera menyudahi acara mengintip tak sengaja nya, ia pun melangkah mundur untuk menjauh dari pintu kamar Khesya, Ia berbalik dan masuk ke kamarnya. Ia ingin beristirahat saat ini. Ia melangkahkan kakinya dan menghempaskan badan kekarnya di atas king size miliknya sambil menarik lalu membuang nafas panjangnya. Ia sungguh lelah sekali. "Hhahh, terserahnya saja apa yang mau dia lakukan, aku tidak peduli, hidup ku saja sudah hancur seperti ini" ucap Daren frustasi. Sesaat kemudian pikirannya tertuju pada kekasih nya, wanita yang sangat Ia cintai, siapa lagi kalau bukan Shalom. Ia mengulurkan lengan panjangnya guna menjangkau ponsel diatas nakasnya. Jemari besarnya mulai berselancar di layar ponsel tersebut, mengotak ngatik guna mencari kontak wanitanya. Setelah ia menemukannya, Daren pun langsung menghubungi kekasihnya. Hanya suara wanitanya yang ingin ia dengar saat ini. Sungguh ia sangat merindukan suara manja dan sexy Shalom … . . Residence Apartemen,. Dua anak manusia yang baru saja lepas dari kegiatan panasnya, mereka saling memuaskan satu sama lainnya.nMeraih kenikmatan bersama adalah cara keduanya menikmati hidup. Dia adalah Shalom dan pria-nya. Yah ... Saat ini Shalom sedang menikmati malam panasnya dengan seorang pria, dan tentu saja itu bukan Daren Margatama kekasih nya. Ia telah bermain api dibelakang pria yang sangat ia cintai, itu katanya, namun entah bagaimana sebenarnya perasaan Shalom pada Daren, itu hanya dia dan Tuhan yang tau. Sedangkan pria itu, ia kembali memagut bibir tebal Shalom, seakan belum terpuaskan dengan permainan mereka yang berlangsung dari dua jam lalu. Shalom melenguh di sela pagutan nya. Pria itu melepas pagutannya dan menatap wajah Shalom lalu ia berkata. "I love you, Baby,." Shalom tersenyum menatapnya. "I love you more, sayang,." balasnya lembut sambil membelai rahang tegas pria itu. "Thanks untuk malam ini, kau selalu luar biasa" ucapnya sambil tersenyum. Sedangkan Shalom, ia menanggapinya dengan senyum dibibir nya. Pria yang bersama Shalom saat ini adalah Falcon. Yah ... Pria itu bernama Falcon Ferdinand yang tak lain adalah kekasih Shalom. Terdengar membingungkan bukan? Bukankah Daren adalah kekasihnya? Entahlah, hanya wanita itu yang tahu jawabannya. Tak lama kemudian, pendengaran Shalom seperti menangkap suara ponselnya, dan ia pun melemparkan pandangannya ke atas meja kecil disana. Dan benar saja, ia melihat ponselnya yang bergetar tanda ada orang yang sedang memanggilnya lewat sambungan telepon. Dddrrrttt ... dddrrrttt ... dddrrrttt Shalom menegakkan sedikit tubuh polosnya, lalu menjangkau ponselnya di atas nakas disana. Ia melihat layar ponselnya dan seketika matanya membola. Ia sedikit panik dan langsung memberi isyarat pada Falcon untuk diam dan jangan bersuara. Namun pria itu tetap bersikap tenang seakan tak peduli. Justru ia sedikit kesal melihat kepanikan di wajah wanitanya. My Daren is calling... Tanpa menunggu lebih lama lagi, Shalom pun mulai menggeser tombol berwarna hijau disana guna mengangkat panggilan telepon dari kekasihnya, Daren. Shalom melirik sejenak kearah Falcon, dan mendapati wajah tak sukanya dari pria yang baru beberapa menit mengungkungnya penuh nikmat. "Hallo sayang" sapa Shalom sedikit gugup dan berusaha untuk mengatur suaranya agar tak terlihat jika ia sedang khawatir. "Baby kenapa lama sekali mengangkatnya, apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Daren diseberang sana. Mendengar pertanyaan itu, degup jantung Shalom semakin kencang tak beraturan. Entah kenapa, rasa bersalah dan takut secara bersamaan hinggap begitu saja dihati Shalom. Apa ia bersalah karena sudah terlanjur menghianati pria yang ia cintai. Tentu saja tidak. Ia hanya merasa bersalah karena beberapa menit yang lalu bukan Daren yang memberinya kenikmatan. Dan takut jika ia ketahuan, Daren pasti akan langsung meninggalkannya. Bukan hanya itu, pria itu pasti akan membunuhnya. Memikirkannya saja sudah membuat Shalom bergidik ngeri. "Ah, maaf sayang, tadi aku lagi dikamar mandi, tapi ini sudah selesai kok, kenapa sayang, ada apa,.?" Ia mulai merangkai berbagai macam kebohongan untuk mengelabui kekasihnya itu. Sungguh licik. "Kenapa? Tentu saja aku merindukan mu baby, memangnya kamu tidak? "Bukan begitu sayang, tentu saja aku juga merindukanmu. Aku hanya eeegghhh” Shalom langsung membekap mulutnya dengan sebelah telapak tangannya. Tanpa bisa dicegah, Shalom mengeluarkan suara desahannya akibat Falcon yang meremas sebelah gundukannya dengan sangat kencang. Ia berbalik menatap Falcon dengan mata mendelik kesal, dan pria itu hanya tersenyum tanpa dosa. Seakan puas dengan apa yang baru saja ia lakukan. "Baby, apa yang kamu lakukan?! Kenapa suara kamu seperti sedang mendesah?!" ujar Daren disebrang sana sehingga membuat Shalom seketika panik. "Sayang, siapa yang mendesah, kau ini ada-ada saja. Barusan kaki aku kepentok meja sayang, dan ini sakit sekali. Sudahlah sayang, kamu jangan berpikir yang macam-macam. Dan sekarang apa sedang kamu lakukan, sayang?" tanya Shalom untuk mengalihkan pembicaraan. Namun detak jantungnya kian semakin cepat. Bukan karena perlakuan Falcon, tapi karena ia ketakutan karena hampir saja ia ketahuan. "Hhaaaahhh, baiklah, tapi kamu tidak apa apa kan?aku sedang dikamar baby. Oh ya, besok kita harus bertemu Baby, ada yang mau aku bicarakan. Bisa?” tanya Daren. Shalom sedikit bernafas lega karena berhasil meyakinkan Daren. “Aku tidak apa-apa sayang, baiklah besok aku ke kantor mu, bagaimana?” "No, tidak usah ke kantor Baby, biar aku saja yang ke tempatmu. Yah sudah Baby aku tutup telepon nya sampai ketemu besok. Love you, Baby” Shalom mengerutkan keningnya bingung. Kenapa sekarang, Daren malah melarangnya untuk menemui pria itu di kantornya. Bukankah ia sudah sering kesana? Bahkan melakukan hal panas di ruang kerja prianya. Namun Shalom tak ingin mempertanyakan itu sekarang. Ia khawatir jika Falcon akan kembali berbuat nekat. Ia pun segera mengiyakan permintaan kekasihnya. Daren. “Okay, sayang, Love You More" setelah mengucapkan itu, panggilan mereka pun terputus dan Shalom sontak bernafas lega. Tuuttt ... tuuttt ... tuuttt Panggilan itu pun terputus dan Shalom kembali meletakkan ponselnya diatas meja kecil disana, dan Ia berbalik menatap Falcon kesal, belum sempat ia membuka suaranya guna menumpahkan semua kekesalannya, Falcon sudah lebih dulu membungkamnya dengan langsung mengulum bibir tebal Shalom. Setelah melepas pagutannya, Shalom yang ingin menumpahkan kekesalannya sejak tadi pun kembali gagal, karena lagi lagi Falcon menyelahnya. Sungguh menyebalkan. "Aku tau kau sangat kesal Baby, tapi perlu kau tau kalau aku cemburu" akunya serius "Aku tidak suka mendengar kau memperlakukannya dengan mesra" Falcon kembali menjabarkan rasa kesal saat ini. Bukan, lebih tepatnya rasa cemburu yang mulai menyeruak di dadanya. Sedangkan Shalom ia hanya berdecak kesal, ia tak terima dengan alasan Falcon. Bagaimana kalau Daren tidak percaya dengan alasannya barusan, atau saat ini Daren sedang mencurigainya. Hhaaahhh Shalom sungguh pusing dengan situasi ini. Namun ia tak bisa menyalakan Falcon sepenuhnya. "Yeah ok Baby, aku yang salah, aku minta maaf" ucap Falcon. Ia mengalah demi wanita yang dicintainya. "Sayang, ini bukan permasalahan meminta maaf. Bagaimana kalau Daren sampai tahu, dia curiga dan tidak percaya dengan alasanku barusan. Apa kamu tidak berpikir jika dia bisa saja membunuhku, sayang,.?!" protesnya lagi. "Aku tidak akan membiarkannya menyakitimu, promise" janji Falcon yakin. Ia tidak tau jika Daren akan menjelma menjadi pria psikopat jika sudah dikhianati. "Okay, tapi lain kali jangan seperti itu. Aku takut dia curiga, dan mencari tau, sayang. Rencana yang kau buat akan gagal bukan,.?" pungkas Shalom mengingatkan sambil menatap manik Falcon. Pria itu pun langsung mengangguk. "Aku tidak akan mengulanginya lagi Baby, promise" ucap Falcon dengan senyum tampannya. Yah, Falcon adalah pria yang cukup tampah. Ia tak berbeda jauh dari Daren. "Bisa kita lanjutkan satu ronde lagi, Baby,.?" Tanyanya pada Shalom. Sebenarnya bukan bertanya karena Falcon langsung mengulum bibir tebal Shalom dan mengungkungnya, Dan mereka pun kembali menciptakan penyatuan nikmat dan melanjutkan kegiatan panasnya. Falcon mulai menyentuh setiap inci tubuh wanita itu dengan sentuhan yang bahkan Shalom tak mampu menolaknya. Kali ini pria itu akan pastikan kalau permainan panasnya ini tidak akan berakhir dengan cepat. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN