Ini bukan kisah cinta klasik antara mahasiswi dan dosennya. Semua jauh lebih rumit dari yang kalian kira. Benang kusut di antara keduanya memperumit keadaan. Hingga pelarian menjadi cara penyelesaian masalah terbaik. Sebelum semuanya jatuh lebih dalam.
***
Kamu adalah pelangi yang membuat hariku terasa indah. Sayangnya, aku lupa jika pelangi bisa muncul dan pergi kapanpun.
Kamu juga kabut yang begitu menusuk, menutup semua kehangatan semu yang membuatku terbuai.
Satu-satunya kesalahan dalam hidup kita adalah masa lalu. Ternyata benar apa kata orang, masa lalu bisa menjadi pisau paling tajam pemutus hubungan manusia. Termasuk kamu dan aku.
Akankah kita bisa bersatu seperti cinta kita yang terasa tulus ini? Atau memang masa lalu itu akan selalu menjadi penghalang, menjadi tembok besar yang tak bisa kita lewati.
Apakah kita harus sama-sama menyerah pada dinding tinggi di antara kita? Atau mungkin kamu menemukan cara untuk berdamai dengan semuanya?
Galen.
Tahukah kamu kalau aku masih menunggumu dengan sejuta harapan? Meski aku tahu, tak semua hujan meninggalkan pelangi. Bisakah aku berharap, sekali lagi saja aku melihat pelangiku?