Salah Jatuh cinta

Terlahir sebagai seorang anak kalangan kelas atas tak membuat seorang Mahira Zalikha Manik menjadi manja. Mahira memilih hidup mandiri dan menjauhi fasilitas dari kelurganya meskipun dia harus bekerja di perusahan orangtuanya tapi dia merahasiakan jati dirinya. Mahira berjalan dengan setengah berlari memasuki lobby kantor yang sudah mulai lenggang tentu saja sekarang sudah jam 8 pagi, sial gara-gara ajakan Vivi semalam pagi ini dia kesiangan. "Pagi mba Ira" sapa Nouren resepsionis paling ramah sepanjang masa "Pagi Ren pak Kalvin sudah datang" Nafasnya masih ngosngosan "Sudah mba barusan " Nouren tersenyum manis. Mahira langsung bergegas masuk ke ruangannya.. "Telat lu " Tanya Anisa "Iya, pak Kalvin udah datang" Mendudukan pantatnya di kursi dan langsung menyalakan komputernya "Udah tadi di cariin " ujar Anisa "ok, makasih " Mahira langsung bangkit dan berjalan menuju ruang kerja atasanya. "sooryyy..pak saya gak lihat " ujarnya menutup mukanya dengan map yang di bawa Gila masih pagi dan dia haus melihat live adegan 18+ "Lain kali ketuk dulu dong Ira" Ujar Kelvin terkekeh.. "Hayy Ira long time no see " Wanita yang duduk di pangkuan Kalvin turun dan mendekati Ira.. "Kamu apa kabar " ujarnya menautkan pipinya ke pipi Mahira. "Kak Zia kapan sampai " tanyanya "Semalam aku baru sampai, dan pagi ini tuhh atasan kamu minta aku datang " ujar Zia mengerucutkan mulutnya "Haduhh kak untung gue yang masuk coba kalo yang lain, lagian kalo mau melepas rindu sono ke hotel jangan di kantor" ujarnya ketus Kelvin hanya tergelak menanggapi ucapan adiknya. "Nanti malam pulang kan? " Ya Kelvin adalah kakak kedua dari Mahira dan sesuai kemauan Mahira dia juga menyembunyikan status Mahira. "Lihat ntar kalo gak lembur " mendorong map ke d**a Kelvin "Ke hotel gih atau ke Villa jangan di kantor" ujarnya sinis kearah kakaknya dan tersenyum kearah Zia sebelum keluar ruangan. Mahira bersungut-sungut keluar dari ruangan Kelvin bisanya ciuman di kantor gumamnya "Kenapa lagi lu " Tanya Anisa "lu gak bilang lagi ada orang di ruangan pak Kelvin " semprotnya pada Anisa "Haha, pasti lihat live 18+ ya " Sial Anisa malah terbahak dan tebakannya benar Mahira memilih bungkam dan melanjutkan pekerjaannya, meski ada sedikit rasa rindu ingin di sentuh oleh seseorang. "Miss u honey " Batinnya . . . . Diko baru saja keluar dari ruangannya tujuannya adalah ke pantry untuk membuat kopi entah kenapa matanya terasa berat. Tiba di pantry dia tak menjumpai satupun office boy yang bertugas hari ini. "Mas mau bikin apa ? " Suara seorang wanita mengagetkannya. " Ehh mau kopi " jawabnya gugup karena kaget "Kamu baru ya ? " tanyanya matanya mengikuti gerakan perempuan itu. "Iya mas, baru hari ini " ujar Wanita itu tanpa menoleh "Ini sudah mas " Wanita itu menyodorkan segelas blackcoffe "Nama kamu siapa ? " Tanya Diko masih dengan menyesap kopinya "Aku Arumi mas " Wanita itu menoleh menatap Diko "Ohh ok makasih Arumi " ujar Diko keluar Pantry dan membawa kopi buatan Arumi. Menghirup aroma kopi selalu membuatnya rindu pada seseorang . Miss u baby .gumamnya . . . Mahira terpaksa mengikuti ajakan Kelvin untuk pulang dengan alasan mama rindu. padahal setiap hari juga mama selalu menemuinya saat jam istirahat atau pas jam pulang kantor. "Malam non " Sapaan dari pelayan di kediaman keluarga Manik menyambutnya saat dia baru sampai. Mahira melemparkan senyum dan melenggang masuk ke ruang makan tempat di mana katanya ada makan malam spesial dan bener spesial.. "Surprise..." teriakan Malika kakak pertamanya sontak membuat Mahira berlari menubruk kakak yang dia rindukan. "Kakak kapan datang, Mas Kelvin jahat banget gak ngasih tau" gerutunya "Kak pulang sama Zia ya kan Zi " Zia menganngukan kepala dan tersenyum menikmati kehangatan kakak dan adik yang melepas rindu. "Kamu katanya sekarang jadi anak buah Kelvin dihh mau maunya " ujar Malika menuntun Mahira untuk duduk di sebalahnya. "Alice mana kak? " Sejak masuk tadi keponakan yang paling dia rindukan tak nampak bergabung bersama di meja makan. "Alice tadi udah tidur masih jetlag dia " "Udah makan dulu ngobrolnya ntar lagi " intrupsi dari papa membuat semuanya duduk diam dan menikmati hidangan malam ini. Selesai makan malam Kelvin memilih mengantar Zia pulang sementara Papa menuju ruang kerjanya,tinggalah perempuan keluarga manik duduk di teras samping sambil bercerita dan melepas rindu. "Kamu kenapa sich malah keluar dan jadi mandiri gini" Malika yang baru tau tentang keputusan Mahira keluar dari rumah dan memilih menutupi jati dirinya. "Ya aku gak mau aja di manfaatin orang kalo mereka tau aku anak dari keluarga Manik " "Kakak tau sendiri kan dulu gimana teman-teman aku? " "Dan aku sekarang nemu teman yang bener tulus sama aku saat aku keluar dari rumah tanpa embel-embel keluarga Manik " "Uhhhh adikku sekarang udah dewasa banget " Malika memeluk erat Mahira. "Udah malam mama masuk dulu ya " mama yang jadi pendengar baik kala dua anak perempuan nya bercerita tak mampu lagi menahan kantuk. "Jangan sampai Mahira pulang Kak " ujar mama sambil berlalu masuk kedalam. "Siap bos" "Eh, Diko gimana? " "Ya gak gimana-gimana masih hidup tu " ujar Mahira asal "Iya udah tau masih hidup kamu masih berhubungan kan sama Diko ? "Cerca Mahira "Masih kok, hubungan sebatas temen" ujar Mahira menunduk. Dia terpaksa harus meninggalkan Diko karena kedua orang tua Diko tak pernah memberikan restunya. "Masih belum dapat restu ya " Malika setengah berbisik dan melirik kedalam rumah. " Ya begitulah kak" Mahira tersenyum sumbang entah bagaimana kisah cintanya. Dia pun tak tau sampai mana mampu bertahan dengan keadaan ini, terlahir sebagai putri bungsu keluarga Manik tak serta merta memudahkan semuanya apalagi urusan hati, karena nama belakangnya dia harus berpisah dengan cinta pertamanya.