40. Akhir Sebuah Kisah

1439 Kata

Baik Agnes maupun Lucas tidak tidur malam itu. Keduanya bergelut dengan pemikiran masing-masing, di dua tempat yang hanya terhalang oleng dinding tembok. Lucas yang menyesal mengapa Merin tiba-tiba mencium bibirnya, padahal mereka hanya tengah bercengkrama biasa. Hubungan mereka sungguh hanya berteman, Lucas meyakini itu. Orang-orang di kelab memang selalu frontal dalam bicara, tapi untuk kasus kali ini, dia baru mengalaminya, dan jelas membuatnya terkejut apalagi secara tiba-tiba Agnes muncul di sana. Sementara Agnes duduk diam seraya memeluk dirinya sendiri. Menatap kosong ke arah pintu, dengan tangis tanpa suara. Pikirannya dipaksa untuk tetap berpikir jernih dalam keadaan ini. Tapi semuanya sudah terlambat. Agnes sungguh dilanda bingung tak berkesudahan. Rasa sakit, malu, dan frustras

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN