Bab 31

1000 Kata

Menjelang makan siang, Pras meminta Arini untuk masuk ke ruangannya. Tak lama kemudian Arini datang dengan wajah malu-malu. Ia tundukkan kepalanya tak berani menatap Pras di depannya. "Maaf, Pak, soal surat tadi …." Ucapan Arini menggantung, ia memang wanita yang ekspresif tapi selalu diakhiri dengan rasa malu seperti ini. Baru terpikirkan olehnya jika mengirim surat seperti itu sangat kelewatan dan memalukan. "Surat yang mana?" tanya Pras mencoba bersikap seolah dia tak tahu apa-apa soal benda yang dibahas sekretarisnya. "Eh?" Arini melirik ke arah paper bag yang dia beri tadi, masih tersimpan di tempat semula seperti belum tersentuh sama sekali. "Hehe, bukan apa-apa, Pak," sambungnya kemudian. "Setelah makan siang tidak ada jadwal lain bukan?" tanya Pras langsung ke inti alasan peman

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN