Keterlaluan

1027 Kata
Luis dengan cepat menangkap tangan Ellena, seperti yang diduga sebelumnya jika Luis lebih dari sahabat Bryan dan sekarang dia lebih terlihat sebagai bodyguard Bryan. Bryan tersenyum saat Luis menatap Ellena dengan tatapan yang tajam. "Lepaskan! Apa yang kau lakukan? Apa kau juga sama seperti orang ini? Atau kau pembantunya?" ucap Ellena yang telah dikuasai emosi. "Jaga ucapan mu nona, kau tidak tahu dengan siapa kau sedang berhadapan," ucap Luis memperingatkan Ellena. "Sial, aku tidak bisa melakukan apapun ditambah lagi bos tidak membelaku sama sekali," gumam Ellena menahan amarahnya. Luis melepaskan cengkeraman tangannya. Ellena nampak mengusap tangan yang sebelumnya Luis cengkram, nampaknya itu terasa sakit sehingga Ellena melakukan itu. "Maafkan aku tuan, Bryan, aku akan memperingatkan karyawan ku agar dia lebih sopan terhadap tamu," ucap Bobi membungkuk memohon maaf. "Satu-satunya cara memaafkan wanita ini dengan memecatnya. Dia berani tidak sopan pada tamu dan berani menentang ucapan ku," ucap Bryan menyeringai. Ucapan Bryan membuat Ellena panik dan ia cukup ketakutan akan perkataan itu. "Bryan, jangan ikut campur urusan mereka," ucap Luis mencoba menenangkan Bryan. "Kali ini kau bisa menilai sendiri Luis, walaupun aku tidak sopan padanya, seharusnya dia tetap berprilaku sopan tetapi, nyatanya dia mudah tersulut emosi dan hal itu tidak baik untuk kehidupannya," ucap Bryan membuat Ellena sedikit berpikir. "Dia benar, seharusnya aku tidak terpancing emosi," gumam Ellena menundukkan kepalanya. "Luis, sepertinya aku tidak selera memakan makanan ini, apa yang harus aku lakukan pada makanan ini?" tanya Bryan mengangkat sepiring Escargot dan mengaduknya. Semua orang nampak khawatir dengan aksi yang dilakukan Bryan, Bobi juga tak dapat melakukan apapun di sana selain melihat kelakuan Bryan pasrah. "Tuan Bryan, aku mohon maafkan pegawai ku, aku akan mempertimbangkan pendapat mu," ucap Bobi mencoba menenangkan Bryan karena kondisi di sana cukup menegangkan. "Bobi, aku jadi ingat kejadian beberapa bulan yang lalu, apakah pegawainya sudah kau pecat? Kau tahu kan apa yang aku lakukan pada orang itu?" tanya Bryan membuat Bobi terkejut. "Apa? Jangan-jangan? Tidak, tuan Bryan jangan sampai melakukan hal itu," gumam Bobi nampak khawatir dan ketakutan. Ketika Bobi akan mengatakan kalimat selanjutnya tiba-tiba Bryan menumpahkan Escargot di kepala Ellena yang membuat gadis cantik itu terkejut sampai membelalakkan matanya serta membuka mulutnya. Tak sampai di situ, Bryan kemudian menumpahkan air setelahnya. Kelakuan Bryan disaksikan banyak orang dan tak ada yang berani ikut campur begitupun Bobi, Bryan nampak menikmati bahkan ia tertawa melakukannya. "Hahaha ini sangat menyenangkan!" ucapnya seperti orang tak bersalah. Tanpa sadar air mata Ellena terjatuh ketika ia menyadari jika dirinya sedang dipermalukan oleh Bryan di depan umum, ini adalah pengalaman pertamanya diperlakukan seperti ini oleh orang lain, Ellena bahkan teringat semua kejadian yang menimpanya di masa lalu ketika saudara-saudaranya selalu membully dirinya. "Apakah nasibku semalang ini? Aku kira setelah aku lulus sekolah, semua akan baik-baik saja dan kehidupan ku jauh lebih mudah dan menyenangkan, ternyata kekejaman itu masih bisa kurasakan sampai detik ini, aku merasa langit tak begitu luas untuk aku terbang sampai akhirnya aku selalu terjatuh di daratan yang sama, kelakuan pria ini benar-benar membuat mentalku semakin buruk," gumam Ellena pasrah diperlakukan seperti itu. Bobi yang melihatnya merasa kasihan pada Ellena kemudian ia meminta Bryan untuk menghentikannya. "Tuan, aku mohon berhenti, orang-orang kita memperhatikan anda," ucap Bobi memohon. "Apa yang kau katakan Bobi? Apa kau membela seorang yang bersalah? Aku takkan membiarkan dia hidup tenang, bahkan aku akan terus menandainya agar dia tahu dunia ini tak cukup indah untuk dinikmati jika orang itu selalu merasa paling baik," ucap Bryan seakan dia sedang menasihati dirinya sendiri. Kemudian dengan refleks Ellena membersihkan semua makanan yang sebelumnya Bryan tumpahkan di kepalanya membuat ubin tempat Ellena berdiri terlihat kotor. "Oh, kau cukup mengerti juga apa yang seharusnya kau lakukan, benar seperti itu, bersihkan lantai itu dengan bersih," ucap Bryan menginjak lantai dan menggosok lantai itu dengan sepatu pantofel hitamnya sehingga lantai di sana semakin kotor. "Oh ya, sekalian kau bersihkan juga sepatuku," ucap Bryan nampak bahagia. Pria ini cukup gila dan merasa berkuasa atas apa yang ia lihat di depan matanya, gadis baik seperti Ellena saja berhasil ia permalukan di depan umum padahal Ellena bukanlah siapa-siapa, sungguh pria tak punya rasa kemanusiaan. Luis sudah tak dapat menahan emosinya, ia mengambil serbet di atas meja kemudian ia berjalan menuju Ellena dan membersihkan kepalanya. "Apa kau baik-baik saja? Kau tidak harus merendahkan dirimu di depan orang yang menghinamu, kau cukup balas dia dengan senyuman dan lakukan yang terbaik agar orang itu merasa malu karena telah mempermalukan gadis sebaik dirimu," ucap Luis terus membersihkan kepala Ellena membuat Ellena seketika terpana oleh perlakuan lembut Luis. "Ya ampun, apa yang kau lakukan Luis? Lagi-lagi kau datang seperti seorang pahlawan, apa yang ingin kau tunjukkan di depan orang-orang? Melihat kelakuan mu, aku jadi bosan. Luis, aku akan pergi ke mobil duluan, kau susul aku setelah selesai membantu wanita ini," ucap Bryan pergi tanpa rasa bersalah sedikitpun. Luis memaklumi hal itu karena Bryan memang sudah biasa melakukannya, dan seperti yang Bryan katakan jika Luis itu selalu jadi malaikat penolong para wanita yang telah dipermalukan oleh Bryan, Luis benar-benar berbeda dengan Bryan, dia lebih lembut pada wanita dibandingkan Bryan bahkan sangat jauh berbeda. "Maafkan sahabat ku, dia memang orang seperti itu, dia tak pernah menyukai setiap pekerjaan yang seharusnya dilakukan laki-laki kemudian dikerjakan oleh seorang wanita, bagi Bryan wanita itu derajatnya sangat rendah bahkan dia mengira jika wanita tak lebih dari sebuah objek seksual saja," ucap Luis membuat Ellena semakin mengiris hatinya. Dalam batin Ellena, dia tak percaya jika di dunia ini ada pria sekejam Bryan dan ia merasa beruntung karena Luis menolongnya. "Maafkan aku tuan Luis, kau tidak usah membersihkannya, biarkan dia melakukan itu," ucap Bobi takut Luis tersinggung. "Tidak usah khawatir Bobi, kau kenal aku jadi kau seharusnya tahu apa yang aku lakukan," ucap Luis membuat Bobi sedikit tenang. "Ba-baik tuan," ucap Bobi. Setelah selesai membereskan itu kemudian Luis pamit untuk menyusul Bryan, Ellena sempat berterimakasih atas bantuan Luis. "Tuan Luis, terimakasih kau telah membantuku, dan soal cengkeraman tanganmu barusan, aku sangat berterimakasih karena jika tadi aku tetap melakukannya mungkin aku akan berada di sel tahanan sekarang," ucap Ellena yang masih terlihat kotor setelah tumpahan makanan itu dibersihkan Luis. Luis tersenyum kemudian ia berbalik badan dan meninggalkan Ellena. "Baguslah kau faham maksud ku," ucap Luis pergi meninggalkan restoran itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN