Semua Akan Berubah

1031 Kata
Pria yang menjemput Ellena tak lain adalah bosnya yang baru, pria itu dengan kewenangannya berhasil memaksa Ellena bekerja di kantornya, alasan satu-satunya Bryan terkejut melihat pria itu karena dia adalah salah seorang kompetitor perusahaan yang Bryan pimpin serta beberapa kali hampir menjatuhkan perusahaan Bryan walaupun semua usaha yang dilakukan pria itu tetap gagal. "Paul Grey? Apa dia pacar wanita ini? Bagaimana bisa seorang pebisnis besar seperti dia mau berpacaran dengan wanita tak tau sopan santun ini? Bukankah Paul orang yang sedikit perfeksionis? Atau jangan-jangan dia hanya memanfaatkan wanita ini?" gumam Bryan menatap curiga pada Paul yang menurutnya memiliki selera yang rendah. "Ellena? Siapa wanita di belakang mu? Apa dia temanmu?" tanya Paul. Di belakang pria itu empat orang bodyguard bertengger rapi dengan kacamata hitam dan jas hitamnya setia mengawal Paul kemanapun. "Aku tidak mengenalnya, dia wanita yang aku tolong kemarin," jawab Ellena membuat Paul terus memperhatikannya. "Sepertinya aku tidak asing dengan wajah itu, apakah kita pernah bertemu, nona?" tanya Paul yang langsung mengajak Bryan yang ada di belakang Ellena berbicara. "Hah? Bagaimana tidak, kita, kan," Bryan menghentikan ucapannya, dia masih belum terbiasa dengan tubuh itu, hampir saja ia mengatakan jika mereka memang sering bertemu. "Maksudku, siapa yang tak kenal dengan mu, pria kaya yang memimpin perusahaan besar yang ada di Amerika bahkan menjadi salah seorang terkaya di dunia versi majalah Morbes," ucap Bryan yang membuat Paul sedikit tertawa kecil. "Waw, apa aku seterkenal itu? Siapa namamu? Apa pekerjaan mu?" tanya Paul membuat Ellena sedikit cemburu. "Aku? Namaku Bianca," ucap Bryan menghentikan ucapannya, ia bingung harus mengatakan apa pada Paul. "Apa pekerjaan ku? Aku tidak mungkin mengatakan seorang yang memimpin perusahaan, jika dia bertanya pasti akan menertawai ku," gumam Bryan belum menjawab pekerjaannya. "Bianca, nama yang bagus, aku harap harimu juga bagus, saranku jangan bepergian jika tidak tahu jalan, oh ya Ellena bilang kau kehilangan semua kartu identitas mu, apa kau korban pencurian? Apa kau mau aku bantu untuk menghubungi polisi?" tanya Paul membuat Bryan jengkel. "Ada apa dengan pria ini? Bagaimana bisa dia sangat baik padaku? Apa dia selalu seperti itu pada seorang wanita? Aku benar-benar muak melihat wajahnya," gumam Bryan. "Nona? Apa kau lebih senang bengong daripada mengobrol dengan seorang pria?" ucap Paul. "Tidak usah sok akrab dengan ku, kau pikir kau siapa?" ucap Bryan membuat para pengawal Paul melangkahkan kakinya. "Eh? Mau apa kalian?" tanya Bryan melihat bodyguard Paul melangkahkan kakinya. "Berhenti, dia tidak mengancam ku, kalian membuat wanita cantik itu ketakutan," ucap Paul menahan para bodyguardnya untuk tidak mudah terpancing walaupun bosnya dalam keadaan yang tertekan. Empat orang penjaga Paul adalah orang-orang terpilih yang sangat sigap melindungi Paul di manapun, bahkan karena ke empat bodyguardnya itu tak ada seorang pun yang berani mendekatinya, dia sudah seperti seorang presiden yang dikawal oleh orang-orang pilihan, belum lagi ia memiliki sebuah sasana yang mana itu adalah anak-anak didiknya semua. "Paul, bodyguardnya cukup sigap, dia adalah orang yang berbahaya dan tidak boleh dilawan sembarangan apalagi sekarang aku bukan siapa-siapa, seharusnya aku bisa menjaga sikap di depannya sekarang," ucap Bryan tetap menjaga pandangannya. "Baiklah Ellena, sebaiknya kita segera pergi, aku tidak ingin terlalu siang, lagipula ada hal lain yang harus aku lakukan," ucap Paul meminta Ellena untuk bersiap pergi bekerja dengannya. Sementara Ellena pergi, kini Bryan juga sudah meninggalkan kostan Ellena dan ia nampak mengenakan baju Ellena lalu pergi ke luar entah kemana. Hari berlalu dan akhirnya malam pun telah tiba, hari ini Ellena pulang cukup malam sedangkan ia besok harus kembali bekerja lagi, setelah beberapa langkah ia meninggalkan pintu, tiba-tiba suara ketukan terdengar membuat Ellena kembali lagi membuka pintu. Di depan pintu itu telah berdiri Bryan dengan wajah kelelahan dan ia meminta untuk tinggal di sana beberapa hari lagi sampai orang yang ia kenal menjemputnya. "Kau lagi? Apa kau tidak ada niat untuk pulang ke rumah mu?" tanya Ellena merasa terganggu. "Aku tidak punya uang, ijinkan aku menginap semalam lagi dan besok aku akan pergi," ucap Bryan memohon. "Jadi, kau butuh uang? Apa kau benar-benar membutuhkannya?" tanya Ellena pada Bryan. "Iya, apa kau bisa meminjamkan uang padaku? Aku akan menggantinya jika aku telah bertemu dengan orang kepercayaan ku," ucap Bryan berharap kali ini Ellena memberikan ia pinjaman. Ellena berpikir dan saat ini ia bahkan menatap ke arah bulan sabit yang terlihat terang di atas awan. "Sebenarnya aku tidak masalah meminjamkan kau uang tetapi, kau itu orang asing bagiku, aku takut kau menipuku dan memerasku," ucap Ellena membuat Bryan tersinggung. "Apa kau bilang? Untuk apa aku melakukan itu? Aku tidak mungkin berbohong padamu," jawab Bryan sedikit kesal. "Maaf, tapi aku tidak suka caramu meminta, sebaiknya kau bekerja untuk mendapatkan uang," ucap Ellena yang semakin mencurigai gerak-gerik Bryan dan bisa saja itu adalah modus kejahatan walaupun pada akhirnya Ellena tetap menerima Bryan untuk menginap. "Jadi, kau tak ingin meminjamkan uang padaku?" tanya Bryan. "Mungkin beberapa hari lagi aku akan sadar jadi, untuk malam ini kau boleh menginap di tempat ku," ucap Ellena mempersilakan Bryan untuk masuk. "Tidak pernah sebelumnya aku merendah di hadapan wanita, dia benar-benar membuat aku sedikit kesal," ucap Bryan masuk ke dalam sana. Bryan semakin sadar akan kesalahannya saat ini bahkan ia sudah tidak lagi merendahkan Ellena walaupun sebenarnya Bryan selalu kesal tiap kali melihat wajah Ellena. Ellena yang awalnya ragu pada Bryan, perlahan mulai merasa iba apalagi saat tahu Bryan adalah korban pencurian. Malam itu Ellena menyempatkan diri untuk bertanya kepada Bryan tentang apa yang sebenarnya terjadi padanya. "Kenapa kau ingin tahu?" tanya Bryan yang saat ini merebahkan dirinya di sofa. "Kehadiranmu terlalu misterius, bahkan aku tidak menyangka jika kau adalah korban pencurian, awalnya aku hanya menebak saja, dan bagaimana bisa kau sampai ke tempat ini sedangkan keluarga mu saja ada di Los Angeles," tanya Ellena. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saat aku bangun semuanya sudah seperti ini," ucap Bryan. "Maksudnya? Kau tidak sadar telah kehilangan semuanya?" tanya Ellena. "Ya begitulah, aku tidak tahu apa penyebabnya, mungkin aku terlalu berdosa," ucap Bryan semakin menyadari apa yang telah ia perbuat. "Rupanya kau masih ingat dosa, aku kira perempuan kasar seperti mu tidak peduli akan hal itu, aku harap kau bisa segera bertemu keluarga mu, aku akan meminjamkan mu uang agar kau bisa terbang ke sana," ucap Ellena membuat Bryan gembira dan seketika ia bangun dari posisinya. "Benarkah?" tanya Bryan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN