Akhirnya Bianca mengikuti diam-diam mobil itu ke dalam walaupun pada akhirnya ia ketahuan oleh penjaga gedung dan dikejar. Bianca hapal betul peta wilayah gedung itu sehingga pada akhirnya ia berhasil menemui Luis di sana.
"Ini kesempatan ku, aku harus berlari sekuat tenaga!" Bianca akhirnya berlari dan dua orang penjaga itu nampak tak bisa melakukan apapun karena mereka sedang menyambut tamu yang baru datang menggunakan Porche.
"Wanita itu, kejar dia! Dia wanita aneh, bisa saja dia melakukan sesuatu pada orang-orang yang ada di dalam," ucap salah seorang penjaga yang kemudian salah seorang dari mereka mengejar Bianca.
Bianca terus berlari, akibat pengetahuannya tentang struktur bangunan, akhirnya ia sampai ke ruangan Luis kemudian ia mengetuk pintu itu.
"Luis apa kau ada di dalam? Buka pintunya aku ingin bicara padamu," ucap Bianca kemudian seorang penjaga yang tadi mengejarnya kini telah berada di belakangnya dan menarik paksa Bianca agar keluar dari kantor itu.
"Apa yang kau lakukan nona? Apa kau tahu perbuatan mu sudah melanggar hukum? Kau bisa kamu adukan ke pihak berwajib," ucap penjaga itu kemudian Bianca yang kesakitan karena kedua tangannya kini dicengkeram kuat berusaha menjelaskan kembali bahwa dirinya adalah Bryan.
"Lepaskan aku, aku adalah Bryan, pemilik perusahaan ini, apa kau tidak bisa membedakan? Aku akan memecatmu jika kau tidak melepaskan tanganku," ucap Bianca yang sama sekali tak dipedulikan oleh penjaga itu.
Mendengar keributan dari luar ruangannya kemudian Luis membuka pintu ruangan itu dan melihat Bianca tengah diseret paksa oleh penjaga.
"Ada apa ini? Siapa wanita itu?" tanya Luis melihat wanita cantik dihadapannya.
Karena ini adalah kantor baru sehingga hanya ada beberapa staf saja yang bekerja di sana, kegaduhan yang dibuat Bianca juga membuat Luis sedikit panik karena tamu perusahaan sudah sampai di depan kantor dan akan masuk, untuk itu Luis meminta kepada penjaga untuk mengusirnya.
"Maafkan aku tuan tetapi, wanita ini menerobos masuk saat kami membuka pintu gerbang kantor," jawab penjaga itu membela diri.
"Aku tidak peduli, kau bertanggungjawab atas keamanan yang ada di tempat ini, jangan biarkan wanita ini berbuat onar, mungkin dia adalah salah seorang warga yang diutus untuk protes pada perusahaan kita dan itu jangan pernah kita biarkan," ucap Luis nampak panik.
"Baik tuan, aku akan menyeret wanita ini jika dia tak mau keluar," ucap penjaga itu.
"Luis, apa kau tidak tahu aku? Aku Bryan, lihatlah mataku, aku ini temanmu, dan sekarang aku berubah menjadi wanita, suruh penjaga ini melepaskan cengkeramannya!" Bianca terus memberontak dan diseret dengan paksa, walau begitu dia tetap berteriak dan mengatakan jika dirinya adalah Bryan pemilik perusahaan itu.
"Ayo cepat, aku mohon kau jangan membuat kegaduhan di tempat ini," ucap penjaga itu.
Sementara Luis hanya menghela napasnya dan mencoba menemui kliennya.
"Ada-ada saja, wanita itu bahkan lebih gila dari wanita yang selalu menunggu Bryan di depan gerbang perusahaan, bisa-bisanya dia mengaku sebagai Bryan, dasar wanita gila," ucap Luis melangkahkan kakinya.
Bianca diseret sampai terlihat oleh Max, seorang pria yang saat ini akan melakukan pertemuan dengan Luis. Max Job adalah seorang pengusaha muda yang berasal dari Itali, dia terkenal karena kebaikannya dan seorang yang sangat mencintai kebersihan, Max sendiri memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang digital dan kedatangannya kemari untuk membicarakan kerjasama dengan perusahaan yang sekarang di pimpin oleh Luis.
"Hei kenapa kau menyeret wanita itu? Lihatlah pakaiannya kotor, lepaskan dia dan biarkan dia berjalan," ucap Max mendekati Bianca yang nampak kesulitan untuk berdiri.
"Dengar itu, lepaskan aku, aku bisa berjalan sendiri," ucap Bianca kemudian penjaga itu melepaskan cengkeramannya.
Max mendekati Bianca dan mengulurkan tangannya yang sekarang dilapisi oleh sarung tangan karet.
"Boleh aku bantu nona manis? Kau akan semakin kotor jika terus berada di lantai seperti itu," ucap Max membuat Bianca sedikit jijik.
Walaupun saat ini Bryan memiliki fisik seorang wanita tetapi, dia tetap merasa jijik jika ada pria yang nampak ingin menggodanya karena dia masih memiliki pikiran normal layaknya laki-laki.
"Apa-apaan tangannya? Dia melapisi tangannya untuk menolongku? Apa rumor yang mengatakan jika max adalah pecinta kebersihan benar adanya?" gumam Bianca yang menolak uluran tangan Max.
"Tidak usah, aku bisa berdiri sendiri," ucap Bianca kemudian ia berdiri.
"Baiklah tidak masalah, aku sarankan padamu jika ingin bepergian jangan menggunakan pakaian berwarna putih, karena hal itu akan membuat debu yang menempel di pakaian mu lebih mudah terlihat dan hal itu membuat orang sedikit risih akan penampilan mu," ucap Max memperhatikan setiap jengkal pakaian Bianca yang terlihat kotor.
Kemudian Max berjongkok dan mencolek lantai dengan jari yang telah ia lapisi sarung tangan plastik sebelumnya, nampak sebuah debu menempel di sana kemudian Max mengkritik soal lantai itu.
"Debunya terlalu tebal, apakah lantai ini tidak pernah dibersihkan? Ini begitu mengganggu, aku butuh sapu untuk membersihkan ruangan ini," ucap Max yang kemudian salah seorang sekretarisnya mencoba melarang Max.
"Pak direktur, lebih baik kita fokus pada pertemuan yang akan kita lakukan, jika kau melakukan hal itu maka kau akan melukai perasaan orang-orang yang ada di sini," ucap sekretaris wanita yang nampak menggunakan masker itu.
"Tidak masalah Rosalin, aku hanya ingin memberikan contoh yang baik agar mereka dapat menjaga kebersihan yang ada di sekitar mereka, kebersihan adalah fokus utama nomor satu bagi manusia, jika lingkungannya bersih artinya orang itu adalah orang yang menghargai lingkungannya," ucap max mencari sapu yang ada di sana.
Max tak menemukannya sehingga ia mengambil lap yang ada di saku jasnya kemudian ia mengelap debu yang menempel di lantai.
"Apa-apaan orang itu? Dia terlalu berlebih-lebihan, dia pikir kantor ku sangat kotor? Dasar pria yang aneh!" gumam Bianca kemudian ia pergi keluar.
Di luar kantor itu Bianca memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa berbicara dengan Luis dan meyakinkannya, akhirnya Bryan menunggu Luis dan berharap dia bisa berbicara dengan sahabatnya itu.
"Sial, bagaimana caraku agar Luis mau mendengarkan aku? Apa aku harus menunggu dia di sini? Aku tak mau kembali lagi ke rumah gadis itu," ucap Bryan yang kemudian ia menunggu di sekitar kantor sampai Luis selesai pekerjaannya.
Sementara itu di dalam kantor, Luis yang melihat Max membersihkan lantai kemudian memanggil cleaning servis ke hadapannya.
"Max? Apa yang dia lakukan?" gumam Luis saat melihat Max nampak membersihkan lantai dengan lap ditangannya.
"Penjaga, panggil petugas kebersihan, bagaimana kau bisa membiarkan tamu kehormatan kita melakukan hal itu? Sungguh memalukan," ucap Luis kemudian penjaga itu memanggil petugas kebersihan dan langsung membersihkan lantai.
Sementara Max nampak tersenyum karena melihat kegigihan sang petugas kebersihan yang menyapu lantai.
"Jika petugas kebersihan mendapatkan gaji yang besar maka dia akan melakukannya jauh lebih baik," ucap Max kemudian Luis mengajak mereka untuk pergi ke ruangannya untuk membicarakan semua kerjasama mereka.
"Maafkan aku tuan, Max. Aku menyesal karena kau sampai harus membersihkan lantai di area kantor kami," ucap Luis mengajak berjabat tangan.
"Tidak masalah tuan, Luis. Aku hanya reflek melakukan itu karena yang aku lakukan sudah seperti kewajiban ku sendiri dan aku tak menyukai sesuatu yang kotor," ucap Max mengulurkan tangannya kemudian mereka berjabat tangan.
"Apa-apaan tangannya itu? Dia melapisi tangannya hanya karena tidak ingin kotor? Dia benar-benar pria yang aneh," gumam Luis saat melihat pria itu melapisi tangannya.
Bahkan saat Max hendak duduk di kursi yang ingin ia tempati, Max mengeluarkan sebuah semprotan yang berisi cairan pembersih dan mengelap kursi itu dengan lap yang selalu ia gunakan sampai tempat yang ia pakai untuk duduk terlihat mengkilap, bahkan Max mengeluarkan serbet yang ia taruh di tas meja untuk menaruh botol minuman mineral yang ia bawa.
"Maaf tuan, Luis. Aku hanya minum air dari wadah yang aku bawa sendiri karena aku ingin menjaga agar yang masuk dalam tubuhku tetap bersih dan terjaga," ucap Max saat ada seorang office boy menyuguhkan sebuah minuman di hadapan Max.
"Apa-apaan orang ini? Dia juga menolak minuman yang aku berikan? Dia benar-benar aneh, kenapa akhir-akhir ini aku selalu bertemu dengan orang yang aneh?" gumam Luis saat ia mencoba membuka rapat sing itu.
Rapat berjalan dengan baik dan perjanjian diantara kedua belah pihak nampaknya sudah tersepakati, sehingga untuk kerjasama yang akan dilakukan mungkin akan mulai mereka realisasi bulan depan.
"Baiklah tuan, Luis. Terimakasih karena telah menerima proposal yang kami ajukan semoga kerjasama kita mendulang kesuksesan kedepannya," ucap Max berpamitan.
"Sama-sama tuan, Max. Dan anak-anak ku sudah menyiapkan hotel untuk satu bulan ke depan, semoga kau nyaman tinggal di Amerika," ucap Luis tersenyum.
"Terimakasih tuan, Luis."
Hari yang melelahkan itu akhirnya selesai, sore ini Luis akan pergi ke villa yang ia miliki dan ternyata Bianca masih menunggu di luar gerbang itu kemudian ia menahan mobil Luis yang hendak pergi.
"Ada apa?" tanya Luis pada supir pribadi yang membawa mobilnya.
"Ada perempuan yang menghalangi jalan kita, tuan," ucap sopir berkepala plontos itu.
"Siapa? Berani-beraninya dia menghalangi mobil yang aku tumpangi," ucap Luis kemudian ia meminta agar sopir itu terus menancap gasnya tetapi, sang sopir tidak berani melakukannya.
"Jangan berhenti jika perlu kau tabrak saja perempuan itu," ucap Luis tetapi sopirnya tetap berhenti dengan wajah yang kebingungan.
"Ya ampun, apa kau takut?" tanya Luis nampak menghela napasnya.
"Maaf, tuan. Aku tidak bisa melakukannya," ucap sopir itu.
"Siapa wanita itu?" ucap Luis kemudian ia keluar dari mobilnya dan melihat Bianca meneriaki dirinya dan menyebut-nyebut nama Bryan.
"Siapa kau? Kenapa kau menghalangi mobilku?" tanya Luis nampak kesal.
"Luis? Apa kau benar-benar tidak mengenaliku? Aku Bryan, aku tidak tahu bagaimana aku bisa berada di dalam tubuh ini yang jelas aku benar-benar kebingungan sekarang, bantu aku Luis, aku yakin kau tahu cara mengatasi masalah yang aku hadapi sekarang," ucap Bianca mencoba meyakinkan Luis.
Luis hanya diam dan ia langsung meminta Bianca untuk masuk ke mobilnya.